Richard sangat merindukan sentuhan wanita itu. Hanya Julie yang bisa membuat Richard puas dalam bercinta. Julie rela memuaskan Richard dengan berbagai gaya, bahkan menghisap junior Richard yang telah masuk ke dalam miliknya berulang-ulang kali. Dan juga berulang kali pula dia rela menelan cairan Richard.
" Mungkin masih tidur!" kata Bella ambigu, lalu memejamkan kedua matanya dan tertidur.
Richard dan Julie mengakhiri kegiatan panas mereka menjelang sore hari, mereka memesan makanan di dalam kamar. Meeting yang harusnya dilakukan pagi tadi terpaksa diundur karena Richard yang tidak mau meninggalkan kenikmatannya.
Mereka menghentikan sejenak acara itu untuk mengisi tenaga mereka.
" Apa dia cantik?" tanya Julie yang duduk di depan Richard, mereka sedang berendam di dalam bathtub.
" Siapa?" tanya Richard.
" Kekasihmu!" jawab Julie dengan hati berdenyut sakit.
" Kamu tahu bagaimana seleraku!" jawab Richard dengan mata terpejam. Julia memutar tubuhnya dan menatap nanar pria dihadapannya itu. Kakinya naik ke paha Richard dan menusap-usap dada pria itu.
" Kamu mencintai dia?" tanya Julie sedih.
" Sangat!" jawab Richard lagi.
" Apa kamu akan menikah dengannya?" tanya Julie lagi sambil terus mengusap-usap dada Richrd yang membuat junior pria itu kembali tegang.
" Iya!" jawab Richard.
" Tapi kita masih akan bersama, bukan?" tanya Julie sedih.
" Jangan berharap terlalu banyak, Julie! Aku tidak akan lupa denganmu, aku akan membelikanmu sebuah apartement di Spanyol! Karena aku sering ke negara itu dan memenuhi semua kebutuhanmu!" kata Richard.
" Maaf! Aku pasti akan selalu merindukanmu!" kata Julie.
" Carilah pria untukmu saat aku menikah! Karena aku membebaskanmu saat itu!" kata Richard yang menuntun tangan Julie untuk memegang miliknya.
" Kamu selalu nakal Julie!" kata Richard dan sekali lagi mereka menyatu dengan penuh gairah di dalam sana dan kembali di dalam kamar lagi untuk merengkuh kenikmatan duniawi.
Bella terbangun saat menjelang malam, dia membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian, malam ini dia akan pergi ke rumah orang tuanya. Dinyalakannya ponselnya, belum ada balasan apapun dari Richard.
" Apa dia sangat sibuk?" tanya Bella ambigu. Bella memasukkan ponselnya ke dalam tas.
Bella mengendarai sendiri mobilnya dengan lambat, dia ingin menikmati kembali kota kelahirannya ini. Kota dengan penuh memori indah antara dia, keluarga dan juga sahabatnya. Apa kabar, Do? batin Bella tersenyum. Apa lo masih suka PHP anak orang? Atau bahkan lo sudah nikah? batin Bella. Wanita yang menjadi istr lo akan sangat bahagia! batin Bella. Bella menekan bel mobilnya saat sudah sampai di rumahnya. Seorang pria keluar dari pagar kecil dan melihat ke arah mobil Bella. Apa penjaganya telah ganti? Kemana Pak Udin? batin Bella, dia membuka kaca mobilnya.
" Mencari siapa, Neng?" tanya satpam itu yang telah berdiri di dekat mobil Bella.
" Pak Udin kemana?" tanya Bella.
" Saya anaknya! Asep!" jawab Asep.
" Kamu tidak mengenal saya?" tanya Bella.
" Nona Muda?" tanya Asep menebak, karena dia lupa-lupa ingat wajah Bella.
" Ya! Ini gue!" jawab Bella, lalu Asep masuk lagi dan menekan tombol otomatis pagar.
" Maaf, Nona Muda! Saya lupa wajah Nona Muda!" kata Asep lagi.
" Nggak papa, Sep!" balas Bella.
Bella melajukan mobilnya ke garasi mobil lalu keluar dan berjalan ke arah pintu masuk samping yang terhubung dengan teras belakang dan dapur. Bella melihat sekeliling, sepi! Kemana Art? Apa dia sudah punya apartement sendiri? tanya batin Bella. Dia naik ke lantai 2 letak kamar adiknya. Dibukanya perlahan kamar itu, dilihatnya Art sedang asyik bermain game.
" Nggak jalan lo?" tanya Bella yang sudah berbaring di paha Art. Art terkejut ada orang yang tiba-tiba masuk dan tiduran di pahanya. Hampir saja dia memukul orang tersebut seandainya dia tidak mengenali suara dan wajah Bella.
" Sialan lo, Kak! Kapan dateng lo? Masih inget rumah?" tanya Art kesal, karena mamanya hampir tiap hari ngomel karena Bella yang tidak pernah pulang selama hampir 3 tahun ini.
" Dah kayak mak-mak aja lo, dek!" sahut Bella yang duduk disebelah Art.
" Lo nggak tau sih gimana mama kalo udah marah-marah nggak jelas!" sahut Art sebel.
" Iya, deh! Gue minta maaf! BDW, dimana mereka?" tanya Bella.
" Kayaknya lagi di kamar!" jawab Art.
" Lo nggak jalan? Ini kan malming!" kata Bella.
" Malas! Lagi pengen dirumah aja! Nanti kalo gue pulang pagi pasti dapat ceramah!" kata Art dengan wajah cemberut.
" Ya kan lo anak bontot, dek! Jaga nama baik keluarga!" ucap Bella ingin tertawa.
" Emang gue ngapain?" ucap Art sebel.
" Gue ke kamar mama dulu!" kata Bella mengacak rambut adiknya.
" Kakkkkk! Ishhh! Rambut gue kan rusak!" teriak Art kesel.
Bella keluar dari kamar adiknya dengan tertawa dan berjalan ke ujung ruangan dimana kamar orang tuanya berada. Dilihatnya jam yang berada di tangannya, jam 9 malam! Ternyata gue terlalu malam datang! batin Bella. Bella bermaksud mengetuk pintu kamar orang tuanya, tapi dia ingin membuat surprise, jadi dia memutar pagangan pintu dan mendorongnya perlahan. Saat akan masuk, dia mendengar suara-suara yang membuat tubuhnya merinding.
" Aku mau keluar, sayang!" ucap papa Bella.
" Lebih cepat, sayang! Kamu masih singaku yang perkasa!" kata mama Bella.
Astaga! Ini kakek nenek gak inget umur, apa mau bikin adek lagi buat gue? Ishhhh! batin Bella lalu dia menutup lagi pintu itu dan pergi meninggalkan kamar orang tuanya untuk masuk ke dalam kamarnya yang lama dia tinggalkan.
Bella membaringkan tubuhnya, semua masih sama, masih berada ditempatnya, tidak ada yang berubah. Bella bangun dari tidurnya dan mendekati dinding kamarnya, dilihatnya foto-foto keluarga juga fotonya bersama teman-teman dan sahabatnya, Edo. Gimana kabar lo, Do? batin Bella mengusap foto Edo. Bella kemudian kembali ke ranjangnya dan tidur.
Keesokan harinya Bella mendengar suara berisik di lantai bawah, sepertinya mamanya sedang ngomel-ngomel. Bella bangun dan melihat ke dinding kamarnya, jam 7 pagi. Diraihnya ponselnya di atas nakas, ada beberapa pesan dari Starla dan juga Richard.
@ Maaf baby aku bener-bener minta maaf, kemarin aku meeting seharian dan kelelahan
@ Baby apa kamu marah
@ Bella baby please maafin aku
Dan beberapa kali missed call dari Richard, Bella tersenyum membaca semua itu. Bella meletakkan ponselnya lalu berjalan ke kamar mandi. Setelah beberapa saat, Bella mengeringkan tubuhnya lalu mengambil pakaian di walk in closet nya. Sebuah mini dress berwarna pink melekat cantik di tubuh seksinya. Wanita itu berjalan turun ke lantai satu rumahnya dan menuju ke dapur sambil menghubungi Starla terlebih dahulu.
" Ada apa, Star?"
" Ada seorang pengusaha dari Indonesia yang menawarkan kerjasama dengan perusahaan kita, Boss!"
" Kirim detail dokumennya, biar aku pelajari!" kata Bella.
" Siap, Boss!" jawab Starla.
Bella mematikan panggilannya, lalu dia membalas pesan Richard, karena saat ini disana masih jam 5 pagi.
@ Iya Rich...aku nggak marah...aku tahu kamu sibuk...jangan terlalu lelah bekerja
" Mama heran liat kamu, dek! Udah jam segini masih belum juga mandi! Gimana ada yang mau nanti?" teriak Netta sambil menyiapkan meja makan.
" Iya, ma! Marahin aja!" sahut Bella dan membuat mata Art membulat sempurna.