"Ahhh" Erangan terakhir dari niko maupun calvin mendominasi ruangan kamarnya saat ini.
Calvin tumbang dan terjatuh di atas niko sembari memeluknya." Ah, sayang makasih niko" Ucap calvin setelah adeganya itu selesai, calvin kembali menatap niko yang tampak kelelehan karena ulahnya. Ia tersenyum,"Ilove you" Calvin mengecup pipi niko lembut.
Sementara niko yang kelelahan langsung tertidur dan memejamkan matanya dalam pelukan calvin. Mereka sama-sama telanjang dalam selimut, menikmati malam yang hanya mereka berdua saja yang tau.
"Good night sayang" Setelah calvin mengatakan itu, dia ikut berbaring di samping niko.
^^^
Niko menggeliat ketika terbangun dari tidurnya, dia meraba ada sebuah tangan yang masih merengkuhnya dengan bertelanjang dada di dalam selimut.
Niko berkelebat, melirik seseorang di sampingnya yang tengah tertidur dengan damai di ikuti dengan dengkuran kecil miliknya. Niko menangkap sosok calvin yang tak memakai baju sehelai pun, dia beralih melihat dirinya sendiri yang tak jauh berbeda dengan calvin. Melihat semuanya niko menjadi mengingat, dan kembali mereka ulang kejadian semalam tentang kenikimatan yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu.
"Aku sama calvin?!"
"Gak mungkin!" Pekik niko histeris membuat seseorang yang di sampingnya itu menjadi terusik karena mendengar suara niko yang sedikit memekak telinga, tetapi untung saja tak membuatnya terbangun. Niko kembali menutup mulutnya rapat,rapat takut jika suaranya membangunkan benar sosok calvin yang terlihat—," Stop! Niko kamu mikirin apan sih?!" Batin niko, mengingat tentang bagaimana rasanya dan itu membuat niko menjadi senyum-senyum sendiri. Di tambah dia melakukanya dengan calvin?? dengan orang yang niko suka.
Niko kembali melirik calvin, dia terlihat begitu tampan dan menawan. Hati niko menggelitik saat mulai menatapnya. Niko ingin lebih dekat memandang wajahnya calvin, apalagi saat calvin dengan pose tidur cute seperti ini. Niko mulai membenarkan posisi tidurnya menghadap calvin. Hingga,
Terdengar suara melengking berasal dari niko membuat seseorang yang di sampingnya terbangun. Calvin tersentak membuka matanya lebar, dia terduduk menemukan niko yang menangis terisak. Calvin melihat niko yang memekik kesakitan, merasakan bagian holenya yang perih serta nyeri mencoba untuk berjejak.
Calvin langsung mendekati niko yang menjerit di sana. "Hei, sayang. Niko, kamu kenapa?" Tanya calvin khawatir, dia langsung menarik tangan niko lembut dan memeluknya sembari mengelus pucuk rambutnya.
"Hiks... pwantat niko sakit calvin, aku gak bisa berdiri. Gimana ini?" Niko tampak panik, dengan tangisanya yang belum berhenti. Calvin yang melihat mode niko sekarang malah tertawa lepas sekaligus gemas melihat little babynya. Bibirnya tersenyum," Apa aku terlalu kasar menjebolnya"Pikir calvin.
"Calvin pantat aku sakit" Katanya lagi, Niko merengek di hadapan calvin yang tak bisa menahan sakitnya. Calvin mengelus kepala niko lembut sembari menyeka air mata niko yang semakin membasahi wajahnya.
"Jangan nangis ya sayang, calvin jadi ngerasa bersalah nih. Hum, Cup cup anak baik. Jangan nangis lagi ya" Calvin berusaha menenangkan niko, calvin mengelus pelan pantat niko hingga beberapa saat akhirnya niko bisa merasa tenang.
"Masih sakit liby?" Tanya calvin lembut, niko mengangguk sembari mencembikkan bibirnya imut.
"Uuh tayang, sini peluk lagi" Niko kembali memeluk calvin dengan erat, kemudian niko mendongak menatap calvin," Ayang" Panggil niko.
"Hum" sahut calvin, calvin membenarkan rambut niko yang acak-acakan, niko cemberut karena calvin tak menatapnya.
"Ayang ih, kalau aku panggil liatin akunya dong" Calvin tersenyum kemudian menatap niko yang begitu senang. Tetapi, saat calvin serius menatap little babynya tiba-tiba saja sebuah kecupan singkat mendarat di bibir tebalnya membuat calvin mengerjap karena terkejut. Waktu calvin mulai tersadar, niko sudah pergi sembari menjulurkan lidahnya meledek.
"Eh, nakal ya" Calvin mencoba membalas ciuman niko, tetapi niko sudah menyingkir dari hadapan calvin sampai membuatnya kesal.
"Niko jangan lari-lari. Katanya masih sakit"
Calvin segera beranjak dari atas kasurnya dan mulai mengejar niko yang sudah keluar dari dalam kamar, calvin terus memanggil nama niko tetapi sepertinya si niko memang sengaja membuat calvin terus mencarinya. Calvin menelusuri berbagai tempat yang ada di apart. Mulai dari ruang tamu, ruang makan, tetapi belum melihat batang hidung niko yang entah bersembunyi dimana. Calvin berdecak pelan, ia memutari pandanganya ke kanan dan ke kiri sembari berkacak pinggang.
"Niko, jangan main petak umpet ah"
"Sayang" Panggilan calvin terhenti ketika sebuah tangan tiba-tiba menutup kedua matanya, calvin tersenyum dan sudah bisa menebak kalau ini adalah niko. Demi apapun dia merasa gemas dan langsung berbalik lalu menangkap little babynya.
"Kena kamu" Calvin menggelitik niko tanpa memberinya ampun. Niko tertawa lepas sampai meminta calvin untuk berhenti menggelitiknya. Karena calvin gemas sekaligus kesal calvin tak memperdulikannya.
"Ayang ampun"
"Gak. Kamu nakal sih"Calvin masih menggelitik tubuh niko hingga membuatnya menangis. Calvin berhenti menggelitik niko saat melihatnya mewek begitu. Sejak kapan niko menjadi cengeng seperti ini??
"Eh, sayang kok nangis. Yaudah, calvin gak gelitikin lagi" Ucap calvin lembut. Eh, ternyata niko hanya bercanda semakin membuat calvin ingin menghukumnya lagi.
Calvin mendengus menatap niko yang sedari tadi hanya mengejeknya. Kemudian niko bangkit berdiri mengajak calvin untuk sarapan pagi.
"Vin makan" Ucap niko meminta makan pada calvin, calvin mengangguk kecil.
"Mau makan apa?" Tanya calvin.
"Omelet tapi lu yang buat" Kata niko, niko sangat tau kalau calvin itu jago masak. Jadi, apapun yang di masak sama calvin selalu enak dan niko suka. Calvin mengangguk, niko bersamangat dan langsung beralih meminta gendong pada calvin. Calvin menangkapnya menggendong niko dengan posisi koala hug lalu membawanya pergi menuju ruang dapur.
Sesampainya di ruang dapur, calvin menurunkan niko tetapi niko menolak dan bersikukuh ingin tetap dalam gendongan calvin. Dengan posisi koala hug membuat calvin kesulitan untuk memasak.
"Turun dulu"
"Gak mau" Jawab niko, calvin menghela napasnya pelan.
"Aku gak bisa masak kalau kamu kaya gini" Niko menggeleng dan tetap dengan jawaban yang sama. Calvin berdecak pelan walaupun tak bisa membantah, calvin mulai membuatkan omelet untuk niko sementara niko menidurkan kepalanya di bahu calvin sembari menggantungkan tangannya di leher calvin. Niko terlalu over manjanya namun calvin suka-suka aja melakukannya. Kalau di bandingkan dengan keyla jauh berbeda. Keyla itu gadis mandiri, dewasa, sudah begitu memiliki paras yang cantik. Tapi, dengan bodohnya ternyata keyla mencintai calvin si pria brengsek yang rela melakukan apa saja untuk niko. Bahkan akhir-akhir ini calvin tampak perduli dengan niko, sepertinya calvin mulai memiliki perasaan yang lebih bukan hanya sekedar coba-coba.
"Pake sosis" cicitnya.
"Hum"
"Jangan di kasih pentol banyakin sosisnya aja"Calvin tersenyum," iya sayang."
"Kamu di rumah aja ya nanti" Ucap calvin, calvin menuangkan kocokan telur yang sudah di campur dengan bahan-bahan sederhana ke dalam teflon panggang.
"Gak mau ah orang mau kuliah" Jawab niko sembari memainkan telinga calvin menggunakan jari telunjuknya.
"Kan, masih sakit"Niko mendengus kesal.
"Bilang aja biar lu bisa ketemu sama keyla" Calvin melirik niko yang kelihatan sangat bete. Setelahnya calvin menggeleng pelan di barengi dengan senyumnya yang manis.
"Gak" Jawab calvin, tapi niko masih tetap nggak percaya sama jawaban calvin. Secara keyla itu pacaranya calvin sedangkan niko, cuma orang ketiga di hubungan mereka. Yakin? Bakalan nggak ketemu kalau niko nggak ada.
"Bohong"
"Beneran. Aku ada kuliah siang jadi pagi ini bakalan sama kamu"Niko menoleh ke arah calvin lalu menatapnya, dia tersenyum lebar dan kembali memeluk calvin.
"Kalau gitu aku percaya"