"Tentu saja boleh Ar! Tapi kamu yang harus membayar tagihannya."
***
Ardhan terlihat tertawa saat Alfandy mengatakan kalau dialah yang harus membayar tagihan ACnya. Memang dia kan yang harus membayar tagihannya.
"Pokoknya, paman tenang saja, aku yang akan membayar tagihan ACnya," ucap Ardhan kali ini dengan tertawa kecil.
"Oh, iya! Paman mau di pasangkan juga? ACnya di kamar," tambah Ardhan.
"Tidak usah Ar! Nanti yang ada paman malah jadi masuk angin. Kamu tahu sendiri kan, kalau paman tidak pernah menggunakan AC," ucap Alfandy.
"Okay! Kalau begitu. Berarti tinggal mang Mamat saja yang belum aku tanya," ucap Ardhan setelah dia mendengar jawaban yang di berikan oleh Alfandy kepadanya.
"Oh iya, adikmu kenapa wajahnya cemberut begitu Ar? Apa ada yang membuatnya kesal?" ucap Alfandy yang mengubah topik pembicaraan mereka.
"Aretha takut aku hukum, paman!" ucap Ardhan seraya tertawa kecil.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com