Luo dan Rei sampai di apartemen mereka. Luo menghempaskan tubuhnya ke sofa, Rei segera mengambilkan Luo segelas air. Kemudian memberikannya ke pada Luo,
"Terima kasih"
"Sama-sama" sahut Rei.
Luo menghabiskan segelas air yang Agatha alias Rei berikan ke padanya, Luo merasakan amarahnya sudah mereda. Luo tau, apa yang terjadi di rumah keluarga Gianina adalah sebuah aib yang hanya dirinya dan kedua sahabatnya yang tahu. Agatha yang saat ini duduk di sampingnya, tidak akan mengakui ataupun mengingatnya karena Agatha mengidap amnesia. Luo tidak bisa memaksakan ingatan Agatha agar dia bisa mengingat semuanya. Luo akan melupakan semua itu, jika Agatha memang benar-benar tidak mengingatnya. Luo ingin memulai semuanya dari nol.
"Gatha!"panggil Luo, membuat Agatha yang duduk di sebelahnya menoleh, menatap Luo penuh tanya"aku tau hubungan mu dan Alan" lanjut Luo membuat Agatha alias Rei mengerjapkan kedua matanya.
"Maksudnya?" tanya Rei,
"Aku tau. Kamu dan Alan memiliki hubungan yang bisa dikatakan terlarang" jawab Luo membuat Rei yang ada di dalam tubuh Agatha panik.
Bagaimana bisa? Apa mungkin semua itu nyata? Benarkah Alan tidak berbohong ke padanya? Lalu sebanyak apa rahasia yang Agatha simpan? Semua pertanyaan itu keluar dari otak Rei tanpa bisa dia ungkapkan ke pada Luo.
"Ja-jadi Alan tidak berbohong" kata Rei terbata-bata, Rei shock dengan kebenaran yang Luo sampaikan ke padanya.
"Iya. Alan tidak berbohong. Apa yang dia ucapkan semuanya benar" tandas Luo, Luo mengambil tangan Agatha yang kini saling menautkan jari-jarinya. Tampak rasa takut dan khawatir di raut wajah Agatha. rei mencoba menenangkan Agatha dengan menggenggam erat tangannya.
"A-aku minta maaf" cicit Rei,"aku terlalu banyak mengecewakan kamu. Aku benar-benar tidak mengingatnya. Apa yang terjadi antara aku dan Alan, juga Rion. Jujur, jika aku bisa. Aku akan mengubahnya membuat semua itu tidak pernah terjadi. Tapi aku bisa apa, semua adalah bagian hidupku, masa lalu ku" jelas Rei dengan tatapan mengiba.
"Aku tau. Aku juga bukan pria yang baik" sahut Luo, kemudian memeluk tubuh Agatha.
Tiba-tiba Rei menangis dalam pelukan Agatha. Air matanya mengalir begitu saja,seolah mencurahkan betapa sakitnya hati Rei yang saat ini mencoba menerima dirinya harus menjadi Agatha. Mendapatkan rasa sakit tanpa tau apa yang terjadi pada masa lalu Agatha, pemilik tubuhnya.
*.*
Rei merasakan matanya membengkak. Dia menangis tersedu-sedu di pelukan Luo, hingga akhirnya dia tertidur pulas di dalam pelukan Luo. Rei mendapati apartemennya kosong di pagi hari. Dia segera menuju ke depan kulkas untuk mencari segelas susu strawberry favoritenya. Terdapat sebuah note di pintu kulkas yang di tinggalkan Luo untuknya,
'Aku ada rapat pagi ini. Aku tunggu kamu di kantor saat istirahat jam makan siang. Aku harap, kamu membawakan bekal makan siang untuk ku. Sebagai upah membuatkan sarapan yang manis untuk mu.'
Rei tersenyum membaca secarik kertas yang Luo tempelkan pada pintu kulkas. Dia segera menuju ke meja makan dan menikmati roti bakar yang Luo buat untuknya sebelum Luo berangkat kerja. Setelah itu, Rei mencuci piringnya di dapur.
Akhirnya, Rei sudah menyiapkan bekal makan siang untuk Luo. Dia membuat ayam goreng laos dan tumis kangkung untuk Luo. Masakan rumahan yang membuat Luo senang makan di rumah, semenjak Rei libur, Rei memasak menu rumahan untuk Luo. Luo selalu menyempatkan diri untuk makan di rumah, jika tidak sempat maka dia akan meminta Naraka atau Aheng menjemput makan siangnya di apartemennya.
Rei segera mengganti pakaiannya, dengan dress floral yang dia siapkan. Rambutnya di cepol, membuat tindikan di telinganya terlihat. Rei memuji kecantikan Agatha, tidak perlu memoles make up terlalu tebal. Wajah Agatha sudah cantik maksimal.
*.*
Rei membawa tote bag berukuran sedang yang berisi kotak makan untuk Luo. Saat Rei akan masuk ke dalam ruangan kerja Luo dia disambut oleh seorang wanita cantik yang menggunakan pakaian sexy dan make up yang tebal. Wajahnya cantik, cukup membuat seorang pria khilaf dan oleng karena kecantikannya.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan sopan, namun gerakan matanya tampak menilai Rei alias Agatha dari atas ke bawah.
"Oh-, ini saya ingin mengantarkan makan siang untuk Luo" jawab Rei sembari menunjukkan tote bag yang dia bawa. Wanita itu mengambil tote bag yang Rei perlihatkan ke padanya. Membuat Rei ingin protes, namun Rei mengurungkan niatnya karena tidak ingin membuat kegaduhan di kantor Luo.
"Baik. Terima kasih. Nanti akan saya sampaikan" katanya tanpa mempersilahkan Rei untuk masuk ke dalam ruangan Luo.
Rei menghela nafas pasrah. Dia tidak ingin membuat Luo kecewa dengan dirinya. Rei memutuskan untuk meninggalkan ruangan Luo, sayangnya ketika Rei akan beranjak dari sana, Luo membuka pintu ruangannya dan menghampiri Rei alias Agatha.
"Kamu kenapa terlambat? Di mana makan siang ku?" tanya Luo sembari mencari apa yang dia maksud. Rei menunjuk tote bag yang di bawa oleh wanita yang kini menghampiri mereka.
"Aku sudah sampai lima menit yang lalu. Bekal makan siang mu, ada di dalam tote bag itu" jawab Rei, membuat Luo menerima tote bag yang diberikan sekretarisnya.
"Vania. Kamu tidak mempersilahkan Agatha masuk? Kamu tau kan dia tunangan aku?" tanya Luo dingin.
"Ma-maaf Pak. Bukannya Bapak berpesan, jika tunangan Bapak datang, saya harus mengabaikannya?"
"Oh-, aku lupa, kamu baru datang tugas dari luar negri. Mulai sekarang jangan lakukan itu lagi. Jika Agatha datang, segera persilahkan dia masuk. Mengerti !"
Vania mengangguk. Menatap Rei tak suka. Sementara itu, Luo mengabaikan Vania dan menggandeng tangan Agatha untuk segera masuk ke dalam ruangannya. Luo tak sabar untuk menikmati bekal makan siangnya, karena hari ini dia melewati beberapa agenda meeting yang menguras energinya.
*.*
"Akhirnya! Aku kenyang juga!" kata Luo yang kini tengah membersihkan mulutnya dengan tissue basah yang Rei berikan,"terima kasih"sahut Luo,
"Kalau begitu, aku pulang dulu" kata Rei yang menyusun kotak makan yang telah mereka kuras isinya,
"Kenapa?" tanya Luo dengan nada kecewa,
"Aku tidak ingin mengganggu kamu. Kamu kan masih harus bekerja" jawab Rei membuat Luo memeluk tubuhnya dari belakang.
"Kamu nggak akan pernah jadi pengganggu untuk aku. Aku malah senang kalau kamu bisa bersama ku sepanjang waktu" sanggah Luo membuat Rei tersipu malu.
"Tapi, aku merasa tidak adil dengan karyawan mu"
"Jika mereka tidak menyukaimu. Mereka bisa keluar dari perusahaan ini, aku tidak peduli. Aku yang membayar mereka, bukan sebaliknya" kata Luo sembari membalikkan tubuh Agatha agar menghadap ke arahnya,"jangan dengarkan mereka. Aku hanya ingin kamu fokus ke padaku" lanjut Luo yang kini mempersempit jarak di antara mereka berdua.