Sofil mengedipkan matanya berkali-kali. Tindakan dari Ainun membuat dia seperti tertabrak sesuatu.
Ainun memakai cadarnya. "Mari ... makan," ajak Ainun. Sofil mengeluarkan napas panjang lalu berjalan di belakang Ainun.
"Sesak napas Mas? Apa aku terlalu horor? Hehehe," kata Ainun. Sofil tersenyum dan merasa tidak karuan. Mereka sampai di ruang makan, Sofil segera meraih dan menarik kursi.
"Silahkan duduk," bisiknya ke Ainun. Terlihat dari mata indah itu kebahagiaan sederhana. Sikap Sofil menjadi pusat perhatian.
Di ruang makan itu ada Gus Za, istrinya, Hana, Ridho lalu Ainun dan Sofil.
"Gus Ridho ... Istri yang paling beruntung adalah dia yang dikaruniai Allah seorang suami yang penyabar dan penyayang, penuh kehangatan dan kelembutan, seperti ...."
"Aku," sahut Gus Za yang menghentikan istrinya berbicara. Istri Gus Za mencubitnya. Sofil baru ikut makan bersama merasa nyaman.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com