Queen Amoray menoleh, menatap Alice dengan tatapan memperingati.
"Bukankah kamu tidak pantas berkata seperti itu? Putriku menyelamatkan banyak orang termasuk kamu dan putramu, jangan memojokkannya!" hardik queen Amoray.
Ouryne memegang tangan Queen Amoray dengan lembut.
"Mom, jangan bertengkar dengan mama. Kalian sama-sama ibuku, nanti Ryne jadi bingung mau bela siapa," ucap Ouryne sembari tertawa kecil.
"Maaf, mama minta maaf sayang. Mama obati ya?" tawar Alice.
"Ma, Ryne gak papa. Ini ... Bukan hal yang bisa mama atasi," lirih Ouryne.
"Ryne ...." Querro tecekat, melihat keadaan mate-nya seperti itu membuatnya merasa sesak.
"Aera gimana?" tanya Ouryne lemah.
"Kak Aera udah di obatin, kakak mending khawatirin diri sendiri deh!" sentak Ansel kesal.
"Ansel, mau dengerin kakak gak?" tanya Ouryne semakin lirih.
"Kakak ngomong aja, Ansel mendengarkan," jawab Ansel.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com