webnovel

Unbelievable

Alder bersama keluarganya berpamitan pada keluarga Chelsea setelah selesai membahas acara pertunangan Chelsea dan Alder.

"Saya dan istri saya pamitan pulang bersama putri kami," kata Christo.

"Pa, maaf. Barang-barang Chelsea masih di rumahku," balas Alder.

"Alder, nanti diantar supir kita aja," kata Arga.

Christo yang canggung dengan situasi saat ini tersenyum pada Alder.

"Nak, betul kata kakek kamu," kata Christo.

Alder menarik napas lalu membuangnya perlahan. Dia benar-benar kesal dengan Arga yang banyak ikut campur urusannya.

"Baiklah, Pa. Aku antar kalian pulang," kata Alder.

"Tidak usah. Papa ada sopir, kami bisa pulang sendiri," balas Christo.

"Kita pamit pulang. Kalian hati-hati di jalan," kata Natasya.

"Iya, Natasya. Hati hati di jalan, sampai berjumpa lagi," balas Kaila.

Mereka berpelukan sambil menempelkan pipi kanan dan kiri. Alder mengecup bibir Chelsea sekilas lalu memeluknya erat seperti enggan berpisah.

"Chelsea, kamu harus jaga diri," kata Alder.

Alder bersama keluarganya mengantarkan Chelsea dan keluarganya hingga sampai depan mobil.

"Mereka sudah pergi, ayo kembali ke rumah," kata Theodor.

"Pa, aku ingin bicara," balas Alder.

"Cucuku yang paling ganteng ada apa?" tanya Arga

"Bisa tidak kalian jangan terlalu ikut campur? Aku tidak suka lihat keluarga kita seperti melihat keluarga Chelsea rendah," kata Alder.

"Kita oke aja menyanjung keluarga mereka kalau Chelsea dan keluarganya bisa berdiri tanpa bantuan kita, tapi mereka saja bergantung pada kita. Kakek jadi takut kalau sampai Chelsea dan keluarganya mengkhianati kamu, kamu akan bagaimana?" tanya Arga dengan tatapan tajam dan senyum miringnya.

Semua orang yang di sana bergidik ngeri melihat Arga yang mulai terlihat tidak suka dengan ucapan cucunya.

"Aku bisa menanganinya. Aku mohon jangan lakukan itu lagi, aku tidak ingin Chelsea sakit hati dengan perlakuan kita. Lagian aku yang ingin membantu mereka," jawab Alder.

"Alder, sudah selesai bicaranya. Kita pulang," kata Arga.

Bibir Alder melengkung karena kesal dengan keluarganya yang tidak pernah mendukung keinginannya.

"Mama tahu perasaan kamu, tapi kamu juga harus mengerti. Kakek kamu ingin yang terbaik, maafkan kakek kamu," bisik Kaila di telinga Alder.

Mereka masuk ke dalam mobil. Alder mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kediamannya.

***

Chelsea selama di perjalanan termenung dan menatap ke luar jendela mobil.

"Sayang, kamu kenapa melamun?" tanya Natasya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan karierku aja, aku ingin bisa maju," jawab Chelsea.

"Anak aku memang pintar. Semangat, kamu juga jangan gampang menyerah dan bersedih kalau ada yang merendahkan kamu," kata Natasya.

"Iya aku tahu. Aku cuma takut semuanya tidak seindah yang aku pikirkan," balas Chelsea.

"Hidup ini memang tidak semuanya bisa indah. Kamu harus terus belajar supaya bisa menghadapi dunia yang keras ini," kata Natasya sambil membelai lembut punggung putrinya.

"Papa sebenarnya agak keberatan kamu berjodoh dengan salah satu cucu keluarga Bowie itu," kata Christo.

"Pa, sudah. Jangan buat Chelsea berpikir keras. Kita juga harus tahu diri, semua yang terjadi saat ini karena keluarga kita banyak dibantu oleh Alder," balas Natasya.

"Iya aku tahu, tapi aku tidak menyangka saja keluarga Alder akan merendahkan kita," kata Christo.

"Aku minta sama kalian tolong maafkan keluarga Alder. Aku sayang kalian," balas Chelsea.

"Iya kami tahu. Mama mau kamu jangan pernah mengkhianati Alder. Jangan bikin kita malu," kata Natasya.

"Iya Chelsea janji," balas Chelsea.

Suara ponsel Chelsea tiba-tiba berbunyi. Chelsea seketika terkejut dengan nama yang muncul di ponselnya. Dia langsung mengangkat panggilan itu.

"Halo, Chelsea," sapa seorang perempuan dengan suara yang terdengar manis dan lembut.

"Halo, Paola. Tumben kamu menelepon aku, ada apa?" tanya Chelsea semangat.

"Aku ini brand ambassador di tempat kamu, apa kamu bisa kolaborasi dengan aku?" tanya Paola.

"Kolaborasi seperti apa?" tanya Chelsea.

"Nanti aku kasih tahu setelah kamu bertunangan. Aku takutnya kamu jadi terbebani," jawab Paola.

"Kamu bikin penasaran aja. Tidak apa-apa kalau memberitahunya sekarang, apalagi ini menyangkut karier aku juga," kata Chelsea penuh semangat.

"Oke. Nanti ada peragaan busana para desainer ternama di jalanan New York, kamu ikut mendaftar saja. Aku sudah terdaftar di sana dan aku diundang untuk menonton sih, tapi aku mau mempromosikan merek pakaian kamu di sana kalau kamu menginginkannya. Ini demi mendongkrak karier kamu juga, apa kamu mau?" tanya Paola.

"Kamu baik banget sih, aku jadi terharu," balas Chelsea.

Chelsea rasanya ingin menangis. Dia sangat bahagia memiliki Paola yang mau mendukung kariernya.

"Biasa aja, Chelsea. Kita harus saling bantu aja. Ngomong-ngomong bagaimana persiapan pertunangan kamu?" tanya Paola.

"Persiapan pertunangan aku sudah mau selesai," jawab Chelsea.

"Persiapan acara pertunangan kamu pasti cepat karena Alder merupakan salah satu penerus keluarga Bowie. Aku berharap semoga acara pertunangan kalian lancar dan bisa sampai ke jenjang pernikahan," kata Paola lembut.

"Kita kapan bisa ketemuan untuk membahas yang tentang promosi tadi?" tanya Chelsea.

"Aku ikut jadwal kamu aja, Chelsea. Aku tahu kamu pasti sibuk," jawab Paola.

"Enggak kok, aku ada waktu," balas Chelsea.

"Bagaimana kalau nanti malam kita bertemu?" tanya Paola.

"Boleh. Nanti kirim aja tempat di mana kita mau bertemu," jawab Chelsea.

"Oke. Kamu juga boleh ajak kekasih kamu kalau mau. Aku takut kamu canggung," balas Paola.

"Aku tidak mungkin canggung saat bersama kamu," kata Chelsea.

"Baguslah. Nanti aku paling datang sama Jayden," balas Paola.

"Oke. Sampai jumpa nanti malam," kata Chelsea.

"Iya sampai jumpa," balas.

Chelsea memutuskan sambungan telepon mereka lalu tersenyum lebar membuat Natasya menatapnya.

"Kamu semangat banget, siapa yang menelepon?" tanya Natasya.

"Paola yang menelepon aku. Dia mau ngajak aku untuk promosi desain pakaian aku. Aku tidak menyangka dia baik banget," jawab Chelsea.

"Dia pamrih tidak sama kamu? Bagaimana kalau suatu hari dia menuntut balasan dari kamu?" tanya Natasya dengan raut wajah khawatir.

"Mama tenang saja. Dia memang brand ambassador desain aku," jawab Chelsea.

"Mama agak aneh sama model papan atas seperti Paola. Dia menelepon kamu dan mengajak kerja sama, padahal dia berdiri sendiri aja juga bisa dan tidak perlu membantu kamu," kata Natasya.

"Mama curigaan aja. Aku Cuma butuh kalian untuk jadi penyemangat aku," balas Chelsea memelas.

"Kami dukung yang terbaik buat kamu," kata Natasya.

Chelsea berterima kasih pada Natasya. Dia lalu memeluk mamanya dengan erat.

"Chelsea pasti ada maunya nih," kata Christo.

"Papa jangan gitu deh," balas Chelsea manja.

"Anak aku yang cantik ini sudah mau bertunangan dan tidak lama dari itu kalian akan menikah. Mama nanti pasti jadi merasa kesepian kalau tidak ada kamu," kata Natasya.

"Mama kamu dramatis," balas Christo.

"Papa memang tidak kangen kalau aku akan tinggal bersama suamiku?" tanya Chelsea.

"Pasti kangen, tapi aku akan berusaha tegar," jawab Christo.

"Apa aku harus percaya?" tanya Chelsea sambil tertawa membuat orang tuanya tertawa juga.