webnovel

Thanatos Night Re:Venge to Nia

Fallen Angel. Adalah sosok yang bertugas memberi kematian pada siapapun yang melihat sayap mereka. Saat bulan purnama setelah bel berhenti dengan nyanyian mereka. Begitu juga Nia. Dengan kekuatannya dia mendapatkan hatimu dan menghancurkan masa depanmu. Disaat terakhirmu kau bertekad menghentikan Nia. Apapun caranya.

Lullaby_207 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
9 Chs

Terus terang

"Hari ini cuacanya bagus ya". Katamu sambil memakan bekalmu.

"'Ya, tapi apa tidak apa-apa kau tidak makan dengan temanmu'"

"Tidak apa-apa, akhir-akhir ini Nia terus mengangguku. Juga rasanya aku jadi jarang bicara denganmu".

"'Benar juga. Aku merasa tidak nyaman saat dia didekatmu'"

Kau terdiam sejenak. Kau sedikit berharap Kai cemburu dengan Nia. Tapi kau segera menghilangkan pikiran itu karena kau merasa Kai hanya khawatir. Juga entah kenapa rasanya Kai juga berada didekatmu bukan karena dia menyukaimu. Lagipula sejak awal kau bahkan tidak tahu Kai itu siapa atau lebih tepanya apa.

Tapi itu tidak mengubah fakta Nia sangat mencurigakan. Banyak hal aneh setelah dia mendekatimu. Dan karena itu kau tidak bisa mempercayainya.

"Aku harus lebih berhati-hati dengan Nia".

"Ada apa denganku?".

"GYAAA!!!". Kau kaget dan menjatuhkan bekalmu yang masih bersisa.

Kau dan Nia sama-sama terdiam karena terkejut. Tapi Nia pulih lebih dulu.

"Umm... aku minta maaf Hime. Aku tidak bermaksud mengejutkanmu. Tapi aku juga terkejut kau tiba-tiba berteriak."

"...bekalku..." kau terlalu tertekan untuk menjawab.

"Uuuh... aku akan membelikanmu roti... maaf, aku tidak sengaja".

Kau memandang Nia dengan kesal. Tapi akhirnya kau hanya menghela nafas lalu merapihkan bekalmu yang jatuh.

"Umm... apa kau tidak membuangnya?" tanya Nia.

"Akan kuberi pada kucing atau anjing nanti. Mungkin juga burung" jawabmu.

"...begitu".

Kau baru menyadari Nia terlihat menyesal dan kerepotan. Rasanya ini pertamakali kau melihat ekspresi itu.

"Yang pastinya aku akan menggantinya, lagipula ini salahku. Roti memang tidak sebanding dengan bekalmu sih... yang pastinya tunggu saja!" Nia langsung berlari sebelum kau mengatakan apapun.

Nia akhirnya kembali dengan sekantung penuh roti.

"Maaf kalau lama" kata Nia.

"Ini terlalu banyak" jawabmu melihat satu kantung penuh dengan jenis roti. Nia mungkin membeli semua jenis.

"Aku tahu, hanya saja aku tidak tahu kesukaanmu". Nia duduk disampingmu. "Yah, sekarang pilih saja yang kau suka".

Kau melihat kedalam kantung dan mengambil satu roti.

"Ah jadi itu kesukaanmu?" tanya Nia.

"Tidak juga" jawabmu singkat. Kau tidak bisa mempercayai Nia. Tapi kau harap Nia tulus kali ini. Kau memperhatikan roti yang kau ambil. Memastikan tidak ada yang aneh. Kau membukanya dan memastikan sekali lagi sebelum memakannya.

"Kau sangat berhati-hati ya. Aku tidak pernah menyangka kau akan sangat waspada denganku" kata Nia sambil membuka bungkus roti.

"Apa maksudnya itu?".

"Hm? Ah... bukan sesuatu yang aneh kok. Hanya saja biasanya perempuan akan selalu percaya padaku jadi bersamamu sangat menarik" jawab Nia dan memakan rotinya.

Kau rasa kau tahu kenapa. Nia sangat baik pada perempuan dan selalu siap meladeni mereka. Tentu saja dia akan populer. Tapi itu tidak sebanding dengan keanehan yang lainnya.

"Jadi kurasa aku tidak salah kalau merasa kita sama sekali tidak ada kemajuan. Jadi aku akan terus terang padamu sekarang. Apa ada seseorang yang kau sukai?".

Kau hanya mengangguk.

"Begitu. Tapi sepertinya masih bertepuk sebelah tangan ya".

Kau tersedak. Tapi kau masih bisa menelan rotinya. Nia langsung memberimu botol air. Kau langsung meminumnya untuk melegakan tenggorokanmu. Kau akhirnya tenang setelah mengendalikan nafasmu.

"BERANINYA KAU BILANG BEGITU!!!"

Nia hanya terlihat terkejut. Tapi perlahan ekspresinya melembut.

"Maaf, aku terlalu terus terang. Tapi kau tidak pernah terlihat dekat dengan siapapun. Makanya kupikir...".

Kau benar-benar tersinggung. Tapi Nia tidak salah. Jika memikirkan soal orang yang disukai kau hanya bisa membayangkan Kai. Tapi kau bahkan tidak pernah tahu dia siapa atau apa dia. Memang dia selalu bersamamu. Tapi kau tidak bisa merasakan dia mencintaimu atau menyayangimu. Kai hanya menjagamu.

"Kau tahu, kadang lebih mudah menerima cinta yang datang kepadamu daripada mengejar cinta yang tidak bisa kau gapai".

"Kalau begitu kau juga lebih baik bersama dengan mereka yang mengejarmu. Kenapa repot-repot mendekatiku?".

Nia menunjukan ekspresi sedih. "Sesuatu yang cuma-cuma belum tentu sesuatu yang bagus. Para gadis itu tidak mencintaiku, mereka hanya ingin kenyamanan mereka sendiri. Mereka bahkan tidak memikirkan perasaanku yang sebenarnya".

Kau terdiam mengingat bagaimana Nia dikeliling gadis-gadis. Dia terlihat tersenyum dan membuat banyak janji dengan mereka. Terkadang ada yang memperebutkannya dan dia akan menenangkan mereka. Tapi dibelakangnya mereka akan melanjutkan perebutannya. Kadang akhirnya sangat pahit untuk yang kalah. Dan itu hanya karena seorang laki-laki.

Setelah kau pikir lagi sepertinya jadi populer juga sangat merepotkan.

"Kenapa kau tidak menolak mereka?"

"Aku tidak tahan melihat wajah sedih mereka" jawab Nia.

"Terdengar seperti seorang playboy".

"Ahahaha, kurasa itu adalah titik lemahku. Aku tidak tega dengan perempuan".

Tanpa kau sadari waktu berlalu dan bel berbunyi.

"Haah, rasanya ini pertama kalinya kita benar-benar mengobrol. Aku puas". Nia berdiri dan meregangkan badannya.

"Yah kurasa ini tidak buruk. Rotinya masih sisa, apa yang akan kau lakukan dengan ini?".

"Kau bisa membawanya" jawab Nia.

"Tidak terimakasih. Kau yang membelinya jadi kau yang habiskan" katamu sambil memberi kantongnya pada Nia.

Tapi Nia menolak. "Eh? Tapi aku membelinya untuk mengganti bekalmu jadi itu semua milikmu".

"Yang tadi kumakan sudah lebih dari cukup".

"Jangan sungkan. Kau bisa punya semuanya".

Ini tidak akan habisnya.

"Baiklah kita bagi dua saat pulang nanti. Selama itu kau yang pegang". Kau tidak mau terlihat membawa makanan ke kelas.

"Ah itu boleh juga" jawab Nia dan menerimanya. "Kalau begitu ayo ke kelas".

Nia berjalan didepanmu. Lorong agak kosong karena kebanyakan murid sudah kembali ke kelas. Tapi masih banyak murid yang masih diluar.

"Omong-omong kau ada rencana minggu nanti?" tanya Nia.

"Kenapa kau bertanya?".

"Hanya mau tahu. Kalau tidak ada..."

Tiba-tiba kau merasakan sesuatu.

Nia berhenti berjalan. Kau juga berhenti dan melihat kedepanmu. Seorang murid laki-laki berambut abu-abu berjalan kearah kalian. Dia terlihat tidak peduli dengan dunia dan menguap. Tapi saat kalian dekat kau merasa aura disekitar menjadi canggung. Atau lebih tepatnya menekan.

Kau sempat melihatnya melirikmu dengan mata merahnya. Tapi dia tidak berhenti dan hanya berjalan tanpa melihat kebelakang.

Setelah dia pergi kau akhirnya bertanya. "Umm... Nia, apa kau kenal dia?".

"Hmm... bisa dibilang begitu. Bisa dibilang dia membenciku" jawab Nia sambil tersenyum santai.

"Apa tidak apa-apa?".

"Apa kau mengkhawatirkanku? Itu tidak perlu. Kami hanya sedang perang dingin. Yang lebih penting soal minggu ini...".

Kau merebahkan dirimu ditempat tidur.

"'Sepertinya kalian mulai dekat'"

"Ah, Kai kau kembali".

"'Ya,aku senang kalian mulai saling mengenal satu sama lain. Tapi kau tetap tidak boleh lengah'"

"Aku tahu".

'Sampai dia menjelaskan bagaimana dia mengendalikan sekitarnya, kau tidak boleh mempercayainya'

"Ya". Kau menutup matamu.

Kau mengingat pembicaraanmu dengan Nia. Tapi benar kalau dia masih menyembunyikan sesuatu yang berbahaya. Kalau dia sudah memberitahu semuanya, baru kau bisa mempercayainya.