Nicky membuka matanya secara berlahan, kepalanya masih sedikit pusing, dan lengannya terasa nyeri dan berat. Di lihatnya sekeliling ruangan, kenapa aku ada di sini,... apa yang aku alami,....seingatku, aku mau menyeberang ke sebuah taman,..."kenapa aku sekarang ada di sini,.. ?pikiran Nicky penuh tanda tanya. Dan semalam sepertinya dia bertemu Aga, dan memeluknya. Nicky masih ingat jelas apa yang Aga katakan, Aga juga merindukannya, juga mencintainya,...dannn Agaa,.....adalah Bagas,....Nicky melihat wajah Bagas walau tidak begitu jelas. Di liriknya seseorang yang tertidur di kursi berada di samping ranjangnya. Bagas,..!"
Apakah semalam benar , kalau yang di peluknya memang Aga, Dan Bagas mengakui kalau dia Aga,..." apakah semalam bukan mimpi,.."Nicky masih bermain dengan pikirannya.
Di goyangnya pelan pundak Bagas, dengan pelan.
" Gas,...." bangun,..."
Bagas menggeliat pelan, di tegakkan punggungnya yang terasa kaku,...
" Kamu sudah sadar Nick,... " tanya Bagas," kamu mengalami kecelakaan pas menyeberang jalan,... syukurlah kamu selamat,..." lanjut Bagas dan menceritakan kejadian kecelakaan walau tanpa Nicky minta. Bagas bersikap santai dan mencoba untuk tenang, tidak menunjukkan rasa cemasnya yang begitu dalam seperti saat Nicky tidak sadar.
" Gas,.... apakah sebelum aku sadar barusan, aku ada sadar sebelumnya,... semalam mungkin,...?" tanya Nicky.
" Tidak,... kamu belum ada sadar sama sekali ... " kenapa,...?" tanya Bagas
" Semalam aku sepertinya terbangun dan memeluk Aga,...dan kamu adalah Aga, kamu mengakuinya semalam,... " jawab Nicky jujur.
" Mungkin kamu bermimpi Nick,... kamu belum ada sadar, barusan ini tadi kamu sadarnya,...aku akan ke dokter sekarang ya,... Mama sebentar lagi balik, tadi pagi pulang sebentar untuk ganti pakaian,...." kata Bagas,... mengusap rambut Nicky dan berdiri untuk menemui dokter.
" Maafkan aku Nick, biar ini menjadi rahasiaku,... " aku tidak bisa menghancurkan pertunanganmu,... " Batin Bagas menangis sambil melangkah ke ruang dokter yang jaga.
Sepeninggal Bagas, pikiran Nicky tetap terus mengingat kejadian semalam, itu sangat nyata di rasakannya, saat dia memeluk Bagas, dan saat Bagas membalas pelukannya lebih erat, dan pada saat Bagas mengakui kalau dirinya adalah Aga. " Apakah aku yang memang bermimpi, ataukah Bagas yang berbohong,.. " Nicky masih bertanya-tanya.
" Nickkkyyyyy,... Ya Ampunnn Nick,... apa yang terjadi,... " suara teriakan Hana memasuki kamarnya membuat Nicky tersadar.
Hana memeluk Nicky dengan erat, dan mencium kedua pipi Nicky. Nicky nampak kesakitan.
" Meluknya jangan erat-erat kali,... " gerutu Nicky dengan senyum.
" Maaf Nick,... maaf,... " Hana memegang tangan Nicky dan duduk di sampingnya.
" Kenapa kamu sampai tertabrak sih Nick,...pasti ada sesuatu ya,... ayoo cerita ke aku,..." ucap Hana menatap mata Nicky.
Nicky membalas tatapan Hana, Hana adalah sahabatnya yang sudah di anggapnya sebagai kakak, karena Hana lebih tua setahun dari Nicky.
" Kamu janji ya, jangan cerita ke siapa-siapa,.. "kata Nicky .
Hana mengangguk pasti.
Nicky mulai menceritakan kejadiannya dari awal saat Arletta di ruangan Bagas, sampai dengan apa yang di katakan Arletta soal perasaan Bagas, dan sampai akhirnya dia berada di rumah sakit. Dan Nicky pun menceritakan kejadian semalam yang di alaminya pada Hana, juga soal tanggapan Bagas yang menampiknya jika itu hanyalah mimpi.
Hana mendengarkan cerita Nicky dengan serius. tanpa ada menyela sedikitpun.
" Han,...menurutmu apakah Bagas berbohong,...?"
tanya Nicky
" Aku tidak tahu Nick,...mungkin dari cerita Arletta soal perasaan Bagas, dan menurutmu Bagas adalah Aga bisa jadi ya,..." tapi kenapa Bagas harus berbohong,... "
" Itu yang aku tidak mengerti kenapa Bagas harus berbohong, tidak jujur padaku,.."
" Andai ya, pasti Bagas ada alasan yang kuat Nick,..." aku sangat yakin Bagas adalah pria yang baik ..." Hana memegang tangan Nicky.
" Dan kalau memang bagas adalah Aga, apa yang kamu lakukan,...apa kamu akan mengtakan perasaanmu padanya, bahwa kau mencintainya dan merindukannya selama ini,... ?" tanya Hana
" Itu pasti tidak mungkin Han,... " keluh Nicky.
" Kenapa tidak mungkin,...?" tanya Hana lagi
" Ya karena kamu tahu sendiri, kalau aku sudah bertunangan dengan Raka,... "
" Nah,... yang aku maksud,...itu pasti alasannya Bagas,...,untuk berbohong padamu,... "sahut Hana cepat.
" Bagas berbohong padamu, karena dia tahu kamu sudah milik Raka,..." lanjut Hana.
" Aahhhh pusing aku Han,... " kata Nicky memegang kepalanya.
" Sudah jangan di pikirkan,.... anggap aja pemikiranku tidak benar,...dan Bagas benar kalau kamu semalam memang bermimpi,.... kamu harus percaya padanya,..."
Sebelum Nicky menimpali perkataan Hana. terlihat Bagas masuk dengan seorang dokter.
" Sudah lama Han,... " tanya Bagas menyalami Hana.
" Lumayan Gas,... " jawab Hana
Dokterpun memeriksa kondisi Nicky yang keadaannya sudah membaik dan beberapa hari lagi kata dokter bisa di perbolehkan pulang.
Nicky bernafas lega. Dokterpun keluar untuk memeriksa pasien lainnya.
" Nick,... aku pulang dulu ya,... aku harus membereskan bawaanku dulu di rumah,... ntar sore aku balik lagi,... " Hana pamit, karena tidak ingin menganggu Bagas dan Nicky.
Selepas kepergian Hana, Bagas mengambil bubur yang sekalian di belinya tadi. Di keluarkannya tas plastik.
" Kamu sarapan dulu ya,... " kata Bagas mendekatkan kursinya dekat di samping Nicky.
Nicky diam dan menurut.
" Buka mulutnya,... " Bagas menyuapi Nicky dengan perhatian. Sesekali Bagas membersihkan bubur yang tersisa di sudut bibir Nicky, Dan itu berlangsung berulang-ulang. Bagas dan Nicky sangat menikmati suasana romantis itu, Hingga keduanya tidak menyadari jika Raka sudah berada di depan pintu kamar Nicky. Raka melihat suasana itu terasa ada yang sakit di dadanya, apalagi melihat pandangan mata keduanya penuh cinta,... sungguh ada yang terasa hilang di hati Raka. Apakah dia akan kehilangan cintanya,...apakah dia akan kehilangan Nicky,.... pertanyaan itu melekat di hati dan di pikirannya sekarang.
" Hemmm,..hemm ," Raka berdehem masuk menghampiri Nicky dan Bagas.
" Raka,.... " kamu kemari, siapa yang memberitahumu,... ?" tanya Nicky terkejut dengan kedatangan Raka.
Bagas pun meletakkan bubur yang belum habis di atas nakas. Dan berdiri menyalami Raka. Rakapun membalasnya.
" Trimakasih Gas,...sudah menjaga Nicky dengan baik,.... " kata Raka tulus.
" Aku tahu , karena bunda yang menelponku kemarin,... " lanjut Raka menjawab pertanyaan Nicky.
" Duduk Ka,.... aku juga mau pulang untuk mandi,.. sekalian jemput mama,... " Bagas berdiri memegang pundak Raka. menyilahkan Raka duduk di kursinya.
"Nick,... aku pulang dulu ya,... jangan lupa minum obatnya,.. " lanjut Bagas dengan berat hati keluar dari kamar Nicky dan meninggalkan pasangan kekasih yang bertemu.
Bagas bersandar di tembok di balik pintu kamar Nicky. Matanya terpejam, di pegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sangat sakit.
" Rakamu sudah datang Nick, dan aku harus pergi,... dengan luka ini,.... " rintih Bagas berjalan menjauh membawa luka di hatinya.
Semakin hari semakin berat ujian cinta Bagas,...
Dan sangat berat juga Bagi Raka,....
Sungguh Nicky sangat beruntung di cintai dua pria yang sama-sama baik,...