Rei tidak tahu apakah harus senang atau miris, berada di tengah-tengah keluarga Fernandez. Jika dia harus senang, maka rasa senang yang dia rasakan karena dia merasa dianggap berada di tengah-tengah keluarga itu. Bahkan tak jarang banyak mata menatap iri dengan apa interaksi keluarga Fernandez yang tampak dari luar sangat harmonis tanpa pertikaian keluarga yang mewarnai keluarga mereka. Sayangnya semua tidak seindah sampai di mana mata mereka memandang saja. Miris, karena seharusnya Rei menjadi bagian dari keluarga Fernandez bukan sebagai menantu dari keluarga itu, melainkan sebagai Nyonya Besar Fernandez. Seperti yang kita ketahui, Bara Fernandez ingin menikahi Rei secara bersyarat. Tanpa mengemukakan alasan sebenarnya kepada siapapun. Termasuk ke pada putra sulumgmya, Luo.
"Kak, tumben kamu membawa pasangan. Dan dia si wanita ular itu!" tunjuk Lava secara terang-terangan kepada Rei yang berada di dalam tubuh Agatha,
"Jaga sikap mu Lava!" tegur Bara setenang mungkin. Dia tidak ingin merusak citra-nya bahkan di depan kolega-nya sekalipun.
"Ayah, aku tau wanita ini pilihan Ayah. Tapi Kak Luo tidak menginginkannya, pernikahan politik di keluarga kita bukan solusi terbaik. Bahkan aku tidak ingin bernasib sama dengan Kak Luo. Jujur saja, aku sedikit muak dengan keluarga kita. Menikah tanpa cinta. Itu sangat menyakitkan" jelas Lava, membuat Bara menatapnya dengan tajam. Lava yang mengetahui sinyal-sinyal tidak aman dari keberadaan mesin uangnya segera menghampiri Bara.
"Setidaknya, jangan buat aku memilih pernikahan tanpa cinta." Rengek Lava kepada sang ayah, membuat Bara mengiyakan permintaan putri semata wayangnya.
"Selama kamu bahagia. Lakukan apa yang kamu mau." Putus Bara membuat Luo membuang muka ke arah lain.
Rei memilih diam. Karena dia tidak suka ikut campur pembicaraan keluarga yang membuat dirinya harus memilih mengakhiri hidup. Memang, semua itu pilihan Rei sendiri, memilih untuk tertabrak mobil Agatha yang melaju dengan kencang malam itu.
"Gatha!" panggil Bara ke pada sang menantu,
"Eh, iya Om" Rei panic. Dia tidak tahu harus memanggil Bara dengan sebutan apa. Om atau ayah, sama seperti Luo dengan Lava.
"Hei, kenapa kamu panggil Papa dengan Om? Aku dengar kecelakaan itu sudah membuat mu amnesia"
"Iya O-,eh Pa. Gatha masih belum bisa mengingat semuanya" jawab Rei setenang mungkin, karena jujur saja. Ingatan tentang Bara hanya sebuah kenangna pahit tentang pernikahan bersyarat mereka berdua malam itu.
Tiba-tiba bara mendekat. Menatap rei lekat. Membuat Rei meremas tangan Luo lebih keras.
"Jangan berbuat ulah di pesta ini. Jangan mengulangi kesalahan bodoh yang kamu lakukan ke pada Rei. Cukup sudah aku membantu mu tidak akan ada kesempatan kedua untuk kamu. Mengerti?" ancam Bara tanpa suara yang yang nyaris tak terdengar oleh siapapun. Jika orang lain melihat interaksi mereka berdua saat ini. Tampak Bara sedang memeluk Rei. Sayangnya, bukan sebuah pelukan hangat seperti orang lain lihat. Bara memberikan peringatan keras ke pada Rei yang saat ini sedang berperan sebagai Agatha, sampai jiwa mereka kembali ke dalam raga masing-masing.
Dengan kaku, Rei menganggukkan kepalanya. Berharap dia segera menjauh dari keluarga Fernandez. Rei tidak ingin terlalu lama berinteraksi dengan keluarga ini. Bahkan keluarga Gianina, keluarga Agatha.
Melihat gatha tengah berada di dalam kendalinya, Bara memundurkan wajahnya. Kemudian, Bara tersenyum seolah-seolah tidak mengeluarkan kata-kata kejam ke pada Agatha alias Rei.
*.*.*
Butuh waktu yang lama bagi Rei untuk keluar dari genggaman keluarga Fernandez. Rei menjadikan pergi ke toilet sebagai alasan lari dari keluarga Fernandez. Rei cukup muak berada di tengah-tengah pesta yang saling memamerkan kekayaan satu sama lain. Berebut kekuasaan, seolah-olah bumi milik mereka.
"Hei jalang!" panggil seorang gadis dengan gaun sexy tampak kekurangan bahan di berbagai titik. Bahkan dadanya nyaris keluar dari tempatnya bersembunyi.
"Maaf, kalian siapa?" tanya Rei bingung. Karena jujur saja, gadis itu tidak datang seorang diri. Dia datang bersama dua orang temannya. Penampilannya sama persis, mungkin mereka bertiga satu geng.
"Ternyata rumor itu benar. Kamu lupa semuanya, kecelakaan itu sangat menggemparkan. Bahkan aku berdoa agar kamu mati saja. Kenapa kamu masih saja berani datang ke pesta ini, bahkan kamu datang sebagai pasangan Luo setelah kamu mencoba membunuh ibu tirinya." Kata gadis yang memiliki rambut ikal terurai berwarna cokelat,
"Sungguh, aku tidak mengingat apapun tentang kalian. Aku minta maaf, kalau aku seandainya memiliki kesalahan fatal yang pernah aku lakukan di masa lalu" jelas Rei, Rei tidak bisa berteriak minta tolong. Karena toilet wanita, jauh dari lokasi pesta yang keluarga Luo adakan. Rei sengaja memilih toilet di lantai empat, untuk menghindar dari cecaran para kolega keluarga Fernandez dan Gianina. Siapa yang tahu, ada tiga gadis yang sengaja mengikuti Rei sampai sini. Rei memang sedang tidak beruntung hari ini. Dia hanya bisa berharap, Luo menyadari ketidak hadirannya di pesta saat ini.
"Lihat! Kamu sampai mengubah gaya pakaian mu demi mengelabuhi Luo agar dia berpaling kepada mu. Dasar wanita rendahan!" maki gadis yang berambut keriting,
Ntah, mereka bertiga mendapatkan aba-aba dari mana. Mereka bertiga menghimpit tubuh Agatha ke tembok. Membuat Rei yang berada di dalamnya hanya bisa pasrah dan berharap keajaiban datang. Karena Rei yakin, ketiga gadis ini tidak memiliki niat baik kepada dirinya.
"Bagaimana kalau kita bantu untuk mengingat style fashion yang biasanya kamu pilih untuk pesta agar Rion dan Luo menatap kepada mu. Dasar perempuan tamak!" maki gadis berambut keriting dengan menyobek gaun Rei, tepatnya di bagian dada. Membuat dada Agatha terekspose di depan mereka.
"Ini baru AGATHA GIANINA. SI JALANG YANG TIDAK PUAS DENGAN SATU PRIA" teriak gadis berambut ikal dengan penuh rasa bahagia,
"Apa yang kalian lakukan? Kalian gila!" teriak Rei sembari menutupi bagian dadany dengan kedua tangannya,
"Kami hanya membantu kamu untuk terlihat lebih cantik. Seperti biasanya yang kamu pakai selama ini, anggap saja ini niat baik kami dalam membuat ingatan kamu pulih" jawab gadis yang sedari tadi berada di posisi belakang.
SRAATT---
Suara belahan gaun Rei kini terdengar, mereka merobeknya hingga paha Agatha terekspose dan membuat Rei semakin panik untuk menutupi bagian tubuhnya yang menurut Rei nyaris telanjang di depan tiga orang gadis yang tidak dia kenal. Air mata Rei tidak tertahankan untuk keluar.
"Hei! Dia menangis. Bukankah ini layak kita simpan dan jadikan pelajaran saat otak dungu nya itu kembali?" tanya gadis berambut keriting dengan sigap dia mengeluarkan ponselnya. Sayangnya, keinginan gadis-gadis itu hanya sebuah mimpi. Karena Luo dan beberapa bodyguardnya menerobos masuk ke dalam kamar mandi. Luo segera menutup tubuh Agatha dengan jas miliknya. Sedangkan gadis-gadis itu, berada dalam tawanan bodyguard Luo.
"BAWA MEREKA BERTIGA PERGI DARI SINI! CEPAT!" teriak Luo penuh amarah,
Ketiga gadis itu kompak memberontak, sangat disayangkan tenaga mereka tidak sebanding dengan tenaga bodyguard milik keluarga Fernandez.
"Agatha? Bagiamana keadaan mu?" tanya Luo khawatir dengan kondisi Agatha yang memprihatinkan.