webnovel

The Adventure of Akbar

Suatu hari, Akbar si pemimpin para malaikat atau lebih kita kenal sebagai malaikat “Jibril” berkeluh kesah ketika melihat para manusia dari akhirat yang saling berperang satu sama lain demi keuntungan pribadi dan mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah, dan itu semua diakibatkan manusia memiliki 1 hal yang tidak dimilik oleh para malaikat, yaitu “Hawa Nafsu”. Disaat dirinya merasa bingung dengan pertanyaan kenapa tuhan malah memberikan hawa nafsu yang membuat manusia menjadi maklukh perusak di bumi indah itu, munculah tuannya, tuan Esa, memberikan jawaban yang sangat simple mengenai jawabannya, tentu saja hal itu membuat Akbar merasa sangat tidak puas dibuatnya. Lalu disaat tuan Esa memikirkan bagaimana si Akbar bisa mengerti dengan penjelasan simplenya, dia teringat dengan masalah yang terjadi di dunia ke 2 yang dimana terjadi kekacauan besar dan tidak lama lagi akan terjadi kiamat disana, karena itulah dia mendadak memiliki ide yang luar biasa ribet untuk menyelesaikan 2 masalah itu sekaligus. Dengan alasan akan lebih mengerti jika mengalaminya sendiri, maka tuan Esa pun menjadikan si Akbar sebagai manusia lalu menurunkannya ke dunia ke 2 itu dengan memberinya 2 misi, yaitu mencoba untuk mencari jawaban pertanyaan sendiri dari pengalaman yang akan dia dapatkan diperjalanan dan juga menyelamatkan dunia itu dari kehancuran. Akhirnya, dengan kekuatan malaikat berupa Good Hand, kekuatan yang pernah diberikan kepada nabi Isa, dan barang lainnya untuk membantu perjalanannya, si mantan pemimpin malaikat itu pun memulai perjalanannya untuk mencari jawaban pertanyaanya sekaligus untuk menyelamatkan dunia.

Ikbarariq · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
36 Chs

Aku "ayah"?

Seketika dunia Akbar pun terpaused mendadak mendengarkan 1 kata istimewa dari gadis yang memeluknya dengan erat itu. Inteligenct otaknya langsung saja memaksa dirinya untuk berpikir keras untuk memahami dan membuat kesimpulan atas kejadian yang terjadi 0, 5 detik yang lalu.

Tapi walaupun sudah memaksimalkan kerja otaknya yang jenius itu, Akbar yang gagal paham dan takut menduga kemungkinan terburuk dari kesimpulan yang dia buat sendiri itupun cuma bisa berkata…

"(Ah, massa sih? Ahahahaha, ga…gak mungkinlah, sampai misteri api dalam laut Spongebob terpecahkan, a…aku.....aku sama sekali tidak mungkin sudah.....…..ahahahahaha, massa iya sih?)" kata Akbar dalam hati yang ketakutan dengan 1 fakta.

"Ayah, ap…apa yang sudah terjadi? Me…kenapa kampung kita jadi kacau begini?" kata gadis itu yang bingung melihat kampungnya hancur lebur.

"Anu, gadis kecil yang manis, boleh aku yang bodoh ini bertanya sesuatu padamu?" tanya Akbar dengan senyuman yang manis pada gadis itu.

"Eh, a..apa maksud ayah?" tanya gadis itu yang tidak paham maksud si Akbar.

"Yang kau panggil ayah itu....apakah aku?".

?

Mendengar pertanyaan dari Akbar yang kebingungan barusan itu, dengan polosnya gadis kecil itupun berkata…

"Tentu saja ayah, memangnya siapa lagi kalau ayah bukan ayah?"

"A…ahahaha begitu ya, aku ayahmu ya, ka…kalau begitu, a…a…apa artinya ayah sudah menikah?" kata Akbar menanyakan pertanyaan yang jika sampai didengar guru biologi, akan mereka jawab "GOBLOK".

"Tentu saja, ayahkan sudah menikah dengan ibu? Ke..kenapa ayah jadi lupa dan aneh begitu sih?"

Setelah mendengar ucapan gadis Elf barusan, maka mau tidak mau Akbar harus menerima bahwa kesimpulan yang paling dia takutkan itu benar-benar menjadi nyata, dan juga karena dirinya sama sekali tidak terima dengan takdir hidupnya itu, diapun menghadap kearah langit dan berkata dengan keras dalam hati.

"(WOI GANDALF KW!!! DUMBLE DOOR COPAS!!! DRAMA RELIGI "INDOSIAR" APA YANG SUDAH KAU BUAT UNTUK HIDUPKU DI DUNIA INI HA?! KENAPA LU KASIH TAKDIR HIDUP DUDA ANAK 1 KAYA BEGINI SIIIHH???!!! JANGAN LIBATKAN ANAK KECIL DI DUNIA YANG KEJAM SEPERTI INI DONG! BIARKAN AKU JADI SOLO PLAYER WOIII!!!)" kata Akbar yang lupa dengan masalah untuk tidak berkata …. ah sudahlah.

"Ayah, a..apa cuma ada kita berdua disini? Dimana yang lainnya?" tanya gadis itu lagi pada Akbar yang masih saja menatap kearah langit.

"(Cih, orang tua itu Masi diam saja dasar kampret, pokoknya bisa repot kalau ada anak kecil ikut perjalananku, aku harus berterus terang padanya soal salah sangkanya itu, karena toh juga tidak ada bukti kalau aku memang ayahnya) Bocah, aku beritahu 1 hal padamu ya, aku bukan ayahmu, lihat, telingaku tidak sepanjang telinganmu lho, ini adalah bukti biologis kalau aku bukan ayahmu," kata Akbar yang berusaha menyakinkan kalau dirinya itu bukanlah ayah anak itu.

"Ayah bicara apa sih? Telinga ayah jelas-jelas panjang tahu."

?

"Apanya yang panjang? Ini jelas-jelas pendek tahu, lihat baik-baik dong! Nih-nih, pendekan telingaku?" kata Akbar kemudian yang menarik tangan gadis itu dan memaksanya memegang telinganya yang pendek itu.

"Ini panjang ayah! Ke..kenapa ayah jadi aneh begini sih? A…apa ayah sedang sakit?".

"(Yang sakit itu matamu bocah! Bagaimana bisa kau sebut telinga pendekku ini panj…)"

?

"(Oi, Ja…jangan-jangan saat masuk kedalam sumur, kepalanya terbentur di dinding sumur dan membuatnya kena delusi ini? Ta..tapi delusi macam apa coba sampai dia tidak bisa menyadari kalau telingaku ini tidak panjang seperti telinganya?)" kata Akbar yang menduga sesuatu itu.

"Oh ya, lalu bagaimana dengan ibu? A…apa ibu baik-baik saja?" tanya gadis itu lagi.

"Demi Tuhan nak, sudah aku bilang aku ini bukan ayahmu, jadi mana mungkin aku tahu siapa dan dimana ibumu itu oi, lagian kalau aku memang ayahmu, seharusnya aku juga menjeburkan diri kedalam sumur agar saat keadaan aman, aku bisa memanjat keluar dan mengeluarkanmu dari sumur itu tahu."

"Ayah bilang apa sih, bukannya ayah yang menjatuhkan aku kedalam sumur terlebih dahulu dan bilang akan menjemput ibu yang pingsan d irum …"

!!!

Saat mendengar ucapannya sendiri itu, teringatlah gadis itu mengenai dimana terakhir kalinya dia melihat ibunya, yaitu dirumahnya, sehingga tanpa banyak bicara lagi gadis itu segera berlari menuju arah rumahnya.

"Hei tunggu, kau mau kemana nak?!,

Tubuhmu itu masih belum sehat oi! " tanya Akbar yang kaget ketika melihat anak itu berlari meninggalkannya.

"IBU!! IBU PASTI ADA DIRUMAH!!" teriak gadis itu tanpa menoleh.

"(Helooo, katarak kah matamu? Semua rumah yang ada disini sudah hancur tahu, kalaupun ada disitu sudah pasti….) HEI TUNGGU! ANAK KECIL JANGAN PERGI SENDIRIAN SAAT MALAM-MALAM BEGINI WOI!, KETEMU PEDO BARU TAHU RASA KAU!!" kata Akbar yang akhirnya berlari mengikuti gadis itu pergi sambil membawa membawa obor yang sudah disiapkan untuk jaga-jaga kalau ada hewan liar menyerang saat malam hari.