"Terlalu dingin. Gigiku beku." Aku menatapnya dengan menampilkan wajah cemberut.
Tapi harus diakui, aku memiliki hati nurani yang luar biasa bukan?
Bibir tipis dengan mata elangnya yang indah perlahan menutup, menempel di telingaku sembari berbisik pelan, "Kamu suka sekali menggigit, tapi kamu menggigit tempat yang salah. Malam ini, suamimu akan mengajari dimana tempat menggigit yang tepat."
Aku tertegun mendengar perkataannya. Sejujurnya aku tidak mengerti kata-katanya, tetapi setelah melihat senyum mesumnya, detik itu juga aku mengerti!
Sebagai wanita dewasa dan yang setiap malam melakukannya dengan Bei Mingyan, tentu saja aku mengerti yang ia maksud dengan "menggigit".
Pria mesum ini! Masih sempatnya ia menggodaku saat aku marah.
Digoda olehnya seperti ini, wajahku sedikit memerah dan mau tak mau aku menundukkan kepalaku kembali ke dalam pelukannya. Saat ini sebagian besar kemarahanku sudah mereda.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com