webnovel

Sebuah Jembatan yang Dibangun oleh Militer Langit Tinggi

Editor: Wave Literature

Byur!

Nie Yunxin yang sepenuhnya basah kuyup itu diangkat keluar dari danau oleh pria tua yang gemuk. Wajahnya begitu pucat, jelas sekali jika ia sedang terluka parah.

Beberapa pria berpakaian dokter militer bergegas mendekat dan memegang berbagai macam jarum di tangannya.

"Gunakan obat perawatan nomor 1!" pria tua yang gemuk itu memandangi jarum suntik di tangan seorang dokter militer yang berusia sekitar 30-an tahun dan melolong dengan putus asa.

Kebanyakan orang tak mengetahui kegunaan dari obat perawatan nomor 1 secara jelas, tetapi dokter militer itu tahu. Seorang dokter militer yang jelas terlihat sebagai pemimpin tim medis berkata dengan lembut, "Obat perawatan nomor 1 sangat langka. Ada beberapa aturan dari atas mengenai hal itu. Obat ini hanya bisa diberikan…"

"Sialan kau! Berhenti berbicara omong kosong. Cepatlah gunakan! Jika ia merasa tak sehat sedikit saja, aku akan membunuh kalian semua para sampah!"

Pria tua gemuk yang sebelumnya penuh senyum itu sekarang memancarkan aura binatang buas kuno. Para staf medis mulai gemetar tak terkendali. Pada akhirnya, mereka mengeluarkan jarum suntik berwarna emas dari kotak yang tertutup rapat.

Bukan jarum suntik itu yang berwarna emas, melainkan cairan obat yang ada di dalamnya.

Begitu jarum itu menusuk lengannya, Nie Yunxin terlihat jauh lebih baik. Namun, ia masih membutuhkan seseorang untuk menopang badannya sebelum ia bisa berdiri tegak lagi.

Selain amarah, ada juga kekaguman yang terselip pada tatapan mata yang ia berikan pada Luo Yunyang. Ia telah mengetahui metode apa yang Luo Yunyang gunakan untuk mengalahkannya.

"Seranganmu benar-benar ganas, Nak. Kedelapan pasukan memiliki asal dan akar yang sama. Jika kau berani menggunakan serangan ganas seperti itu, maka artinya kau adalah orang sangat keji!" pria tua itu menggertakkan giginya saat menatap Luo Yunyang.

Luo Yunyang bahkan belum mengatakan apapun ketika Raja Elang datang untuk menyelamatkannya. "Tak tahan dengan kekalahan, dasar kau babi? Jika kau adalah pecundang, maka enyahlah!" katanya dingin. "Asal dan akar yang sama katamu? Apakah kau baru saja mengingat hal ini? Lalu mengapa kau begitu kejam terhadap Tentara Naga yang Bangkit? Kau tak seharusnya membuat masalah dengan Tentara Naga yang Bangkit. Tetapi jika kau memang ingin dipukul, ayo kita bertarung untuk satu putaran!"

Kemunculan Raja Elang membuat Luo Yunyang merasa tenang. Walaupun ia telah melakukan kecurangan sebelumnya, ia merasa tak akan mampu mengalahkan pria tua yang gemuk itu dengan kemampuannya saat ini.

Pria tua gemuk itu tampak geram saat melihat Raja Elang yang gatal ingin berkelahi. Walaupun ia sangat sombong, ia tahu bahwa ia sedikit lebih lemah dibandingkan dengan Raja Elang.

"Aku akan melaporkan hal ini kepada komandan!" pria tua yang gemuk itu menggulung lengan bajunya sebelum menambahkan, "Aku tak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja!"

"Bagus! Aku juga siap untuk melaporkan semuanya kepada komandan kita. Bagaimanapun juga, kita harus memberi penghargaan pada Luo Yunyang." Raja Elang tiba-tiba mengeraskan suaranya. "Aku memiliki cucu perempuan, Nak. Kau bisa bertemu dengannya kapanpun kau punya waktu!"

Betapa terus terangnya dia!

Walaupun Luo Yunyang bukan seseorang yang mudah malu, ia tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Perhatian semua orang yang tertuju padanya tak membuat segalanya lebih mudah.

"Ha ha! Ia selalu bebas. Anda dapat memanggilnya kapanpun Anda mau!" Instruktur dari Luo Yunyang, Xu Zhong, dengan cepat melangkah maju dan menjawab sebelum Luo Yunyang bisa membuka mulutnya.

Baiklah. Kita akan bertemu. Kemudian, aku hanya perlu mengatakan bahwa watak kami tak cocok. Kecerdasan Luo Yunyang yang tinggi saat ini membuat pikiran-pikirannya tentang hal tertentu jauh lebih cermat.

"Apakah kau datang ke sini untuk mencari suami untuk cucumu, Elang Tua, atau untuk mengikuti kompetisi cairan sumber tingkat A? Jika kau terus bertingkah seperti ini, kami tak akan bermain denganmu lagi!" pria tua yang kurus dan pendek berteriak pada Raja Elang dengan tak sopan.

Raja Elang tertawa keras. "Aku hanya sangat senang. Mari kita lanjutkan kalau begitu! Jembatan sepanjang lima kilometer itu masih ada dan itu adalah jembatan yang kalian bangun secara pribadi. Aku pikir kalian harus membiarkan beberapa orang lagi dari pasukanmu untuk lewat!"

Wajah pria tua gemuk itu seperti terong yang bengkak. Senjata terkuatnya adalah Nie Yunxin. Ia tak menyangka ketika Nie Yunxin berjalan maju, ia akan langsung dihabisi oleh Luo Yunyang. Jika situasi ini terus berlanjut, maka hasilnya tak akan bagus untuk Militer Langit Tinggi.

Sekarang karena situasinya telah mencapai titik ini, dia tak bisa lagi menolak untuk bertarung jika ia tak mau.

Ia menatap Luo Yunyang yang masih menjaga jembatan itu sebelum melihat ke arah peringkat kedua di antara Tujuh Pilar Langit Tinggi.

Pemuda tampan itu sebelumnya gatal ingin mencoba menantang, tetapi ketika pria tua yang gemuk itu menatapnya sekarang, ia berusaha untuk bersembunyi.

Walaupun ia bersedia untuk bertarung demi Militer Langit Tinggi, dalam keadaan seperti ini, ia tak yakin dapat mengalahkan Luo Yunyang.

Pria tua yang gemuk itu menggelengkan kepalanya pelan. Ia mengerti apa yang pemuda itu pikirkan tetapi tak menerima pilihannya.

Walaupun pria bijak tahu kapan harus menyerah, pria tua yang gemuk itu tak dapat menahan rasa kecewanya saat melihat cara pemuda itu menghadapi situasi ini. Jika ia kehilangan keberaniannya setiap kali menghadapi lawan yang kuat, lalu bagaimana dia bisa berharap untuk mencapai prestasi yang luar biasa.

"Mengapa tidak aku saja yang mencobanya?" tanya Lei Qi pelan saat melihat pria tua yang gemuk itu kesulitan untuk mengambil keputusan. Walaupun kata-katanya itu sangat berani, di dalam hatinya, ia seolah-olah telah menelan 25 tikus dan 100 cakar sedang menggaruk jantungnya.

"Ha ha! Militer Langit Tinggi telah bertarung cukup banyak di kompetisi ini. Kupikir ini saatnya kita membiarkan pasukan lain mencobanya. Kalau tidak, orang-orang akan menuduh kami sombong."

Walaupun pria tua yang gemuk itu tertawa, ekspresinya terlihat sangat canggung.

Tak ada satupun yang mendengarkan kata-katanya. Semua orang yang berada di sana adalah orang tua dan cerdik yang mengerti cara memainkan permainan ini.

Walaupun senyum pria tua yang gemuk itu menyilaukan, masing-masing dari ahli bela diri muda yang terpilih menjadi 10 Ahli Bela Diri Terbaik terlihat sangat bijaksana. Luo Yunyang baru saja menggunakan Serangan Ketiga Penghancur Gunung dari Delapan Teknik Pembelah Gunung.

Delapan Teknik Pembelah Gunung memiliki delapan gerakan. Nama dari tiap gerakan itu kurang lebih mirip. Serangan Pertama Pemotong Gunung, Serangan Kedua Pembelah Gunung, Serangan Ketiga Penghancur Gunung, Serangan Kedelapan Pemusnah Gunung …

Dulu saat Dewa Bela Diri Luo Kai memperkenalkan teknik-teknik ini ke depan umum, banyak orang yang menyarankannya untuk menggunakan nama-nama yang keren.

Jika semisal Dewa Bela Diri yang terhormat merasa hal itu menyulitkan, mereka akan membantunya mencari nama terbaik untuk teknik tersebut.

Pada akhirnya, Luo Kai menolak saran tersebut dan bersikeras menggunakan nama aslinya.

Walaupun nama dari Delapan Teknik Pembelah Gunung itu terdengar hambar, perbedaan antara masing-masing teknik tersebut sangat jelas.

Serangan Pertama Pemotong Gunung dapat membentuk lapisan kekuatan tersembunyi, Serangan Kedua Pembelah Gunung dapat membentuk dua lapisan kekuatan tersembunyi, Serangan Ketiga Penghancur Gunung dapat membentuk tiga lapisan kekuatan tersembunyi, dan seterusnya…

Sangat sering kekuatan tersembunyi ini melebihi kekuatan biasa.

Walaupun Serangan Ketiga Penghancur Gunung yang dilancarkan oleh Luo Yunyang terlihat sangat sederhana, kekuatan di dalamnya membuat semua orang takut. Kalau tidak, Nie Yunxin yang telah menggunakan Teknik Pakaian Basah tak akan memuntahkan darah dan jatuh ke dalam danau.

Jika seorang lawan memiliki kecepatan yang menakutkan dan penguasaan jurus ketiga dari Delapan Teknik Pembelah Gunung, tak ada orang yang masih memiliki akal sehat yang terpikir untuk melangkah maju.

"Ha ha ha! Jika tak ada orang yang mau menawarkan diri, aku pikir sebaiknya kompetisi ini kita akhiri saja!" Raja Elang bertepuk tangan dengan gembira.