webnovel

MAKAN MALAM

Malam harinya Bella telah berdandan sangat cantik setelah dia pulang pada sore hari dari Hotel Ritz. Dia mengatakan pada keluarganya jika Richard akan datang malam ini. Karena itu Netta memanggil PRT untuk membantunya menyiapkan makan malam.

" Pa! Jangan terlalu keras sama dia, Ok!" pinta Bella pada papanya.

" Hmmm!" jawab Max membuat bibir Bella cemberut.

Bella mendengar suara mobil dia segera berlari ke depan rumah karena dia yakin kalo itu Richard. Tebakan Bella benar, Richard datang dengan memakai pakaian semi resmi dan terlihat sangat tampan.

" Baby!" sapa Richard saat keluar dari mobil.

" Rich!" sahut Bella. Mereka berpelukan dan mencuri waktu untuk ciuman sejenak karena takut ketahuan.

" Ayo!" ajak Bella menghapus lipstiknya di bibir Richard.

" Trima kasih, baby!" ucap Richard disambut senyum ceria Bella.

" Selamat malam!" sapa Richard yang telah berdiri di depan keluarga besar Bella.

" Selamat Malam!" jawab semua yang ada disitu.

" Saya Richard Stuart, sesuai perkataan Bella, saya datang untuk memenuhi undangan makan malam di keluarga ini!" kata Richard dengan sedikit gugup, karena dia melihat tatapan tajam dari seorang pria tengah baya yang dia tahu jika itu pasti papa kekasihnya.

" Sebelum kita makan malam, ikut saya dulu!" kata Max yang kemudian berjalan menjauhi ruang tamu rumahnya. Richard melihat ke arah Bella dengan wajah datar dan Bella menganggukkan kepalanya.

" Permisi!" kata Richard mengikuti Max.

" Maaaa!" rengek Bella pada mamanya.

" Papa, ishhh! Segitunya banget! Padahal dulu sama suamiku nggak gitu-gitu amat!" kata Kayla sebel.

" Papamu hanya ingin mengenal lebih dekat kekasihmu itu dan dia hanya ingin tahu kesungguhan dia pada putri kesayangannya ini!" kata Netta menangkup wajah putrinya itu.

" Maaaa!" rengek Bella memeluk Netta manja . Sudah lama dia tidak bermanja-manja dengan mamanya.

" Ihhhhh! Ante El anja anyet te oma!" celetuk Marion yang sedari tadi melihat tingkah Tante cantiknya itu.

" Isshhh! Keponakan Tante yang kece badai! Emang Inces nggak suka manja-manja sama mommy Kay?" tanya Bella yang mendekati keponakannya lalu menggendongnya.

" Em em! Inces kan dah ede!" jawab Marion menggelengkan kepalanya membuat gemas Bella.

" Dah punya pacar belum?" goda Bella.

" Kakakkkk!" kteriak Kayla mendelik.

" Becanda, Kay! Xixixi!" sahut Bella meringis.

" Awas aja ya kalo bawa pengaruh buruk sama anak gue!" protes Kayla.

" Ckk! Gini-gini gue masih segelan, Kay!" ucap Bella bangga.

" Serius?" tanya Kayla nggak percaya.

" Sialan lo! Adek durhaka lo! Masa kakaknya dipikir suka free sex!" protes Bella ganti.

" Hehehe! Sorry sist! Gue kira lo udah ikut-ikutan budaya sono!" ucap Kayla meringis.

" Enak aja!" sahut Bella.

Mereka pun akhirnya bercanda sambil sesekali bicara serius tentang kehidupan Bella di Itali, hingga Max datang diikuti dengan Richard. Bella melihat raut wajah kekasihnya.

" Begitu amat liatnya!" goda papanya. Bella tersipu mendengar perkataan papanya, dia mendekati Richard dan memeluk pinggangnya.

" Eh eh! Udah kayak prangko aja nempel-nempel! Ayo, sini! Masih belum sah!" kata Max menggoyang-goyang tangannya dengan satu jari di udara.

" Papa! Apa'an, sih?"gerutu Bella melepaskan pelukannya pada Richard. Glekk! Richard menelan salivanya melihat keposessifan calon mertuanya pada calon istrinya. Dengan cemberut Bella berjalan mendekati Max yang langsung memeluk bahunya.

" Duduklah!" kata Max pada Richard lalu dia mengajak Bella duduk di sampingnya.

" Kapan rencana kamu buat melamar Bella?" tanya Max setelah Richard duduk di kursi.

" Jika diijinkan, saya akan melamar Bella lusa, Om!" kata Richard.

" Apa? Lu..sa?" teriak Bella terkejut.

" Kenap, sayang?" tanya Max mengerutkan dahinya melihat tingkah putrinya.

" Ngg...nggak, Pa! Bel hanya tidak menyangka kalo Richard akan melamar lusa, sedangkan persiapan kan perlu waktu!" kata Bella. Dia sendiri heran dengan sikapnya yang mendadak tidak rela dilamar Richard dengan cepat.

" Semua sudah siap, sayang! Aku sudah menyiapkan saat kamu berangkat ke sini!" jelas Richard tegas.

" Benarkah?" tanya Bella membulatkan matanya.

" Iya, sayang!" jawab Richard menatap mata Bella dengan mesra.

" Kalian sementara harus dipisah dulu sampai acara pertunangan 2 minggu lagi!" kata Max tegas.

" Apa?" teriak Bella dan Richard bersamaan.

" Kompak sekali! No more argue!" kata Max dengan wajah tegasnya.

" Iya, Pa!" jawab Bella lesu.

" Ok! Bawa keluargamu 2 minggu dari sekarang, kami akan mempersiapkan semua!" jawab Max.

" Trima kasih, Om! Saya berjanji akan menjaga Bella dan mencintai dia dengan seumur hidup saya!" kata Richard tegas.

" Bukan janji, tapi Bukti!" kata Max tegas.

" Yes, Sir!" jawab Richard mantap.

Mereka makan malam dengan suasana yang ramah dan bahagia, lengkap sudah keluarga mereka dengan kedatangan calon anggota keluarga baru. Max dan Netta sudah merasa lega karena putrinya telah menemukan pendamping hidupnya.

" Aku pergi!" kata Richard yang berdiri di samping mobilnya. Tangannya hanya memegang tangan Bella dengan erat, karena diawasi Max dari jauh.

" Ishhh! Kayak satpam aja!" gerutu Bella saat melihat papanya. Richard tersenyum gemas melihat bibir calon istrinya.

" Jangan seperti itu, kau membuatku bermain solo lagi, baby!" ucap Richard pelan.

" Ckk! Tunggu setelah sah! Kamu bisa menikmatiku kapan saja!" goda Bella.

" Aku akan mengurungmu 7 hari 7 malam, baby!" balas Richard semakin gemas, juniornya perlahan mengeras.

" Kamu pikir aku robot apa!!" protes Bella.

" Aku sudah menahannya setahun lebih, baby!" kata Richard lagi.

" Terserah kamu!" kata Bella akhirnya.

" Papa kamu sangat hebat, baby!" kata Richard.

" Hmm, mama nggak akan mau jika papa tidak begitu!" sahut Bella bangga.

" Kamu harus datang minggu depan!" kata Bella.

" Pasti! Aku sudah tidak sabar untuk menjadi suamimu!" kata Richard.

" Aku juga!" balas Bella.

" Jangan menggodaku, sayang! Aku rasanya ingin menikahimu sekarang juga!" kata Richard mendengar ucapan Bella barusan membuat dibawah sana semakin keras.

" Dasar mesum!" pukul Bella pada lengan atas Richard.

Richard melumat bibir Bella dan dibalas gadis itu dengan penuh hasrat, lumatan itu semakin terasa panas hingga ponsel disaku celana Richard bergetar.

" Ponselmu!" kata Bella berusaha melepaskan ciuman mereka.

" Biar saja, sayang!" balas Richard kembali melumat bibir Bella, tapi ponsel itu kembali bergetar.

" Angkat dulu, sayang!" kata Bella melepaskan ciumannya.

" Sial! Siapa berani-berani menggangguku!" ucap Richard marah. Richard meraih ponselnya lalu melihat nama orang yang menelponnya, lalu membuka pesan WA dari orang itu. Richard mengernyitkan dahinya dan Bella melihatnya.

" Siapa? Apakah penting?" tanya Bella khawatir karena melihat raut wajah Richard. Bella menyandarkan tubuhnya di dada Richrad sementara Richard memainkan ponselnya di belakang Bella. Richard mengatur beberapa hal di ponselnya lalu membuka pesan tersebut.

" Baby! Ada yang harus aku lakukan! Aku pergi dulu!" kata Richard juniornya terasa sesak di bawah.

" Pergilah jika itu penting!" balas Bella tersenyum.

" Aku harus pergi!" kata Richard mencium Bella sekilas lalu masuk ke dalam mobilnya.

" Bye!" kata Bella.

" Bye!" sahut Richard. Shiitttt! Sialan kamu, Julie! batin Richard. Dia kembali membuka pesan video dari Julie, kali ini dia membesarkan volume suara ponselnya.

" Ahhhh, Richard!" Julie yang terbaring polos sedang meremas-remas dadanya dan mengusap-usap bagian intinya.

" Aku ingin di dalammu, baby!" desah Julie yang menggigit-gigit bibirnya. Aku akan menghukummu karena melakukan ini, Julie! batin Richard menginjak dengan keras gas mobilnya.