webnovel

178. pertandingan basket

Pukul 23.00 Hujan benar-benar turun, aku bahkan tidak percaya kalau perkataan Om Gio benar-benar terjadi. Berdiri di dekat jendela sambil menatap hujan yang mengguyur deras halaman rumah kami. Om Gio langsung mengajak Kak Rayi keluar, mereka berdua ada di halaman, sementara aku dan Papa hanya memperhatikan dari teras, ditemani kopi dan teh hangat.

"Pah, sejak kapan sih, Om Gio ngerti hal ginian?" tanyaku sambil menyesap teh hangat milikku.

"Eum, Papa juga nggak tau persis kapan, yang jelas sejak dia tinggal sama Abimanyu dulu. Kamu tau sendiri, kan, kalau mereka sudah banyak mengalami hal aneh. Ya wajar saja, kalau Om Gio mu itu lebih banyak pengalamannya daripada Papa."

Kami berdua hanya menyaksikan dari kejauhan, bahkan apa yang dikatakan Om Gio tidak dapat kudengar, karena hujan malam ini yang begitu derasnya. Jujur saja, aku cukup khawatir, kalau Kak Rayi dan Om Gio akan sakit setelahnya. Tengah malam, di bawah hujan lebat? Oh, itu hal yang sungguh nekat.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com