webnovel

Amarah Luo

BRUAK!

Tubuh pria itu terjatuh di lantai. Membuat suara menggema di dalam gudang yang sunyi. Tetesan darahnya membuat lantai yang tadinya berwarna putih menjadi merah, darahnya mengalir tanpa henti, membuat genangan darah di atas darah.

"Bereskan dia!" pinta Luo yang kini membersihkan darah pria itu dengan kemejanya. Luo membuka kemeja di tubuhnya dan membuat pahatan tubuhnya terlihat. Tatapan mata Luo tampak dingin dan tak bersahabat. Tidak ada cahaya seperti saat bersama Agatha, kekasihnya.

"Kamu kenapa?"tanya Aheng yang saat ini tergesa-gesa menghampiri sahabatnya yang penuh dengan darah, bukan darahnya sendiri. Melainkan darah seorang pria yang amat familiar di mata Aheng dan Naraka.

"Gabut" jawab Luo yang kini berjalan ke arah kamar utama yang berada di lantai dua. Aheng dan Naraka yang tidak percaya dengan jawaban Luo mengekori langkah Luo.

"Bohong! Kamu gak mungkin melampiaskan kegabutanmu dengan berbuat hal gila seperti ini. Bukannya, kamu udah lama gak turun tangan sendiri? Kenapa sekarang tiba-tiba kamu turun tangan sendiri, jangan buat kami berdua menebak sendiri seperti ini" sanggah Aheng yang kini membuat langkah Luo terhenti. Kemudian berbalik ke arah mereka.

"Aku sudah lama menunggu kesempatan ini. Hanya saja, baru sekarang aku bisa melakukan hal ini. Kamu lihat kan? Bajingan seperti dia, tidak pantas untuk memiliki tubuh yang sempurna. Harus aku buat cacat s edikit, supaya dia sadar siapa lawannya. Benar kan?" jelas Luo membuat Naraka bergidik ngeri dengan sikap Luo yang terkadang menakutkan. Luo tidak akan segan, menghajar seseorang yang dia tidak sukai.

"Tapi, dia itu kakak ipar kamu"

"Cih! Itu hanya di depan public saja. Dia hanya budakku. Dia hidup dari aliran dana yang aku berikan kepada ayahnya. Dan dengan beraninya, dia ingin menyelinap masuk ke dalam apartemen ku malam itu. Dia ingin merebut apa yang aku miliki. Mimpi !"

"Maksud mu?" tanya Aheng yang kini mulai ingin tahu dengan apa yang terjadi,

"Alan dan Agatha memiliki hubungan yang tidak sesederhana hubungan kakak dan adik. Mereka berdua memiliki hubungan asmara dan melibatkan tubuh mereka. Aku rasa, itu pemicunya. Benar kan?" tanya Naraka yang merupakan gudang informasi Luo.

Luo menganggukkan kepalanya,"Kamu benar. Aku memang mencintai Agatha untuk saat ini, tetapi itu tidak membuat aku percaya sepenuhnya ke pada Agatha. Aku memasang beberapa mata-mata di sekitarnya, bahkan di apartemen. Siapa sangka, Alan menerobos masuk ke dalam apartemen kami malam itu. Dia kira aku sebodoh itu…"

"Gila! Apa Agatah tau?"' tanya Aheng yang kini mulai terbawa suasana,

"Aku rasa, Agatha tidak tahu. Bahkan Alan ingin membuat Agatha mengingatnya. Alan membawa beberapa foto kebersamaan mereka di masa lalu. Alan ingin, mereka berdua bisa kembali bersama lagi" jawab Luo,

"Jadi, apa rencana mu saat ini? Apa kamu akan meninggalkan Agatha dan membuatnya mengakui segala kebohongannya?" tanya Naraka,

"Aku tidak yakin Agatha berbohong. Selama ini dia tidak menampakkan kebohongan yang dia tutupi. Bahkan dia lebih seperti sosok orang lain. Hanya tubuhnya saja yang milik Agatha, tapi raganya seolah terisi dengan sosok lain, bukan Agatha" jawab Luo yang menatap Aheng dan Naraka bergantian,"mungkin terdengar konyol, tetapi hal itu yang aku rasakan. Sudahlah! Kalian tidak akan mengerti" putus Luo yang kini bergegas masuk ke dalam kamar utama. Luo ingin segera membersihkan diri dari bau anyir milik Alan.

*.*

Sementara itu Rei alias Agatha berjalan setengah berlari di sebuah koridor rumah sakit. Agatha tampak terengah-engah, nafasnya memburu. Dia melihat seluruh keluarga anggota keluarga Gianina berkumpul di depan pintu ruang operasi yang tampak tertutup dengan sebuah lampu yang menyala, menandakan operasi di ruangan tersebut sedang berjalan.

"Untuk apa kamu ke sini? Ingin menertawakan keluarga kami?" tanya Alena,

"Bukannya ini juga keluargaku?" tanya Agatha,

"Keluargamu? Kamu yakin menyebut dirimu bagian dari keluarga kami? Kamu membuat saudara ku terkapar tak berdaya di dalam sana" jawab Alena,

"Bagaimana bisa aku yang membuat Alan seperti itu? Bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi!" elak Agatha,

"Dasar tidak tahu malu!" maki Alena yang kini bersiap memukul Agatha, sayangnya tangan Alena melayang di udara, membuat Alena menatap ayah tirinnya, Roynce yang menghentikan apa yang ingin Alena lakukan ke pada Agatha.

"Cukup Alena! Jangan sentuh putriku" kata Roynce membuat Alena menatap Roynce dengan terluka.

Alena menghentakkan tangan Roynce dan segera kembali ke tempatnya bersama sang ibu, duduk di kursi tunggu yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk keluarga pasien.

"A-apa yang terjadi? Kenapa Alena semarah itu?" tanya Agatha ke pada Roynce,

"Alan ditemukan tidak sadarkan diri dan bersimbah darah di depan pintu rumah kami. Luo mengirimkan sebuah note, dia tidak akan membiarkan Alan hidup jika Alan terus mengganggu hubunganmu dan Luo" jawab Roynce,"apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" tanya Roynce ke pada puterinya.

"Aku tidak tahu apa yang Luo perbuat, tapi aku yakin dia memiliki alasan dibalik semuanya. Aku akan mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya" jawab Agatha alias Rei panik.

"Aku tidak ingin membuat hubungan kalian berdua semakin memburuk, selesaikan baik-baik. Karena aku harap, pertunangan kalian tidak akan batal hanya karena masalah ini" pinta Roynce membuat Rei bingung. Seharusnya Roynce marah dengan apa yang Luo lakukan dan membatalkan pertunangan Agatha dan Luo, tetapi mengapa justru sebaliknya?

*.*

Agatha alias Rei menunggu kepulangan Luo di apartemen mereka. Agatha yakin, mala mini Luo akan menghampirinya, dugaan Rei benar. Luo pulang ke apartemen mereka, Luo tampak tersenyum dan menghampiri Agatha,seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Hai Sayang! Tumben kamu menunggu aku di sini?"tanya Luo yang kini mengecup kening Agatha kemudian memeluk tubuh kekasihnya,

"Kamu pandai berakting ternyata" jawab Rei yang kini membuat Luo mengangkat satu sudut bibirnya.

"Apa kamu sudah tau? Baguslah! Ternyata mereka cepat sekali mengadu ke padamu" kata Luo yang kini menatap netra Agatha yang tajam, tidak ada kehangatan seperti hari-hari sebelumnya.

"Luo! Ini tidak benar, kenapa kamu buat Alan terluka dan sampai harus di operasi? Memangnya kesalahan apa yang dia perbuat?" tanya Rei yang kini mencoba mencari tahu,

"Bukannya kamu yang lebih tahu, Gatha?" tanya Luo balik, membuat Rei mengernyitkan dahi. Merasa bingung dengan apa yang ditanyakan Luo ke padanya. Karena jujur saja, Rei tidak mengerti apa yang Luo maksud.

"Kenapa kamu malah bertanya ke padaku? Lucu!"

"Kalian janjian untuk bertemu di apartemenku?" tanya Luo mencoba menjebak Agatha yang saat ini membuat Luo mengalami krisis kepercayaan ke pada kekasihnya,

"Hei! Apa kamu sedang menuduhku bermain api di belakangmu? Jangan bercanda!" protes Rei yang kini menatap Luo dengan garang.