webnovel

The Beginning Of Love (by.Ryn)

"Apakah kamu setuju dengan perjanjian ini?" W.R "Aku harus menambahkan beberapa poin lagi baru mau aku setujui" C.L "Ini sudahku tambahkan. Terserah anda mau menyetujuinya atau ada tambahan lagi" C.L "Apa menurutmu poin tambahaan darimu nanti akan berpengaruh kepadaku?" W.R "Ya hanya untuk berjaga-jaga saja jika kamu nanti bisa melakukan hal yang telah aku sebutkan disana" C.L

Cathy29 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
12 Chs

Kegigihan tak kenal lelah

Sekarang Catherine berada dalam perjalanan menuju kampusnya bersama dengan Hanna. Ya, saat ini mereka berkuliah disemester akhir. Dimana mereka berdua harus menyelesaikan tugas akhir yaitu skripsi. Catherine semalam menginap dirumah Hanna karena ia malas pulang kerumahnya sendiri.

"Kapan kamu akan fitting baju pernikahanmu?" Pertanyaan Hanna membuat Catherine menengok padanya. Fitting baju pernikahan? Benar pernikahaan yang sebentar lagi akan di lakukannya. Jika ia bisa bersemangat menikah dengan pria yang ia cintai, pasti saja pernikahan ini bisa ia lakukan dengan senang hati.

"Tinggal terima jadi aja" Hanna mendengar jawaban sahabat sekaligus sepupunya ini kesal setegah mati. Bagaimana bisa asal terima jadi? Memangnya pernikahaan ini cuma main - main apa?

"Ini pernihakan sekali seumur hidup Cathy! Masa kamu gak mau ikut serta mempersiapkan pernikahan kamu ini?!" Dengan santai Catherine hanya mengangkat kedua bahunya dan membuat Hanna tambah pening.

'Oh Tuhan apa salah hambamu ini? Kenapa Engkau memberikan sepupu untukku seperti ini Tuhan?' batin Hanna menangis

Sesampainya dikampus, mereka berdua berpisah dengan membawa setumpuk kertas ditangan kiri dan tas laptop disebelah kanan hanua untuk mencari dosen pembimbing dan juga untuk melanjutkan bab skripsi selanjutnya.

Ditengah perjalanannya menuju ruang dosen, Catherine bertemu dengan Daniel Thommas, teman satu angkatan dan sekaligus teman seperjuangan dengan dosen pembimbing yang sama. Daniel yang melihat Catherine pun langsung menghampirinya.

"Hai kitty" panggi Daniel yang membuat Catherine menoleh kepadanya.

"Hai Dan" sapaan singkat Catherine yang kemudian melanjutkan langkahnya keruang dosen.

"Buru - buru sekali kitty?" Daniel menjegat langkah Catherine dengan berdiri dihadapannya dan memberikan senyuman yang menawan.

"Aku sedang ingin segera menyelesaikan skripsiku dengan cepat Daniel Thommas. Jadi jangan halangi langkahku lagi" Catherine pun langsung melanjutkan langkahnya dan disusul oleh Daniel.

"Ayolah Kitty, gitu aja marah" Catherine mengabaikan Daniel yang ada disebelahnya. "Sehabis bimbingan ayo kita makan siang bersama Kitty" ucapan Daniel masih saja diabaikan oleh Catherine. Daniel tidak akan menyerah untuk mendekati Catherine, karena ia yakin pasti Catherine akan menerima persaaannya nanti.

Tanpa terasa Catherine dan Daniel sampai diruangan sang dosen pembimbing dan langsung saja mereka melakukan konsultasi akan bab - bab yang akan di lanjutkan hingga selesai sampai hari sidang.

Hanna telah menyelesaikan bimbingannya lebih cepat karena tulisannya tidak membutuhkan banyak refisi dan dapat lanjut ke bab selanjutnya. Hanna mungkin terlalu banyak memiliki waktu luang, makanya skripsinya sudah hampir selesai. Kini Hanna sedang berada di kantin kampusnya menunggu Catherine selesai bimbingannya.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Catherine telah duduk disebrang Hanna dan disebelahnya ada Daniel yang memang masih mengekori Catherine. Hanna melihat Daniel yang tak ada tanda - tanda untuk menyerah, padahal sudah 4 tahun lamanya ia memendam perasaan kepada Catherine.

"Ngekor mulu kamu Daniel?" Ledek Hanna kepada Daniel. Hanna tahu bahwa Daniel menyukai Catherine sejak awal masuk kuliah. Mengingat sebentar lagi Catherine akan menikah membuat Hanna merasa kasian kepadanya.

"Kita satu dosen bimbingan, jadi gak apa dong kalau aku gabung dengan kalian?" Hanna pun mengiyakan pertanyaan Daniel, sedangkan Catherine sibuk memesan makanannya.

"Kasian amat kamu Dan? Dicuekin mulu ama doi" kekeh Hanna yang melihat sepupunya ini sibuk sendiri.

"Gak apa selama aku bisa memandangnya dari dekat" Daniel memandang wajah manis milik Catherine.

"Yakin cukup dipandang doang? Gak takut diambil orang lain?" ucap Hanna tak dihiraukan Daniel. Kalau Daniel tahu Catherine akan segera menikah, bagaimana perasaannya nanti?

Catherine mungkin cukup cantik, dengan matanya yang bulat, hidung mancung dan bibirnya yang tipis mungil jika sedang kesal akan membuat orang itu membekapnya, jika para pria yang melihatnya ingin sekali mencoba mencium bibir milik Catherine ini kalau tak dihadiahi sebuah tamparan oleh pemiliknya.

Karena mulai merasa risih dengan tatapan Daniel. Rasanya Catherine ingin sekali mencolok kedua mata miliknya yang sangat mengganggu acara makannya. Hanna merasa mood Catherine sudah berubah jelek, ia mengalihkan perhatian Daniel jauh darinya.

"Oi Dan!" teriak Hanna membuat Daniel langsung menoleh kepadanya seolah mengatakan kenapa mengganggunya.

"Gimana skripsi kamu? Udah ada kemajuan?" Hanna basa basi untuk mengembalikan mood sepupunya ini.

"Bentar lagi udah bab akhir dan penutup. Jadi abis ini aku bebas dan tinggal tunggu sidang aja. Kalau kamu Han?"

"Aku sudah tinggal merefisi lagi dan bab akhir dan penutup kaya kamu. Soalnya lagi kejar target" jujur Hanna.

"Kejar target?" Daniel binggung

"Soalnya minggu depan ada acara pernikahan sepupu aku dan diusahakan harus udah selesai skripsi karena aku harus bantu - bantu diacara itu" jelas Hanna yang membuat Daniel mengangguk -angguk mengiyakan dan kembali menatap Catherine yang sudah selesai dengan makanannya.

"Han, pulang yuk" ajak Catherine yang masih mengabaikan Daniel disampingnya.

"Dan, kita balik duluan ya. Bye" ucap Hanna dan langsung menyusul Catherine yang sudah pergi lebih dahulu.

"Aku akan mengejar kamu Kitty. Tunggu aku ya" batin Daniel melihat Catherine yang telah menghilang di kejauhan.

Hanna dan Catherine telah sampai diparkiran. Giliran Hanna yang membawa mobil kali ini. Mereka sekarang pulang kerumah Catherine dan kemungkinan Hanna akan menginap di rumah sepupunya ini.

"Kenapa kamu gak tolak Daniel secara halus Cathy?" Hanna membuka suara setelah 10 menit meninggalkan parkir kampusnya.

"Dia akan lelah dengan sikap aku yang seperti ini kok" jawab Catherine santai yang fokus dengan pemandangan diluar jendela mobil.

"Aku tidak yakin akan hal itu! Aku tahu kamu sadar akan perasaan Daniel kepadamu Cathy" Dan lagi - lagi ucapan Hanna selalu benar. Hanna sangat mengetahui sifatnya melebihi orang tuanya. Mungkin udah kelamaan bersama dari bayi.

"Aku tahu kamu ingin Daniel mendapatkan seseorang yang juga mencintainya kembali. Maka dari itu kamu harus menolaknya sebelum ia mengetahui kamu akan segera menikah" jelas Hanna membuat Catherine berfikir ulang untuk segera menolak perasaan Daniel kepadanya

Apa lagi kata menikah yang diucapkan oleh Hanna membuat Catherine harus ingat kembali akan situasinya kini. Menikah dengan seseorang yang dirinya tak mengenal orang itu seperti ia mengenal Daniel. Dan ucapan Hanna ada benarnya, dan Catherine harus menolaknya secara halus dari pada nanti Daniel lebih sakit hati.

Hanna tak ingin sepupunya ini memiliki lebih banyak masalah. Cukup dengan perjodohan ini jangan di tambah dengan masalah percintaan lainnya. Yang sangat diinginkan Hanna adalah kebahagian sang sepupunya ini. Catherine yang selalu menurut orang tuanya ini tidak dapat merasakan kebahagiaan karena keinginannya. Semoga saja pernikahaan ini bisa membuat Catherine nantinya merasa bahagia.

Jika Catherine harus merasakan sakit yang teramat dalam seperti dulu, Hanna tidak siap kalau sampai itu terjadi. Karena masalah itu juga Hanna menjaga baik - baik sepupunya ini. Saat menyakitkan jika ia harus melihat Catherine dengan kondisi parah saat itu, saat dimana Catherine mulai mengenal apa itu namanya CINTA.