webnovel

Two Face

Arga menyela pertanyaan para wartawan. Dia tidak terima cucunya dipojokkan.

"Kalian bubar sekarang. Saya dan keluarga saya ada urusan untuk mempersiapkan pertunangan Alder. Terima kasih," kata Arga.

Semua wartawan bubar begitu mendapat suruhan dari Arga. Mereka tidak bisa menentang seorang Arga yang bisa membuat stasiun televisi atau radio mereka hancur cuma gara-gara mereka memaksa.

Salah satu wartawan tiba-tiba ada yang berteriak membuat keluarga Alder dan Chelsea menengok ke arah orang yang berteriak.

"Wah, ada Paola di sini!" teriak Ciko.

Mereka langsung berlari ke arah Paola. Jayden meminta para pengawal menjaga jarak mereka dengan para wartawan.

"Maaf, sekarang kami ada urusan. Terima kasih," kata Jayden.

"Tolong berikan waktu sebentar untuk kami bertanya. Nona Paola apa sudah tahu soal pertunangan salah satu penerus keluarga Bowie?" tanya Ani.

Jayden mengangkat tanganya meminta semua diam. Paola menahan tangan Jayden sambil tersenyum ramah.

"Siapa yang tidak mengenal Alder dan Chelsea? Mereka pasangan serasi dan dari keluarga terpandang. Saya sudah tahu mereka akan segera bertunangan bulan depan," kata Paola.

"Nona apakah sudah tahu kalau mereka akan kemari?" tanya Ani.

"Oh, mereka ada di sini. Pas banget saya bisa memberikan ucapan secara langsung," jawab Paola.

Paola tersenyum manis pada para wartawan membuat semua orang terkagum-kagum. Mereka merasa Paola adalah orang yang cantik dan tidak sombong. Para wartawan membuka jalan untuk Paola dan Jayden.

"Terima kasih," kata Paola.

Paola melangkah bersama Jayden menuju tempat Alder berada hingga langkah dia terhenti saat matanya dan Alder saling bertatapan.

"Paola," panggil Chelsea.

Chelsea tersenyum pada Paola dan melambaikan tangannya. Paola mendekati Chelsea diikuti para pengawal dan wartawan.

"Paola," sapa Chelsea.

"Hai, Chelsea. Apa kabar? Aku mau mengucapkan selamat untuk pertunangan kalian nanti. Semoga lancar sampai harinya," kata Paola.

"Iya. Terima kasih, Paola," balas Chelsea.

"Sama-sama, Chelsea," kata Paola.

Paola melihat ada Sienna dan Arga memperkenalkan dirinya.

"Paola, salam kenal," kata Sienna.

Arga menatap Paola dengan tatapan menyelidiki. Dia seperti mengenal Paola.

"Sebenarnya Paola ini siapa? Wajah dia seperti mengingatkan aku pada seseorang," gumam Arga.

"Terima kasih. Maaf aku mengganggu kalian, aku tidak tahu kalian ternyata ke sini juga," kata Paola.

"Apa kita pernah berkenalan sebelumya?" tanya Arga membuat Paola mengangkat sebelah alisnya.

"Maaf, aku baru aja bertemu dengan keluarga Bowie. Kakek memang pernah melihat aku?" tanya Paola lembut.

"Maafkan kakek aku, dia kadang suka menebak-nebak. Kakek aku pikir kamu orang yang dia kenal karena muka kamu mungkin pasaran," jawab Alder.

Paola masih tersenyum ramah menanggapi ucapan Alder yang sebenarnya membuat dia kesal.

"Sialan pria ini. Lihat saja bagaimana nanti aku akan menghancurkan kamu dan perempuan di samping kamu. Tentu saja aku akan buat keluarga kamu menyesal karena telah membuang aku," gumam Paola sambil mengepalkan tangannya.

Arga menatap wajah Paola turun ke bawah hingga mata dia menangkap sesuatu yang aneh.

"Anak ini terlihat ramah pada kami, tapi dia seperti menyembunyikan sesuatu. Keluargaku harus berhati-hati dengan gadis ini," gumam Arga.

"Semuanya, salam kenal. Aku pamit duluan buat ambil baju. Desain pakaian di sini bagus banget," kata Paola dengan penekanan.

Paola memang sengaja menyindir secara halus Chelsea yang belum ada apa-apanya.

"Oke, Paola. Kami memilih pakaian untuk pertunangan kami di sini karena memang desain pakaiannya bagus banget," kata Alder.

"Oh, kirain aku kamu mau desain sendiri. Kekasih kamu itu juga seorang desainer pakaian," balas Paola.

"Chelsea tidak mungkin desain bajunya sendiri, apalagi kami ini keluarga besar," kata Rebecca.

"Iya. Aku hanya penasaran saja," balas Paola.

"Maaf, ini untuk bukti kalau kalian sudah membayar semua pakaian yang akan didesain," kata Lusia.

Paola langsung pamit pada mereka. Dia berbicara pada wartawan soal pemotretannya hari ini.

"Akhirnya model yang bermuka dua itu pergi. Aku tahu kamu hanya berpura-pura baik pada kekasihku," gumam Alder saat melihat Paola sudah pergi.

"Sayang, kamu melihat siapa sampai fokus banget?" tanya Chelsea yang berdiri di samping Alder.

"Tidak ada. Aku hanya bersyukur para wartawan sudah pergi," jawab Alder.

"Iya. Aku hari ini senang banget bertemu Paola lagi, dia orangnya ramah banget," balas Chelsea.

"Iya," kata Alder.

"Sayang, aku belum bisa memberitahu kamu bahwa aku merasa Paola itu akan menghancurkan kamu, tapi aku tidak mungkin menuduh tanpa bukti. Kenapa aku jadi menuduh yang perempuan itu?" gumam Alder.

Mereka setelah selesai berbincang-bincang diantar keluar dari butik sama pemilik toko menuju mobil mereka masing-masing. Mereka berniat melihat tempat Alder dan Chelsea akan melangsungkan pertunangan.

***

Paola yang masih di ruang ganti butik belum mau dibantu.

"Kenapa aku harus bertemu Arga di sini? Pria itu terus saja memperhatikan aku hingga tidak berkedip sama sekali. Jangan sampai keluarga Alder tahu tentang misiku," kata Paola sambil berkali-kali menendang tembok di depannya.

Jayden yang belum dapat perintah apa pun dari Paola mendekatkan telinganya di pintu ruang ganti. Dia mengetok perlahan.

"Paola, apa kamu sudah selesai mencoba pakaian kamu? Kamu baik-baik aja?" tanya Jayden.

"Iya, sabar. Suruh mereka masuk sekarang," jawab Poala.

Jayden menyuruh pelayan toko untuk masuk dan mengukur baju-baju Paola yang akan dikenakan pada saat pemotretan. Dia duduk sambil melihat-lihat berita mengenai berita Alder dan Chelsea yang akan bertunangan di ponselnya. Dia secara tidak sengaja ketemu berita tentang sifat Paola membacanya dengan teliti.

"Paola, aku sangat bersyukur seandainya saja yang orang-orang bilang di media sosial ini benar," gumam Jayden.

Paola yang sudah selesai mencoba pakaiannya keluar dari ruang ganti.

"Jayden, pakaian ini cocok untuk tubuhku tidak?" tanya Paola.

Paola memperlihatkan gaun yang dia pakai pada Jayden. Dia masih belum yakin dengan penampilannya.

"Baju itu sangat bagus untuk kamu. Baju kamu yang lain apa sudah cocok?" tanya Jayden.

"Baju yang lain sudah cocok, tapi entah kenapa baju yang ini aku agak ragu," jawab Paola.

"Kalau ragu, coba yang lain aja biar kamu percaya diri juga saat memakai bajunya daripada nanti suasana hati kamu tidak bagus," balas Jayden.

"Sejak kapan suasana hati aku bagus?" tanya Paola sambil memutar bola matanya.

"Terserah kamu saja. Sekarang buruan pilihnya, nanti kita telat. Kamu juga jangan lupa minum obat yang diberikan dokter tadi pagi," balas Jayden.

"Kamu santai saja," kata Paola sambil mengibaskan rambutnya.

Paola mencoba baju lain. Dia melihat sudah ada pakaian yang dia suka langsung mengambilnya dan berjalan menuju Jayden.

"Semua sudah sesuai harapan kamu?" tanya Jayden.

"Sudah," jawab Paola.

Jayden membayar pakaian Paola. Dia lalu bersama Paola masuk ke dalam mobil mereka.

"Semoga saja pakaian itu dapat membuat semua orang terpesona," kata Paola sambil melihat media sosialnya.