webnovel

Taruhan Dengan Hantu Perempuan

Editor: Wave Literature

Jika ia membuat orang lain mendapatkan tuduhan palsu sepertiku dan hampir membuatnya masuk ke penjara, aku tidak sungkan-sungkan untuk melayangkan tinjuku padanya. Tetapi untuk saat ini aku hanya merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh hantu perempuan ini. 

Hantu perempuan itu tersenyum canggung, "Tidak bersalah? Siapa yang tidak bersalah? Aku baru menyadarinya setelah aku meninggal. Orang baik akan selalu ditindas oleh orang jahat. Hanya dengan cara balas dendamlah hidupku bisa menjadi tenang. Tetapi sayangnya, aku terlambat memahaminya." 

Aku memandangi wajah hantu perempuan itu dan menggelengkan kepala, "Tidak, kamu tidak harus melakukan ini. Ada ribuan orang di dunia ini dan kamu tidak bisa menghakimi mereka seorang diri. Kalau tidak, menurutmu siapa yang akan mengisi neraka dengan 18 lapisan?" 

Hantu perempuan itu tertawa keras dan wajahnya semakin terpana, "18 lapisan neraka? Apakah kamu mencoba memberitahuku bahwa kejahatan itu tidak terkalahkan? Apa yang kamu ketahui tentang orang-orang kaya ini! Ketika aku diseret oleh penjahat-penjahat itu, ada begitu banyak orang yang melihat di sana, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mau membantuku! Bahkan jika ada orang yang hanya sekedar mau berdiri, maka aku tidak akan begitu putus asa! Kamu juga pernah mengalami perasaan ini. Di pesta malam ini, apakah ada seseorang yang membantumu? Tidak!" 

"Tidak pernah ada keadilan di dunia ini, hanya ada hinaan dan ketidak pedulian! Jadi, bukan hanya 'sampah-sampah' ini yang akan mati, tetapi semua orang yang berdiri dan menonton di 'Paradise World' semuanya juga akan mati!" 

Aku terkejut. Hantu perempuan ini sudah kehilangan akal sehatnya dan ingin membalaskan dendam kepada masyarakat! 

Mereka yang berdiri dan menonton tidak benar-benar acuh tak acuh. Lagi pula mereka dihadapkan dengan para pengganggu ini. Berapa banyak orang yang mau berurusan dengan mereka? Berapa banyak orang yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan mereka? Sama seperti apa yang terjadi padaku di pesta malam ini. Walaupun aku merasa sangat kecewa, tetapi aku bisa menahannya dan mengerti mengapa mereka berlaku demikian. Dan juga, sudah menjadi sifat manusia untuk menghindari masalah. 

Tetapi karena ini, apakah mereka semua harus mati? 

"Tenangkan dirimu sebentar." Aku mencoba menenangkan emosi hantu perempuan ini. Saat ini, ia sedang merasuki tubuh sopir taksi, jadi sangat berbahaya jika ia terlalu banyak bergerak. 

"Bagaimana kalau kita bertaruh?" Aku berbicara dengan ragu, "Jika aku menang, kamu harus berhenti dan pergi ke mana kamu harus pergi. Jika aku kalah, kamu akan tetap berada di dunia manusia. Lakukan apapun yang kamu inginkan, bunuh semua orang yang ingin kamu bunuh."

Hantu perempuan itu melirikku dengan tatapan curiga, "Apa yang kau pertaruhkan?"

"Bagaimana kalau kamu parkir dulu?" 

Hantu perempuan itu masih tetap menunjukkan ketidak percayaannya. Detik selanjutnya ia justru semakin mengendalikan tubuh sopir itu, lalu mempercepat laju mobilnya dan mengarahkan ke truk besar yang melintas. 

Dengan cepat aku mengulurkan tangan kiriku dan menarik leher hantu perempuan dari belakang dan berteriak, "Cepat berhenti!"

Tiba-tiba koin yang ada di pergelangan tanganku muncul dan aku merasa lega, tetapi aku masih tetap mencoba untuk menenangkan hantu perempuan ini. 

Aku tidak suka kekerasan dan aku ingin menyelesaikannya dengan damai. Aku tidak akan menggunakan kekerasan kecuali ia akan membunuhku. 

Aku mengalungkan tanganku di lehernya dan meletakkan koin emas tepat di tenggorokannya. Detik berikutnya aku mendengar hantu itu berteriak histeris, "Koin Emas kaisar!" 

Sesaat setelah mengatakannya, tubuh sopir ini seperti tersengat listrik. Lalu hantu perempuan itu keluar dari tubuh sopir dan melarikan diri melalui jendela mobil. 

Tubuh sopir itu jatuh ke kursi samping kemudi dan mobil masih terus bergerak mendekati truk. 

Aku segera menarik rem tangan yang berada di tengah dan mendengar suara decitan ban dan aspal yang bergesekan dengan tajam. Mobil terpental beberapa meter dan menabrak pagar pinggir jalan sampai akhirnya berhenti. 

Untungnya tidak ada kendaraan lain yang menabrak kami. Untuk sesaat aku hanya merasa lemah dan merasakan nafas lega. 

Chu Yan bergumam dengan ragu, "Kamu telah menyelamatkanku..." 

Butuh waktu beberapa saat untuk akhirnya aku sadar bahwa aku masih ada di dalam mobil. Aku tidak ingin lebih lama lagi berada di dalam bersamanya, aku membuka pintu dan berusaha melangkahkan kakiku yang masih bergetar untuk keluar dari mobil. 

Chu Yan mengikutiku keluar dari mobil, lalu ia menghentikanku, "Terima kasih." 

Aku sudah tidak ingin berurusan lebih lama lagi dengannya. Aku menghela nafas dan berkata, "Berdoalah yang banyak untuk keselamatanmu." 

Malam ini, aku kembali ke rumah pada pukul tiga pagi. Malam ini benar-benar mendebarkan dan membuat jantungku berdegup seperti saat naik roller coaster. 

Aku merasa sangat lelah dan ingin segera berbaring untuk tidur, tetapi wajahku masih penuh dengan keringat yang bercampur darah. Aku bangkit dan pergi menuju kamar mandi. 

Saat aku tiba di kamar mandi, aku menyalakan lampu lalu mencuci mukaku sampai bersih. Begitu aku mendongak ke atas, aku melihat sosok merah di cermin. 

Aku sangat terkejut sehingga aku mundur beberapa langkah dan bergegas kembali kembali ke kamarku, dan kulihat hantu perempuan berambut merah berdiri di belakangku dengan wajah pucat menatapku.

Tidak bisakah membiarkanku untuk mengatur nafas? Suka sekali datang dengan tak terduga. 

Secara spontan aku meletakkan pergelangan tangan kiriku ke depan dada dan memperingatkan, "Jika kamu tidak ingin aku menggunakan ini, maka cepat pergi tinggalkan aku." 

Hantu perempuan itu tampak dingin dan ragu-ragu. Perlahan ia berkata kepadaku, "Aku menerima taruhanmu." 

  ——

Pesta malam itu penuh dengan pesona dan aroma memabukkan yang tersembunyi di bawah cahaya terang.

Aku duduk di Bar Galaxy untuk mencicipi anggur merah. Aku pulang larut malam kemarin, jadi aku tidur sampai siang. Ketika aku bangun, aku menelepon Xu Shengze dan mengatakan kepadanya bahwa aku akan pergi ke barnya malam ini dan memintanya untuk menyiapkan anggur yang enak untukku. 

Pada pukul tujuh malam itu, aku duduk di Bar Galaxy tepat waktu, minum perlahan, dan menunggu orang yang sudah membuat janji bertemu denganku hari ini. 

Tidak lama kemudian, aku melihat Xu Shengze keluar dari dapur bar dan duduk di sebelahku, tetapi orang yang akan aku temui bukanlah dia.

"Aku lega melihatmu datang hari ini. Kamu berada di kantor polisi tadi malam. Apa mereka mempersulitmu?" Ia menatapku dengan pandangan khawatir. 

"Tidak masalah. Lagi pula bukan aku pembunuhnya." Aku tersenyum santai sambil meneguk anggur merah. 

"Aku tidak berharap memiliki catatan kriminal di hidupku. Komandan Chen tiba-tiba kehilangan anaknya dan aku takut dia tidak akan pernah melepaskanmu. Aku khawatir dia akan menyusahkanmu. Seharusnya aku tidak mengundang orang-orang itu ke pestaku tadi malam."

"Benar." Aku memandang Xu Shengze untuk waktu yang lama, "Jika malam ini di barmu… sesuatu yang buruk terjadi. Apa yang akan kamu lakukan?" 

Xu Shengze menatapku dan tersenyum hangat, "Itu tergantung apa masalahnya. Kenapa kau menanyakan itu?" 

Aku melirik ke arahnya, "Tidak ada. Tapi kamu jangan khawatir, jika nanti kamu mendapat kerugian, aku akan membayarnya." 

"Apa yang akan kamu bayar?" 

Ketika Xu Shengze baru saja berhenti berbicara, aku mendengar seseorang berteriak dari seberang bar, "Beri aku minuman!" 

Dalam sekejap, semua mata mengarah pada suara yang sumbang itu. 

Aku segera bangkit dan melihat beberapa anak muda yang sedang mabuk, membawa sebotol anggur di tangan masing-masing dan berteriak pada seorang gadis. Salah satu teriakan yang paling sengit adalah milik Chu Yan. 

"Maaf, aku hanya menjual anggur, aku tidak menemani pelanggan untuk minum anggur." Gadis itu memandang mereka dengan sopan lalu berbalik dan berjalan tanpa ekspresi. 

"Tidak memberiku senyuman?" Chu Yan berkata dengan marah. Lalu tanpa aba-aba ia membalikkan badan gadis itu dan mendorongnya ke arah beberapa orang muda lainnya. Saat tubuh gadis itu sudah tidak sanggup berdiri tegak, ia jatuh ke salah satu lengan pemuda itu.