Richard Alexander masih memandang dengan tatapan mata yang tajam ke arah Viona sambil bersedekap. Gestur tubuh itu seolah memerintah 'cepat habiskan!' kepada gadis cantik berambut pirang itu.
'Ayolah. Sedikit saja, pasti aku kuat. Tidak akan mabuk apalagi sampai ambruk,' batin gadis cantik berambut pirang itu.
Glek. Glek! Viona menengak ¾ champagne yang tersisa di trule, gelas champagne miliknya.
Viona tidak punya pilihan lain. Gadis itu berusaha untuk menghabiskan sisa champagne yang ada di gelasnya, meskipun dengan mata terpejam seperti meminum obat pahit.
Rasa Champagne itu, terasa sangat aneh di lidah gadis cantik berambut pirang itu. Karena ini baru pertama kalinya lidah gadis cantik itu mengecap minuman keras, berupa Champagne mahal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com