Pesta berjalan dengan lancar dan sukses, semua orang memuji-muji Richard dan perusahaannya, hanya saja wajah Richard terlihat sedikit tidak bergairah selama pesta berjalan. Richard banyak menemui relasi dan orang-oarang baru yang bermaksud mengajaknya bekerja sama.
" Saya harap perusahaan saya bisa bekerja sama dengan perusahaan anda, Tuan!" kata seorang pria.
" Tentu saja, Tuan Edward! Saya akan menunggu kedatangan Tuan ke kantor saya!" jawab Richard dengan senang.
Richard berdiri di balkon gedung miliknya sambil membawa segelas champagne, dia melihat keindahan kota Italia di malam hari.
" Richard!" panggil seseorang.
Richard terkejut mendengar suara yang telah lama tidak di dengarnya. Diputarnya tubuhnya untuk memastikan orang tersebut adalah orang yang ada di pikirannya. Tubuhnya meremang melihat seorang wanita cantik yang berdiri dihadapannya dengan tubuh yang dibalut gaun seksi berwarna merah menyala.
" Ju...lie!" ucap Richard pelan.
Julie tersenyum tipis dan langsung menerjang tubuh Richard, memeluk dengan erat dengan mata yang berkaca-kaca. Akhirnya setelah sekian lama, dia dapat memeluk kembali tubuh kekar ini. Richard masih berdiri kaku, dia belum sadar sepenuhnya dari rasa terkejutnya. Sebuah kecupan lembut mendarat begitu saja di bibirnya dan seakan menyadarkan dirinya dari lamunan. Dilepaskannya pelukan Julie dan ditatapnya dalam-dalam wajah hingga tubuh wanita di depannya itu.
" Apa kabar, my love?" tanya Julie.
" Kamu..."
" Ya, ini aku! Your little slave, Julie!" jawab Julie.
" Tapi kamu..."
" Aku tahu kamu pasti terkejut!" sahut Julie. Richard terdiam menunggu penjelasan wanita itu.
" Aku bisa membuktikan kalo ini memang aku, My Love!" jawab Julie. Richard terdiam menatap dalam wajah cantik itu.
" Richard!" panggil seorang pria saat pikiran pria itu masih meraba-raba apa yang terjadi pada wanita itu.
" Trevor!" sahut Richard yang melihat Trevor melambaikan tangan padanya di belakang Julie.
" Aku menunggumu ditempat biasa!" kata Julie lalu berjalan meninggalkan Richard dengan wajah menunduk, seakan tidak mau terlihat oleh teman Richard. Richard masih bingung dengan semua yang baru saja terjadi.
" Aku besok ada sedikit urusan pagi-pagi!" kata Trevor, teman Richard.
" So?" tanya Richard.
" Besok ada meeting penting, aku minta izin datang terlambat!" kata Trevor lagi.
" Aku harap tidak terlalu lama, karena proyek ini bernilai fantastis!" jawab Richard.
" Ok! Aku berencana menginap disini agar urusanku cepat selesai!" kata Trevor.
" Tentu saja! Bilang saja aku yang suruh!" kata Richard.
" Apa Dean dan Hans juga boleh disini?" tanya Trevor.
" Tentu saja!" jawab Richard.
" Ok, aku pergi! O, ya! Siapa wanita yang tadi bersamamu?" tanya Trevor yang ternyata melihat Julie.
" Bukan siapa-siapa, hanya seseorang yang ingin mengajak berbisnis!" jawab Richard santai.
" Aku kira kamu akan bersenang-senang!" sindir Trevor.
" Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Richard mengernyitkan alisnya.
" Karena aku sangat tahu jika dia memiliki tubuh yang tipemu sekali, Richard!" jawab Trevor.
" Aku mencintai Bella dan akan menikah dengannya!" kata Richard kesal pada Trevor.
" Tentu saja! Tapi tidak ada salahnya bersenang-senang jika kita ada waktu!" kata Trevor lagi.
" Aku bukan pria macam itu! Pergilah!" kata Richard yang tidak suka dengan ucapan Trevor.
" Santai, Bro! Ok, sampe ketemu besok!" kata Trevor lalu pergi meninggalkan Richard.
Richard kesal dengan pandangan Trevor tentang dirinya dan Bella, dia baru ingat jika Bella akan berangkat malam ini. Pesta malam itu perlahan berakhir dengan berkurangnya teman dan relasi Richard. Richard berjalan menuju ke lantai paling atas Hotel itu, dimana kamarnya berada.
Sementara Bella telah selesai dengan pekerjaannya saat waktu menunjuk angka 12 malam.
" Aku pergi dulu, Star! Kalo ada sesuatu, cepat menghubungiku!" kata Bella pada Starla.
" Baik, Boss! Hati-hati!" jawab Starla yang telah terbiasa ditinggal mengurus perusahaan sendiri.
" Trima kasih!" balas Bella lalu dia berjalan keluar ruangannya menuju ke lobby perusahaannya.
" Kemana Richard? Katanya mau mengantar!" kata Bella ambigu. Dilihatnya ponselnya, tidak ada panggilan atau pesan sama sekali dari Richard. Tanpa menunggu lagi, dia pergi ke bandara sendiri dengan diantar sopirnya. Bella menghubungi Richard saat di perjalanan, tapi sepertinya Richard sedang sibuk.
Richard menekan kode masuk pintu kamarnya lalu mendorong pintu itu saat berbunyi. Richard berjalan menuju ke kamarnya saat dia ingat jika dia harus mengantar Bella ke bandara. Dengan cepat dia melihat jam di tangannya dan berencana mandi dulu sebelum mengantar Bella.
" Masih jam 12! Dia bilang akan berangkat jam 1, masih ada waktu untuk mandi!" ucap Richard ambigu. Richard meraih ponselnya dan meletakkannya di meja, dia kemudian melepaskan jas dan meletakkannya di bahu sofa beserta dasinya. Dengan cepat dia membuka kancing kemeja dan gespernya. Dilepasnya kemeja dan celana panjangnya untuk di letakkan disofa bersama dengan jasnya. Richard meraih ponselnya dan membuka pintu kamarnya dengan hanya menggunakan boxer saja. Dia tertegun saat melihat sosok yang sedang berbaring dengan gaya miring di ranjangnya.
" Apa kau hanya akan berdiri disitu, my love? Kau ingin tahu apakah ini aku atau bukan kan?" kata Julie yang saat ini sedang berbaring di atas ranjang dalam keadaan polos. Richard menelan salivanya melihat tubuh seksi Julie yang sangat dirindukannya. Menurut Richard tubuh itu semakin terlihat berisi. Ponsel yang berada ditangannya berbunyi dan tertera nama Baby di layar ponselnya. Hati Richard mencelos, dia lupa jika dia belum menghubungi Bella sama sekali.
" Ya, baby!" jawab Richard setelah menggeser ikon berwarna hijau.
Sementara wajah Julie berubah kecewa saat Richard memanggil seseorang di telpon dengan panggilan baby. Richard berjalan ke balkon kamarnya yang terbuka melewati Julie begitu saja.
" Apa pestanya belum selesai?" tanya Bella.
" Hampir, sayang!" jawab Richard.
" Aku sudah dalam perjalanan ke bandara!" kata Bella.
" Kamu bilang jam 1 akan berangkat!" jawab Richard.
" Jam 1 pesawatku berangkat! Aku sudah dekat dengan Hotelmu, apakah kamu jadi mengantarku?" tanya Bella. nanti aku akan telpon kalo sampai sana!" kata Bella.
Sebuah tangan melingkar di pinggang Richard. Deg! Punggung pria itu terasa hangat karena ada benda kenyal yang besar menempel disana. Julie sengaja menempelkan tubuh polosnya pada punggung Richard lalu diusapnya dengan lembut punggung kokoh itu memutar ke depan dada dan berakhir di dua kacang kecil milik Richard. Richard memejamkan kedua matanya, dia tidak mampu menolak apa yang dilakukan Julie padanya.
" Rich?" panggil Bella.
" Hm, Eh! Sorry, baby!" kata Richard. Dia terkejut saat tangan Julie memegang langsung juniornya. Richard dengan cepat menahan tangan itu agar tidak berbuat lebih jauh lagi. Mata Richard membulat menatap tajam Julie yang melepaskan tangannya dan berhadapan dengannya.
Julie menaikkan sebelah dadanya sehingga terlihat sebuah tatoo bertuliskan nama Your Slave RS disana. Richard tertegun melihat tatoo itu.
" Rich! You Ok?" tanya Bella lagi dengan nada khawatir.
Seakan tahu akan keraguan Richard, Julie menarik Richard masuk dan duduk diranjang, lalu dia membaringkan tubuhnya dan membuka pahanya lebar-lebar. Richard melihat kearah paha dalam milik Julie. Dilihatnya tatoo kecil bertuliskan nama yang sama disana. Tatoo itu dibuat Richard karena Julie yang menginginkannya, karena dia rela menjadi budak Richard. Richard sampai harus belajar dulu pada tukang tatoo agar dapat memenuhi keinginan Julie. Julie memaksa Richard mentatoonya karena dia sangat mencintai pria itu dengan tulus, walau Richard hanya akan menjadikannya sebagai budak jalangnya saja.