webnovel

Strange Thing

Paola bersandar pada Jayden dan memainkan ponselnya begitu mobil mereka sudah berjalan. Jayden membelai lembut rambut Paola.

"Paola, aku kangen sama pertemanan kita dulu," kata Jayden.

"Iya, masa kecil yang indah bisa bertemu dengan kamu," balas Paola.

Paola mendudukkan diri. Mereka saling tatap satu sama lain.

"Iya, Paola. Aku jadi membayangkan semua yang indah depan kita dulunya. Aku kira kamu akan kuliah bisnis atau sebagainya," kata Jayden.

"Untuk apa kuliah, Jayden? Lihat, aku sekarang dikenal banyak orang karena bakatku," balas Paola.

"Aku selalu mendukung apa pun yang kamu mau, tapi aku ingin kamu bahagia," kata Jayden.

"Aku akan bahagia, Jayden. Kamu juga harus bahagia, carilah perempuan yang baik," balas Paola sambil menyatukan kening mereka.

"Iya suatu saat nanti aku akan mendapatkan pujaan hatiku," kata Jayden sambil tersenyum terpaksa.

"Aku sangat mengharapkan kamu bersamaku, Paola. Kamu segalanya untukku," gumam Jayden.

"Jayden, kenapa kamu jadi melankolis begini? Kita mau menonton, kamu pesan kursi menonton yang seperti apa?" tanya Paola.

"Tentu saja yang VIP dan cuma ada beberapa orang di dalamnya. Aku tidak memesan semua kursi," jawab Jayden.

"Oh, tidak masalah. Nanti aku masuk ke mal pakai topi dan jaket biar tidak ada yang tahu," balas Paola.

"Iya, Paola santai saja, aku sudah memikirkan semuanya. Ini juga sudah malam," kata Jayden.

"Iya," balas Paola sambil mencubit-cubiti tangan Jayden.

"Sakit, Paola!" teriak Jayden.

"Idih, geli aku dengarnya," balas Paola.

"Tuan, Nona, maaf mengganggu. Kita sudah sampai,' kata Andri.

Jayden berdeham supaya tidak terlihat canggung, sedangkan Paola memakai jaket dan topi yang memang ada di dalam mobil. Paola ingin menjaga privasinya.

"Akhirnya kita sudah sampai," kata Jayden.

Andri memberhentikan mobil lalu membukakan pintu untuk nona dan tuannya. Jayden dan Paola saling berpegangan tangan masuk ke dalam mal diikuti para pengawal. Mereka menaiki lift langsung ke bioskop. Saat mereka sudah sampai di bioskop, mereka diantar langsung ke teater mereka.

"Pesan popcorn dulu?" tanya Paola.

"Di dalam aja biar enak pesanannya. Nanti diantar kok," jawab Jayden.

"Oh, baiklah," balas Paola.

Mereka memasuki ruangan bioskop. Mereka akan menonton di atas sebuah ranjang dan ada selimutnya juga.

"Suka tidak tempatnya?" tanya Jayden.

"Bagus kok. Tinggal filmnya aja, semoga bagus juga," jawab Paola sambil memperhatikan sekitarnya.

"Filmnya pasti bagus. Menyayat hati," kata Jayden.

Mereka melepaskan sepatu dan berbaring di ranjang untuk menonton.

"Film apa yang menyayat hati? Kamu banyak tingkah nih," kata Paola.

"Sudah, tonton saja," balas Jayden.

"Pasti aku tonton. Bisa rugi kalau enggak ditonton, apalagi kamu sudah beli tiket yang mahal," kata Paola.

"Nanti kamu marah kalau aku beli tiket yang murah. Bukannya nonton, tapi kamu nanti ketemu penggemar kamu," balas Jayden.

"Ya jelaslah, kamu ajak seorang model papan atas menonton!" teriak Paola.

"Kamu narsis banget sih," balas Jayden.

"Sudah, diam. Film kamu mau mulai," kata Paola.

Jayden terdiam dan merangkul Paola ke dalam pelukannya. Paola menyambut pelukan Jayden. Mereka berpelukan sambil menonton.

Tidak lama camilan makanan dan minuman datang mereka datang. Paola melongo melihat camilan dan minuman mereka sangat banyak.

"Ini untuk kita makan. Ada sosis, kentang, pangsit goreng sama popcorn," kata Jayden.

"Ini kebanyakan. Bagaimana kalau tidak habis?" tanya Paola.

"Jangan disentuh kalau tidak habis. Kasih ke para pengawal kita aja," jawab Jayden.

"Terserah kamu. Itu uang kamu, bukan yang aku," balas Paola.

"Uang aku juga uang kamu," kata Jayden sambil menatap mata Paola.

"Mending kita lanjut menonton, kenapa jadi bahas yang lain?" tanya Paola.

"Sudah mulai," jawab Jayden.

Paola mengeleng-gelengkan kepala. Dia lalu fokus menonton lagi.

***

Di Kediaman Bowie, Chelsea sedang membaca majalan ditemani oleh Alder yang tengah sibuk mengerjakan laporan perusahaan.

"Sayang kamu tidak mengantuk?" tanya Alder.

"Belum. Kamu santai aja," jawab Chelsea.

"Jangan ikut aku tidur kemalaman," kata Alder.

"Kamu juga jangan malam-malam tidurnya, nanti sakit," balas Chelsea.

"Iya, ini dikit lagi kelar," kata Alder.

"Oke aku tidur duluan," balas Chelsea.

Iya kamu tidur duluan aja," kata Alder lembut.

"Peluk aku dulu dong," pinta Chelsea.

"Sini aku peluk," balas Alder.

Alder tersenyum manis pada kekasihnya. Chelsea berhambur ke pelukan Alder.

"Aku cinta banget sama kamu," kata Chelsea.

"Aku juga sangat mencintai kamu. Selamat malam," balas Alder.

"Pangeranku, selamat malam juga," kata Chelsea.

Chelsea lalu memilih tidur duluan, sedangkan Alder melihat kekasihnya yang sudah tidur menatap email yang dikirimkan oleh asistennya.

"Gadis sialan, apa mau kamu? Kita lihat sejauh mana kamu mau mempermainkan keluargaku, aku tidak akan membiarkan Chelsea terluka sedikit saja. Aku akan hancurkan gadis seperti kamu, murahan," gumam Alder sambil mengepalkan tangannya.

***

Di bioskop, Paola dan Jayden sudah selesai menonton.

"Film yang aku pilih bagus tidak?" tanya Jayden.

"Film itu terlalu dramatis. Sejak kapan kamu menyukai film seperti tadi?" tanya Paola.

"Ada pesan moralnya. Kalau kita fokus pada masa lalu terus, masalah kita tidak akan ada habisnya. Lihat, pada akhirnya perempuan itu jatuh cinta dengan pria yang dia benci, terus cintanya tidak dibalas. Tragis sih," jawab Jayden.

"Jayden, film seperti tadi terlalu mengada-ada. Kalau tidak dibalas cintanya, ceraikan saja. Dia malah tetap mau hidup dengan pria tadi, aku benar-benar tidak habis pikir," kata Paola.

"Wanita tadi ragu, apalagi dia sedang hamil anak pria yang dia paling benci," balas Jayden.

Paola memutar bola matanya. Dia meminta Jayden lain kali mengajak dia menonton film horor saja daripada film romantis.

"Yakin mau menonton film horor bareng aku?" tanya Jayden.

"Aku bisa gila kalau menonton film seperti itu," jawab Paola.

"Kalau gila karena cintaku tidak apa-apa," balas jayden sambil merangkul dan mengacak-acak rambut Paola yang dia lepas topinya.

"Jayden hentikan, nanti ada yang lihat," kata Paola kesal.

"Tidak ada yang lihat. Ini sudah tengah malam," balas Jayden.

Paola melepas rangkulan Jayden begitu sampai depan mobil. Mereka masuk ke dalam mobil.

"Maaf, kita akan ke mana?" tanya Andri.

"Kita pulang," jawab Jayden.

"Tidak, kita ke tempat hiburan terdekat," kata Paola.

"Tidak, Paola. Tidak ada minum minuman yang bikin mabuk dan merokok hari ini, kamu harus istirahat. Kamu bisa ditegur agensi kalau mereka melihat kita ke tempat begitu," balas Jayden.

"Jayden, tenang. Aku ini pelanggan tetap di sana dan pelanggan penting. Mereka tidak akan membocorkannya," kata Paola sambil menangkup wajah Jayden.

"Aku mohon jangan terlalu banyak bergerak, luka kamu masih basah," balas Jayden.

"Iya, Jayden," kata Paola.

"Andri, kita jadi ke tempat hiburan yang biasa kita pergi," perintah Jayden.

"Baik," balas Andri.

Andri mulai menyetir mobil meninggalkan mal yang sudah sepi.