webnovel

Struggle Love In School

Beberapa siswa yang berjuang mendapatkan cinta yang sempurna semasa SMA. Sementara yang lain mengejar nilai, bagi mereka mimpinya adalah pasangan yang sempurna. mengartikan cinta diatas segalanya, lalu sebuah aplikasi muncul. Menjawab pertanyaan untuk mereka yang kelelahan mengejar cinta. Aplikasi yang mewujudkan setiap keinginan menjadi kenyataan. Fitur aplikasi dibuat untuk orang-orang yang ingin balas dendam atau membuat orang lain jatuh cinta padanya. Sementara yang lain menikmati keseruan itu, mereka tidak tahu bahwa setiap hal yang terwujud pasti mempunyai harga yang harus dibayar.

Teti_Susilawati · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
1 Chs

#1 Permulaan

Setiap orang mengartikan satu hal dalam beragam cara dan sudut pandang. Mengejar, mencapai dan tidak peduli adalah ambisi setiap orang untuk hal yang diinginkan. Sebuah perasaan yang dikembangkan untuk sebuah kepuasan. Semua orang ingin mencapai itu, Kepuasan. Menurutmu, kepuasan dalam jatuh cinta itu seperti apa?. Ketika cintamu terbalas?, ketika hubunganmu bertahan lama?, atau ketika kamu berhasil membalas dendam pada seseorang yang menolak untuk jatuh cinta kepadamu?.

******

kring...

Suara nyaring masuk telingaku, membuka mata dan melihat semua orang dikelas sedang sibuk. Setelah terlihat sang guru keluar, seorang bergegas menutup pintu dan kembali ke mejanya. Yang lain menata tas riasan yang disembunyikan di loker kelas. Setiap orang tampak sibuk mengurus kepentingannya.

Clara, gading jangkung berambut poni sedang menata poni kesayangannya, katanya poni adalah rahasia untuk nya tetap cantik. Mimpinya adalah menjadi dancer yang menjadi pusat perhatian, ia sangat menyukai pertunjukan. Tapi untuknya mimpi tidak sepenting itu, ia hanya melakukannya karena suka, jika tidak tercapaipun tujuan besarnya adalah mendapatkan pasangan yang sempurna untuknya. Ia selalu berfikir bahwa pasangan adalah kekuatan terbesarnya dalam hidup, tak ayal jika Clara adalah tipe yang sangat pemilih. Tipe idealnya adalah pria tampan dan setara dengan kecantikannya. Clara juga sangat realistis dalam hubungan, katanya cinta bukan makanan yang dengannya sudah cukup, uang tetap harus dibutuhkan agar hubungannya tetap terjalin baik, dalam tanda lain ya dia harus kaya. Juga yang paling penting, ia ingin pasangan yang lebih tinggi darinya bahkan saat SMP Clara pernah menolak teman cowok yang populer di sekolahnya hanya karena tingginya kurang satu jengkal di bawahnya. Walau begitu karena Clara sangat realistis, ia juga membuka akademi tari di depan rumahnya. Studio tari yang ia bangun setelah kurang lebih ia berjalan sebagai tutor tari. Panjang memang menjelaskan tentang Clara, perempuan realistis yang selalu memaksimalkan usahanya dalam mencapai inginnya.

"What!!" Clara berteriak keras kegirangan sambil berusaha menunjukan sebuah postingan di handphone nya.

"Bias lo nunjukin abs-nya?" Tanya Maulidya yang berada di sampingnya.

"Eyy, mana mungkin dia cuman update doang"

"Terus kenapa lo kegirangan?"

"Dia udah gak update selama setahun?, berapa lama ya pokoknya udah lama gak update aja makannya gue seneng"

"Emang nya apa yang di up?"

Clara nunjuk in layar handphone nya, semua orang dalam kelas melihat lalu menghela nafas gusar.

"Kirain photo dia, cuman bunga doang jauh lagi viewnya" Timpal seorang yang lain.

"Eh, eh jangan gitu loh ya, yang pentingkan update" Clara mengayunkan kakinya lalu tersenyum sambil memeluk handphone nya.

"Sok kenal banget manggilnya 'Dia' kayak akrab aja" Seorang di sudut kelas bicara.

"Eh centong, diem loh ya fokus aja sama urusan lo!" Clara menimpali dengan serius, rival adu mulut memang mereka.

"Gue gak punya urusan apapun untuk diurus makannya gue ikut urusan lo aja"

"Lo punya urusan"

"Apa?"

"NINGGIIN BADAN!" Clara menekan perkataannya dan bergegas keluar dengan yang lain.

Setelah keluar kelas, Ari centong yang dimaksud Clara tadi menengok kearahku. Namanya Arif sebenarnya cuman katanya ia lebih pede di panggil Ari selain keren, nama Arif juga terlalu agamis katanya.

"Emang gua pendek banget ya?" Ari bertanya padaku.

"Enggak"

"Bener kan, gua gak pendek-pendek amat kali heran banget si Clara kenapa suka nyuruh buat gua ninggiin badan"

"Lo emang pendek"

"Tadi katanya enggak"

"Kalo lo berdiri samping Clara ya lo pendek"

"Cuman beda 5cm aja"

"Tetep lebih pendek" Ari melempariku dengan buku, kesal juga akhirnya dia.

"Lo gak belajar?" Ari bertanya.

"Enggak"

"Gak peduli nilai?"

"Enggak"

"Terus lo gak ke kantin?"

"Enggak juga"

"Gak butuh..."

"Gue gak butuh itu" Aku memotong perkataannya kesel banget sama pertanyaan itu. Rupanya diem doang juga capek, padahal gak ngapa-ngapain belajar juga enggak tapi tetep aja capek.

Makannya enggak belajar.

"Mau kemana lo?" Ari bertanya setelah melihatku berdiri.

"Kantin"

"Katanya gak butuh..."

"Gue ke kantin karena cari makan ya bukan CARI JODOH!!".

*******

Di kantin, tempat sejuta drama terjadi. Males sebenarnya tapi aku laper dan butuh energi buat gak ngapa-ngapain.

Aku anak baik sih menurutku segini, walaupun acuh terhadap nilai tapi gak selebay itu buat ngejar cinta.

"Kamu makan yang aku aja ya aku gak papa"

"Enggak buat kamu aja kan kamu juga laper"

"Yaudah aku makan ya, kamu juga makan jangan ngeliatin aku mulu"

'Jangan sampe kedenger kalimat 'Liat kamu juga udah kenyang' jijik banget sama drama depan ini astaga. Tinggal makan aja kok ribet dan lebay sih'

Gerutuku dalam hati.

Selama semua pasangan dikantin asik main drama, drama yang lebih seru kayaknya udah mau muncul. Seorang cewek lain berdiri dibelakang satu pasangan tadi, meremas makannya dengan pandangan marah, cemburu?. Di sudut yang lain, ada Clara ternyata meremas ujung seragam nya melihat pasangan yang lain. Satu hal yang kupikirkan mereka tidak suka melihat pasangan yang didepan mereka.

Dan...

Byurrr...

Sesuatu terjadi.