webnovel

Kembali lagi

Diminggu pagi Arin berniat untuk joging di Taman. Di tempat yang cukup hening dan juga tenang, menurutnya sangat cocok untuk menenangkan diri sambil ber olahraga sekaligus mengembalikan stamina nya yang beberapa hari drop agar fit kembali. Terlihat di pojok kiri terdapat kursi yang tak terlalu panjang menghadap ke arah danau, Arin pun menuju kesana untuk duduk sambil meminum sebotol air mineral karna lelah selesai berolahraga. Sambil minum air Arin melamun.

"Apa aku bisa ya melewati hari-hari ku tanpa Mas Fikry. Aku sangat takut melewati hari-hari ku ini sendirian. Belum lagi hutang-hutangnya Mas fikry. Uang dari mana aku harus membayar nya sebanyak itu." ujarnya meratapi.

Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang menghampirinya dari belakang.

"Haaii, " menyapa Arin lembut.

Arin menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"Haii, ngapain kamu ada disiini ? " tanya Arin heran.

"Aku gak sengaja tadi lewat dari sini. Terus aku ngeliat kamu lagi sendirian," ucapnya cepat.

Lelaki itu bernama Rangga. Ia adalah laki-laki yang sedari dulu menyukai Arin, Mereka adalah teman semasa SD. Karena waktu kecil dulu Arin pernah memberinya minum saat Rangga kehausan di hukum oleh guru karena telat masuk kelas, Arin juga pernah menolongnya dari pereman dan memberinya gelang. Arin bilang, Ini adalah gelang keberuntungan. Sejak saat itulah Rangga menaruh hati pada gadis cantik yang baik itu.

Rangga memiliki orang tua yang sangat sibuk. Dia tidak suka bermain wanita. Jika dia marah dan kesal ataupun sedih ia akan menghancurkan apapun yang dilihatnya dan melukai dirinya sendiri.

"kamu ngapain disini sendirian? "tanya Rangga heran.

"Gak ada, Cuman nyari keringat aja,"ucap Arin tetap menatap danau.

"oh gituu, Aku boleh duduk disini gak? "ijin Rangga.

"Boleh kok. Kamu sejak kapan berada disini? Bukannya kamu berada di luar negri yaa?" tanya Arin bingung.

"iiya, Emang kemarin aku pergi ke London untuk melanjutkan Study ku. Tadi malam baru sampai rumah."

"Oo begituu, "jawab Arin singkat.

Arin terhadap laki-laki lain selain Suaminya memang bersikap biasa saja tak banyak cerita. Apa lagi terhadap Rangga.

Karena dia menganggap Rangga adalah teman biasa. Beda dengan Rangga yang sedari dulu sudah menyukai Arin. Bahkan sejak dia berada di London pun ia tetap tak bisa melupakan Arin padahal dia tau Arin akan menikah dengan pria lain.

"Oiya Rin, Apa kegiatanmu sekarang. Udah jadi guru kamu? Kan dulu kamu pernah bilang sama aku mau jadi guru atau dosen kan ?"ucap Rangga membuka percakapan.

"hmm, Iya ngga, sekarang aku udah jadi guru Honorer di sekolah SMP TUNAS BANGSA."

"Oo bagus dong, Akhirnya cita-cita kamu pengen jadi guru terrcapai juga,"ucap Rangga sambil menatap Arin.

"iiyaa siih, Tapi aku tetap berniat pengen jadi dosen, Cuman harus ambil S2 dulu. "

"Yauda Riin, kamu pasti bisa kok jadi dosen, Secara kan kamu itu murid paling pintar di kelas dulu,"ucap Rangga menyemangati.

"Hmmmm, Gabisa ngga. Ada hal yang harus aku dahulukan untuk menjalankan tanggung jawab ku."

"Tanggung jaawab? Tanggung jawab apa maksudmu Riin?" tanya Rangga bingung.

"Gak ada kok ngga, Lupain aja. Oiya udah hampir jam 12 Siang nii, Aku pulang dulu yaa, Takut Bunda nungguin,"ucap Arin menutup percakapan.

"Loohh, Kok buru-buru sih Riin. Aku anterin kamu pulang yaa?."

"Gak usah ngga, Aku bisa sendiri kok."

"Hmmm, yauda kamu hati-hati ya Riin."ucap Rangga sambil menghela nafas.

"Iyaa. Kamu juga yaa."

"Oiya Riin. Titip salam sama Bunda yaa,"ucap Rangga sambil tersenyum.

"Iyaa, Nantii aku sampai kan,"balas Arin tersenyum tipis.

Beberapa hari kemudian, Tepatnya dihari rabu malam, Rangga berniat ingin datang ke rumah Arin. Diperjalanan ia melihat ada penjual tahu goreng krispy. Ia ingat kalau Arin sangat menyukai tahu goreng krispy itu. Lalu dia pun berhenti memutar balik mobilnya menuju penjual tersebut. Ternyata disamping penjual tahu ada penjual minuman Boba, Kemudian Rangga membeli kan minuman coklat itu juga untuk Arin, Sedangkan untuk ibu nya dia sudah membeli kan pizza sebelum ia membeli tahu krispy dan minuman. Setelah selesai membeli, Ia pun langsung bergegas menuju rumah Arin. Saat itu Arin dan ibu nya sedang makan malam.

"Selamat malam,"ucap Rangga Sambil mengetuk pintu rumah Arin.

"Siapa ya malam-malam gini datang kerumah?"tanya ibu Arin heran.

"Gak tau Bun, Coba sini biar Arin aja yang buka in pintu nya yaa."

Arin berjalan menuju pintu rumahnya. Setelah membuka kan pintu dilihatnya ada Seorang laki-laki yg sedang membelakangi nya.

"Iyaa, Maaf mau cari siapa yaa ?" ucap Arin sopan.

Sambil menoleh kebelakang Rangga berkata.

"Mau nyari nyonya Arin yang cantik, Adaa?"ucap Rangga sambil tersenyum.

"Astagaa kamu, Aku kira in siapa ngga, Ngapain kesini malam-malam ?"tanya Arin heran.

"Gak adaa, Cuman mau main aja, Udah lama gak main kesini sekalian mau ketemu Bunda. Bunda mana?."

"Itu ada di dalem. Bunda lagi makan."

Terdengar suara ibu Arin memanggil dari dalam rumah.

"Ariin. Siapa yang datang sayang?."

"I-ini Bun, Sii."

Tib-tiba Rangga langsung nyelonong masuk kedalam rumah.

"Ini Rangga Buun,"jawab Rangga bersemangat.

"Eehh tungguu, Kamuu tu yaa, main masuk-masuk aja. Sembarangan banget,"ucap Arin sedikit kesal.

"Buun, Apakabar? Ini ada sedikit makanan buat Bunda dan Arin."

"Ooh kamu Rangga, Bunda baik kok Nak, Udah lama lo kamu gak main kesini. Kemana aja kamu ?"tanya ibu Arin.

"Iiyaa Bun, Maaf ya baru sempat main kesini, Rangga di suruh lanjut study kemarin ke London sama papa. Baru 3 hari yang lalu pulang kesini lagi."

"Ogituu, Yauda gapapa Nak, Kamu udah makan belum? Ayo makan bareng sama Bunda dan Arin sini. Ini Arin loh yang masak,"Ibu Arin menawarkan.

"Oh iya Bun. Makasi yaa,"ucap Rangga sambil tersenyum malu.

"Iyaa, Yauda kamu makan yang banyak jangan sungkan-sungkan yaa,"sahut Ibu Arin.

"Iyaa Buun. Gak akan sungkan kok,"ucap Rangga cengengesan.

"Kamu tadi bawa apa?"tanya Arin sambil menatap Rangga.

"Ooiya lupa, Itu aku tadi pas mau kesini liat ada jualan tahu krispy sama Es Boba, Itu aku beliin buat kamu, kamu masih suka tahu krispy sama es boba kan ?."

"Iyaa, Masih kok. Masih ingat aja kamu. Makasi yaa,"ucap Arin tersenyum tipis.

"Iyaa, Sama-sama, Makan yg banyak biar gendut.hahaha,"ejek Rangga.

" Enak aja kamu nyuruh-nyuruh aku gendut,"sahut Arin kesal.

"Ehh yaampun. Udah-udah, Habisin makanannya. Makan gak boleh sambil berantem,"ucap Ibu Arin menengahi.

Akhirnya mereka pun menikmati makan malam bersama sambil bercanda.