"Dari yang aku tangkap, Gus masih belum tahu kalau Neng Ainun adalah Nasya," ujar Eza.
"Iya. Masih lama sampai ke situnya Mas. Mas ingin yang lansung atau prosesnya?" tanya Gus Barrak.
"Prosesnya saja," jawab Eza lalu menyuput kopi.
"Aku yang masih takjub dengan kejadian luar biasa dari Allah. Mas kenapa diam? tanya Ainun.
"Ya masih tercengang. Dag-dig-dug. Bagaimana lagi aku mengatakan, aku seperti melayang dan kehabisan kata-kata."
"Berarti hal ini sangat mengejutkan? Lebih dari didatangi Malaikat maut?" ledek Ainun. Kami tertawa, Aku tidak sengaja menjatuhkan buku kecil.
"Waduh ... ketahuan!" gumam Ainun menutup wajah. Aku menatapnya dengan tersenyum. Aku mengambil buku kecil yang bersampul bunga matahari.
"Kenapa malu?" tanya ku yang kemudian hendak membuka buku itu. Ainun akan menariknya, namun aku mengangkat tinggi-tinggi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com