(POV Anggota Harem)
"Seperti yang diharapkan dari Lisa, kamu sudah bisa menebaknya" Melihat ke arah Lisa, Mera tersenyum menggoda kepadanya, dia tidak berharap Lisa bisa menebak masalah yang dia miliki, dalam sekali perkataan.
"Saya hanya menebaknya, dan itu juga belum pasti benar, jadi jangan terlalu memuji ku." Lisa menjawab perkataan Mera dengan malu-malu, dan kepala menunduk kebawah.
Sebenarnya Lisa senang saat seseorang memujinya, apa lagi orang yang memujinya itu Leon. Tetapi karena Lisa itu seorang yang pemalu, dia jarang menunjukkan ekspresi itu.
Melihat tingkah laku Lisa yang malu-malu, itu membuat suasana di sekitar mereka manjadi sedikit tidak terlalu tegang. Tidak seperti sebelumnya, yang suasananya begitu tegang.
Berdiskusi di suasana yang tegang, menurut Mera itu tidak baik, karena itu akan membuat mereka berselisih seperti sebelumnya. Dan Mera yang mengetahuinya, tidak ingin semuanya terjadi lagi, kerena itu dia menggoda Lisa, untuk membuat suasana sedikit rileks.
"Kalo begitu kenapa kamu tidak bicara, tentang apa yang kamu pahami, dan kita liat apa tebakan yang kamu miliki sama seperti masalah yang ingin saya bicarakan." Mera berbicara sambil mengulurkan tangannya, untuk menegakkan kepala Lisa, supaya dia tidak menunduk lagi.
Walaupun ucapan Mera terdengar biasa aja, tapi itu berbeda untuk Lisa. Dia mendengar ucapan Mera, merasa seperti dia di tantang oleh Mera.
Merasa tidak ingin kalah, Lisa menjawab tantangannya, saat matanya menatap lurus ke arah Mera. "Apa yang saya pahami dari pernyataanmu sebelumnya. Itu pasti masalah tentang, bagaimana cara kita membangun perusahaan dan menambahkan pengikut, tanpa di ganggu oleh pria. Apa yang saya maksud itu benar?" Matanya masih menatap Mera tanpa berkedip, menunggu jawaban dari Mera.
Disisi lain, Rose dan Yuna yang dari tadi hanya bisa mengamati, sedikit terkejut mendengar apa yang di ucapkan Lisa.
Tapi itu berbeda untuk Mera, "Haha, seperti yang diharapkan dari Lisa, yang sangat ahli dalam pengamatan." Mera tertawa terbahak-bahak sambil memujinya, saat dia mendengar tebakan Lisa.
"Tetapi tebakan mu sedikit meleset" Mera berhenti tertawa, dan melanjutkan perkataannya. "Memang saya memiliki masalah dengan membangun perusahaan, tapi ada yang labih penting lagi, dari pada masalah yang akan kita dihadapi dengan pria."
Penjelasan Mera membuat Lisa, Rose dan Yuna melebarkan matanya, saat mereka merasa terkejut.
'Kalo apa yang diucapkan Mera ternyata benar, berarti masalah yang ingin di bicarakan Mera sangat penting.' Itu apa yang dipikirkan oleh tiga wanita.
"Kalo ini lebih penting dari pada masalah pria , terus masalah apa yang sebenarnya kamu bicarakan?" Yuna yang dari tadi diam, mengajukan pertanyaan kepada Mera.
Disisi lain, Mera yang mendengar pertanyaan Yuna, ekspresi wajahnya mulai serius.
"Selain masalah dengan pria, kita pasti akan memiliki masalah dengan Kerajaan tempat perusahaan kita di bangun. Sampai situ saja, saya yakin, kalian pasti tahu apa yang akan terjadi setelah itu."
Setelah berbicara Mera melihat ekspresi ke tiga wanita, dan apa yang dia liat, itu semua sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Ke tiga wanita yang mendengar apa yang dikatakan Mera, mereka menunjukkan ekspresi terkejut. Entah kenapa mereka tidak pernah memikirkan ini sebelumnya dan mendengar perkataan Mera sekarang, ini membuat mereka sadar, kalo membuat perusahaan tidak semudah yang diharapkan.
"Apa Tuan juga menyadari ini?" Rose orang pertama yang berhenti terkejut, dan mengajukan pertanyaan kepada Mera.
Mendengar apa yang di ucapkan Rose, itu membuat Yuna dan Lisa tersadar kembali. Dan melihat ke arah Mera, menunggu jawabannya.
"Iya, Tuan juga menyadarinya, tapi saya yakin Tuan belum memiliki rencana untuk masalah ini. Karena itu saya ingin membahas masalah ini dengan kalian terlebih dahulu." Setelah menjawab pertanyaan Rose, Mera melihat ekspresi tiga wanita.
'Ah, Sepeti yang saya harapkan, mereka pasti akan depresi setelah mendengar ini.' Pikir Mera sambil menghela nafas.
"Kenapa saya tidak memikirkan masalah ini lebih serius." Rose menegur dirinya sendiri, dia merasa tidak mampu untuk membantu Leon.
"Sepertinya saya memang tidak pentas, untuk menjadi Anggota Harem Tuan." Ini yang dipikirkan Yuna, setelah dia mengalami banyak kegagalan dalam diskusi ini.
Dan orang yang paling depresi dari tiga wanita, dia menundukkan kepalanya, saat dia berbicara.
"Apa segitu tidak bergunanya saya, sampai-sampai saya tidak menyadari masalah yang begitu jelas ini." Lisa berkata dengan suara yang sangat kecil, sampai perkataan itu tidak jelas, saat di dengar oleh wanita lainnya.
Sebagai seorang yang paling pintar mengamati keadaan dari yang lainnya, Lisa termasuk orang yang paling depresi di antara tiga wanita. Dia merasa kemampuan yang biasanya dia banggakan, menjadi tidak berguna, saat dia ingin membantu Leon dari masalahnya.
Melihat sikap mereka ini, Mera tidak tahan lagi. "Kenapa kalian malah depresi? Bukannya seharusnya kalian senang, karena ini bisa jadi belajar buat kalian, supaya kalian tidak terlalu berpuas diri dan bisa terus meningkatkan kemampuan kalian lebih tinggi." Mera menegur tiga wanita.
Ya, Mera tidak senang, melihat sikap tiga wanita. Bukannya mengoreksi diri sendiri dan meningkatkan kemampuannya, tiga wanita malah langsung depresi, saat mereka mengalami kegagalan.
'Sikap seperti ini pasti tidak akan disukai Tuan.' Itulah yang dipikirkan Mera sekarang, dan Mera yang mengetahuinya tidak ingin semuanya sampai terjadi, karena itu, dia berusaha untuk merubah sikap mereka sepenuhnya.
Disisi lain, tiga wanita yang mendengar perkataan Mera terdiam sesaat, saat mereka mulai merenungkan apa yang dikatakan Mera.
Setelah merenung sejenak, mereka akhirnya memahami apa yang di maksud Mera, karena itu sikap mereka berubah drastis, yang tadinya Depresi sekarang kembali normal.
Dan Mera yang melihat berubah sikap mereka, dia menunjukkan senyumnya, saat dia senang semua rencananya berjalan dengan sempurna.
"Sepertinya kita masih harus banyak belajar." Mendengar perkataan Rose, itu membuat Lisa dan Yuna mengangguk setuju.
"Iya, seperti yang dikatakan Mera, kita tidak boleh terlalu berpuas diri dengan kemampuan yang kita miliki." Lisa berkata sambil melihat Yuna dan Rose, yang dibalas dengan anggukan mereka.
Setelah diskusi ini, Lisa menyadari, bahwa dia terlalu percaya diri dengan kemampuannya, yang berakibat kemampuannya tidak meningkat lebih jauh lagi. Dan Lisa yang baru saja menyadarinya, tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi, karena itu dia mulai merubah sikap yang dimilikinya.
"Tapi, bukannya tadi kamu bilang, kalo Tuan belum memiliki rencana untuk ini?" Mengingat sesuatu yang penting, Yuna yang dari tadi terdiam kembali bertanya kepada Mera, dia merasa bisa membantu Leon dengan cara ini.
"Ya, karena itu, saya ingin berdiskusi terlebih dahulu kepada kalian." Mendengar perkataan Mera, itu membuat Rose, Lisa dan Yuna memiliki ekspresi serius di wajahnya, saat mereka berjanji pada diri sendiri, untuk membantu Leon dengan masalah ini apapun yang terjadi.
Setelah itu mereka mulai diskusi yang sebenarnya, sampai salah satu Pengikut pergi menghampiri mereka, dan memberi tahu mereka, kalo Leon sudah kembali.
"Sepertinya kita harus mengakhiri diskusi kita untuk sementara, dan pergi menyambut Tuan." Rose berdiri dari kursinya, saat dia melihat ke arah wanita lainnya.
Mendengar perkataannya, Lisa, Yuna, dan Mera mengangguk setuju dan mengakhiri diskusi mereka, saat mereka pergi ke tempat Leon berada.
___________________________
Buat kalian para pembaca, saya mengucapkan terimakasih telah menyempatkan diri membaca novel saya, System Organization Harem.
Dukungan Anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak lagi, supaya saya tambah termotivasi untuk terus melanjutkan novel ini. Terimakasih.