webnovel

Stielkruger: Re-Mission

Setahun berlalu semenjak Wijaya, seorang penembak runduk dari Nusa Antara, bergabung dengan regu khusus stielkruger bernama Vrka. Mereka kini ditugaskan untuk memerika sebuah daerah di Siberia Tenggara yang rawan dan mendadak kehilangan kontak dengan dunia luar. Kejanggalan informasi yang mereka dapatkan menumbuhkan kecurigaaan anggota regu akan seluruh situasi di sana. Namun, demi mencari tahu kebenaran dan menegakkan cita-cita LUNA, mereka terjun ke area yang menjadi perangkap untuk anjing-anjing kepala Dewan Pimpinan LUNA macam mereka.

Mananko · ไซไฟ
Not enough ratings
17 Chs

Dobrak

Dua suara ledakan membahas di tengah kota, yang satu menandakan keberhasilan Wijaya melumpuhkan salah satu scorpid pembawa peluncur granat. Ledakan satu lagi menandakan hancurnya lengan kiri jiangdong. Win tidak sempat mengelak. Karena itu dia justru menginterupsi laju proyektil mematikan itu dengan tinju kiri jiangdong.

Wijaya tidak yakin yang mana yang lebih mencengangkan, Win yang berusaha meninju granat atau keberhasilannya melakukan hal itu.

Walau begitu, jiangdong tetap terhempas jatuh akibat ledakan dari jarak dekat. Wijaya menembak scorpid yang berhasil menghancurkan tangan jiangdong. Untung saja walau mematikan, kruegerfaust hanya bisa dipakai sekali.

Sang brox bergeser memutari air mancur dan menerjang pada jiangdong, kedua tangannya dilengkapi senjata kepalan. T-11 langsung menghantamkan perisainya pada stielkruger besar itu untuk menghalangi pergerakannya sementara ZHY menyelesaikan serangan Wijaya pada para scorpid.

Masalahnya, tenaga pendorong dari T-11 jelas kalah telah dari brox. Wijaya berusaha bergeser untuk mendapatkan sudut tembak, tetapi mendadak terdengar raungan dari Lev.

[Yon, minggir!]

T-11 bergeser. Nesti datang dari arah kiri brox itu dan menggasaknya tanpa ampun sampai mereka menghantam air mancur. Saat nesti mundur, Wijaya dan Yon melepaskan tembakan beruntun ke arah kaki dan kamera brox itu.

[Ke timur!]

Terdengar Kwang berseru di radio. ZHY meluncur ke jalan di sebelah timur air mancur disusul anggota regunya. Walau jiangdong yang berada tepat di belakangnya, tetapi subutai dan nesti lah yang membantu melepaskan tembakan pada para scorpid yang berusaha menghadang mereka. Senapan patah milih jiangdong tidak terlalu berguna di jarak jauh. T-11 milik Yon berjaga di barisan paling belakang dengan meluncur mundur, dia menghalangi tembakan dari beberapa scorpid yang berusaha mengejar dari belakang.

Tepat pada saat mereka berbelok ke utara di sebuah persimpangan, nesti mengambil posisi paling belakang dan memborbardir para brox yang datang dari persimpangan di sebelah timur.

Kelima stielkruger itu melaju secepat mungkin menembus jalan ke pintu keluar di utara. Namun, masalahnya ada barisan scorpid yang sudah menunggu. Di sebuah pertigaan ke barat, ZHY melepaskan granat asap tepat di pertigaan untuk membuat lawan mereka ragu jika mereka menggunakan asap itu untuk lari berbelok atau menyergap jika para scorpid mendekat.

Tentu saja mereka menggunakan asap itu untuk berbelok ke barat.

Sepanjang pergerakan mereka, Wijaya merasakan beberapa peluru berhasil mengenai lengan subutai. Hal itu akan makin membuatnya kesulitan dalam membidik dengan tepat nanti karena kestabilan lengan subutai pasti sudah terganggu.

Biarlah. Wijaya tidak punya waktu lebih untuk memikirkan kerusakan dan terus meneruskan pergerakannya mengikuti Kwang dan Win yang kali ini bersiap berbelok ke kanan di pertigaan di ujung jalan ini.

[Di sebelah kiri!]

Lev meraung di radio. Sebuah tembakan yang sepertinya berasal dari senapan patah dan roket nyaris saja menghantam jiangdong dan ZHY andai Yon tidak langsung memasang perisai. Sementara ZHY bergerak menjauh ke kanan sambil menembaki brox yang muncul dari samping itu, jiangdong dengan lincah berkelit dan berputar ke belakang brox itu sambil terus menembakkan kedua senapannya. Brox itu berputar berusaha menghantam jiangdong dengan kapaknya, memberikan subutai kesempatan untuk berbelok ke kanan sambil menembak bagian belakang dari lutut kanan brox tersebut yang membuatnya terjungkal dalam usahanya menggapai jiangdong.

Wijaya memutar tubuh subutai dan terus melaju mengikuti Kwang walaupun dia mendengar lagi bunyi tembakan dan pertarungan dari arah belakang. Jalan yang mereka lalui sekarang hanyalah berupa jalan panjang tanpa persimpangan yang dikelilingi bangunan agak tinggi yang cukup bisa melindungi mereka, terutama dari roket dan tembakan meriam yang kini mulai menghujani mereka.

Dia hampir mencapai ujung jalan ketika Subutai melaju melewati reruntuhan sebuah rumah yang berada tepat di samping sebuah gang sempit yang dimanfaatkan sebuah scorpid untuk menembaki siapapun yang lewat dengan senapan serbu-nya. Tak ayal, Subutai pun terkena beberapa lesatan peluru yang merusak tangan kirinya.

Untungnya bagi Wijaya, kerusakan itu hanyalah kerusakan ringan. Wijaya mengendalikan Subutai untuk berhenti dan menunduk tepat sebelum pertigaan di ujung jalan. Dari kesibukan Kwang melakukan baku tembak sambil sesekali bersembunyi, tampaknya musuh sudah menunggu mereka dari kedua arah pertigaan.

[Bagaimana?]

Tanya Lev entah pada Wijaya atau Kwang ketika nesti dan dua lainnya berhasil menyusul. T-11 berada paling belakang dan sibuk melepaskan tembakan-tembakan pada para scorpid yang berusaha mengejar mereka. Wijaya segera menggerakkan Subutai tepat ke belakang T-11 dan menggunakan perisai serta bahu T-11 sebagai penopang senapan runduk Subutai. Yon langsung mengerti dan mendiamkan posisi perisai dan bahu stielkrugernya demi memberikan kestabilan pada senapan yang digunakan Subutai yang kini mulai melepaskan tembakan-tembakan beruntun pada para penyerang.

[Heh, mereka datang dari kedua arah. Tapi lebih banyak dari arah gerbang utara. Cepat atau lambat kita akan terjepit dari tiga arah.]

Kwang menjawab dengan nada yang terdengar lebih 'hidup' dari cara normalnya berbicara.

[Aku tidak mengerti kenapa kau malah girang, mata-mata.]

[Karena aku punya solusi. Yon, aku perlu kau menahan tembakan di sebelah kanan setelah aku melepas granat asap. Wijaya, Lev, bombardir saja yang ada di belakang kalian sementara aku dan Win membukakan jalan.]

"Kau kira aku sedang apa?" balas Wijaya datar sambil terus menembak.

Kwang hanya menjawab dengan tertawa kecil sembari melepaskan granat asap dari ZHY untuk menutup kedua sisi pertigaan.

T-11 yang melindungi mereka bergerak ke samping. Dari celah yang terbuka, nesti langsung memborbardir para penyerang dengan meriam. Sementara itu yon langsung memasang perisainya ke jalur sebelah timur, menahan gempuran yang dilepaskan dari sana. Jiangdong dan ZHY melesat cepat ke sebelah barat. Kerusuhan terdengar di sebelah sana.

[Sekarang!]

Terdengar Kwang memberikan komando. Subutai dan nesti segera bergerak menyusul sementara T-11 meluncur mundur demi menahan tembakan yang terus memberondong mereka. ZHY milik kwang mendadak berbelok ke halaman samping sebuah rumah dan menembus pagarnya begitu saja.

Para stielkruger lain ikut berbelok menembus halaman samping rumah tersebut mengikuti Kwang yang kini menembak pagar halaman membatasi halaman rumah dan pepohonan. Seluruh anggota regu bergerak mengikuti Kwang masuk ke dalam pepohonan. Yon menjadi yang paling belakang di barisan mereka. Dengan aba-aba lemparan sebuah granat asap lagi dari Kwang, mereka melaju dengan cepat di sela-sela pepohonan. Meninggalkan asap mengepul yang mengaburkan pandangan musuh yang mungkin berniat mengejar mereka.

Untuk kali ini, mereka kembali selamat.