webnovel

SURPRISE YANG BERANTAKAN

Beberapa menit kemudian datanglah sebuah helikopter yang mendarat di atas kapal, dengan cepat Max naik dan duduk dengan perasaan tidak karuan. Pilot Will langsung menerbangkan Max ke kantor milik Will yang berada dekat dermaga dan sebuah mobil telah menunggunya disana.

" Kamu harus baik-baik saja, baby!" kata Max ambigu.

" Arghhhhh!" teriak Max frustasi.

Sopir Max melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, untung saja keadaan jalanan sedang sepi karena jam sudah menunjukkan 12 malam kurang. Max menghubungi Netta untuk menanyakan Rumah Sakit tempat Bella dirawat, tapi tidak bisa. Ponsel istrinya itu mati.

" Kenapa disaat seperti ini ponselmu mati, sayang!" ucap Max kesal.

Lalu dia mencoba menghubungi PRT dirumahnya, tapi tidak juga ada yang mengangkat, akhirnya diapun melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

" Pulang, John!" kata Max.

" Ya, Bos!" jawab John.

Ditekannya dengan dalam gas mobil itu oleh John dan mobil melaju sangat kencang. Saat tiba di depan gerbang rumah, John menekan remote pintu pagar dan dengan cepat mobil masuk ke halaman rumah lalu berhenti. Max langsung keluar dari mobil dan berlari-lari kecil karena melihat rumahnya sangat sepi. Dia memasukkan kode pintu rumahnya dan masuk ke dalam.

" Kenapa rumah ini gelap sekali?" ucap Max ambigu.

" Surpriseeeeee!" tiba-tiba lampu menyala dan terlihat semua keluarga besar memakai pernak-pernik ulang tahun.

" Astaga! Kalian ini! Apa tidak bisa tidak selalu mengejutkan aku tiap tahun?" teriak Max marah dengan jantung berdetak kencang akibat terkejut.

" Sapa suruh mancing saat ulang tahun? Kamu selalu melupakan hari ini? Apa kami harus selalu mengingatkan? Ini terakhir kali kamu pergi memancing! Kamu kira aku tidak tahu kalo disana banyak gadis-gadis muda untuk kalian tiduri?..."

" Ma! Banyak anak kecil!" ucap Malv yang menutup telinga anaknya, begitu juga dengan adiknya dan para orang tua.

" Biar, saja! Papa kalian ini memang benar-benar keterlaluan! Dengar Maximiliano Smith! Kalo kamu pikir selama ini aku diam tentang hobby mancingmu itu, itu semua karena aku tidak ingin kamu merasa seperti suami yang di kekang istrinya. Tapi ini semua sudah keterlaluan Maximiliano Smith! Jika kamu masih pergi mancing dengan mereka, jangan salahkan aku kalo aku akan menetap dengan Bella di Itali!" kata Netta marah lalu pergi meninggalkan keluarganya untuk pergi ke kamarnya. Glekkk! Max menelan salivanya, dia berpikir istrinya tidak akan berani melarangnya memancing, karena Netta hanya diam saja saat dia marah dan pergi. Tapi kejadian barusan membuatnya sadar jika istrinya itu telah lama memendam unek-uneknya itu.

" Sayang! Aku hanya bercanda! Sayangggg!" teriak Max mengejar istrinya.

" Apa ini berarti kita tidak jadi ulang tahun, Pa?" tanya Kimberly pada Malv yang menatap putrinya.

" Tunggu Oma baikan dulu sama Opa, ya!" kata Malv mengusap wajah putrinya.

" Tapi Kim laper, Pa!" jawab anak perempuan itu merengek.

" Kita makan dulu aja!" kata Art tersenyum.

" Seriusan, Om?" tanya Kim tersenyum. Omnya itu memang selalu bisa diandalkan.

" Seribu rius!" jawab Art dengan jari membentuk huruf V lalu menggandeng tangan keponakannya itu.

" Dekkkkk!" panggil Kayla kesal.

" Kasihan anak-anak, Kak!" kata Art tersenyum kecut.

" Sudah! Kita makan aja dulu! Mama sama papa pasti ngerti kalo cucunya pada lapar!" kata Malv.

Lalu merekapun menuju meja makan dan makan bersama tanpa kedua orang tua mereka yang entah sedang apa di atas.

" Sudah! Jangan marah lagi, sayang!" ucap Max mengecup kening Netta sambil memeluk tubuh istrinya. Tubuh toplesmereka saat ini penuh dengan keringat walau Ac ruangan menyala dan cukup dingin.

" Kamu selalu saja membuatku lelah jika aku marah!" rajuk Netta dengan bibir yang telah dimajukan sambil memukul dada suaminya.

" Karena aku tahu hasrat istriku akan cepat naik saat dia disentuh dalam keadaan marah!" bisik Max yang menjadikan lengannya sebagai bantal untuk Netta.

" Ckkk! Sungguh menyebalkan!" dengus Netta kembali memukul dada suaminya.

" Maafkan aku, sayang! Aku nggak akan mancing lagi! Tapi kamu janji jangan bicara begitu lagi! Aku akan mati jika kamu meninggalkan aku!" kata Max kembali menciumi rambut istrinya dengan penuh cinta.

" Siapa suruh bikin aku sangat marah?" sungut Netta.

" Iya! Aku janji nggak akan gitu lagi!" jawab Max menyesal.

" Aku tidak melarangmu mancing, sayang! Hanya saja apa perlu dengan..."

" Aku tidak pernah menyentuh mereka, sayang! Aku langsung pergi jika mereka berpesta!" jawab Max gugup.

" Serius?" tanya Netta penuh selidik.

" Serius!" jawab Max tegas, dia tidak mau jika Netta tahu tentang sedikit kekhilafannya di sana.

" Aku percaya jika kamu hanya mencintaiku!" balas Netta mengecup dada suaminya.

" Trima kasih, sayang! I love you so much!" kata Max bahagia.

" Love you too!" balas Netta mempererat pelukannya.

" Astaga! Bukankah mereka belum makan?" ucap Netta teringat anak dan cucunya.

" Malv pasti sudah menyuruh mereka makan, sayang!" kata Max menenangkan istrinya.

" Tapi..."

" Percayalah! Aku tahu putraku! Dan aku yakin kamu merasa lelah sekarang!" kata Max yang telah membuat istrinya langsung KO setelah 3 ronde permainan.

" Happy Birthday Husband! Thank you for all your big love to me and our family! For all this lifetime with us! Wish u have all the best in your life and love us forever!" bisik Netta mengecup lembut bibir suaminya.

" Thank you wife! I will love you all forever till the end." balas Max membalas kecupan Netta.

Sore harinya semua berkumpul di halaman belakang, Bella menggelar tikar agar bisa dipakai untuk duduk-duduk di taman sambil bermain dengan keponakan-keponakannya. Para pria sedang bermain catur di bangku taman sedangkan anak-anak bermain di taman bermain yang dibuat khusus oleh Max.

" Siapa?" tanya Kayla menatap kakaknya penasaran.

" Kak!" panggil Kayla saat Bella tidak mendengar perkataannya. Bella menoleh karena merasa yang dipanggil Kayla adalah dirinya, bukan Malv.

" Lo panggil gue?" sahut Bella.

" Siapa lagi? Siapa dia?" tanya Kayla lagi.

" Siapa apa maksud lo?" tanya Bella balik.

" Calon kakak ipar gue?" tanya Kayla yang sontak membuat Bella sedikit terkejut tapi masih bisa menguasai rasa gugupnya.

" Apa begitu kelihatan?" tanya Bella.

" Tentu saja! Gue tau lo! Gue tau kalo lagi punya cowok ato nggak!" jawab Kayla.

" Rencananya semalam gue mau bilang tentang dia, hadiah buat papa ultah maksud gue!" kata Bella sambil menyuapi Marion, putri Kayla, makanan.

" Kenapa nggak sekarang saja hadiahnya?" tiba-tiba suara berat Max mengejutkan Bella. Papanya itu telah berdiri duduk diantara mereka lalu mencium bibir istrinya.

" Paaaa! Banyak anak-anak!" kata Kayla kesal.

" Ckkk! Kamu ini, nggak bisa lihat papa seneng!" sahut Max kesal. Netta hanya tersenyum melihat sikap suaminya yang langsung cemberut.

" Ayo masuk ke dalam rumah semua!" teriak Max.

" Apa udahan marahnya? Cepet banget!" sindir Kayla.

" Isshhh! Kamu itu, ya!" gerutu Netta pada Kayla.

" Ayo, keponakan Tante yang hebat!" teriak Bella pada keponakan-keponakannya.