webnovel

Stela and Eric

Auristela Allisya  Gadis yang masih bersekolah dan duduk di bangku SMA kelas 2, biasa di kenal dengan nama Stela dan All yang harus menerima kenyataan bahwa dia harus menikah akibat perjodohan orang tuanya yang sangat tidak zaman lagi menurut Stela. Eric Fransissco Seorang guru fisika yang di kenal killer dan juga dingin harus menikah dengan gadis yang masih kecil kalau kata Eric seperti menjaga anak kecil dan menjaga adik bagi nya. Apa kah mereka berdua akan bahagia?? Atau malah sebaliknya?? Yuk langsung baca!

nisnisyah_ · วัยรุ่น
Not enough ratings
302 Chs

Stela and Eric bagian 26

Karena hari semangkin sore Stela, Lily dan Zahra memutuskan untuk membuat cemilan karena mereka juga sangat lapar jadi mereka ingin membuat makanan yang gampang untuk mereka olah.

"Eh All lo nanti gak kena marahi kelamaan pulang?" Tanya Zahra.

Stela menggeleng, "gua tadi udah chat mama gua jadi aman" jawabnya.

"Ohh yaudah" ujar Zahra sambil menganggukan kepalanya.

Lily melihat bahan makanan yang ada di rumah Zahra. "Kita buat apa nih?" Tanya Lily.

"Buat martabak mini yuk, gua lagi pengen tuh martabak mini yang kecil-kecil itu" jawab Zahra menatap Lily dan Stela.

"Yaudah gua mau aja sih" jawab Lily setuju.

Stela juga menganggukkan kepalanya setuju dengan saran Zahra tadi.

Zahra pun mengambil bahan-bahan yang mereka perlukan lalu Lily menyiapkan peralatannya dan Stela menakar semua yang di perlukan seperti tepung, gula, air dan lain-lain.

"Ly ini lo campurin semuanya ya" ujar Stela mengambil mangkuk dan memberikannya kepada Lily.

Lily mengangguk lalu mengambil semua bahan-bahannya dan memasukkannya ke dalam mangkuk yang di berikan Stela tadi.

"Oke jadi" ujar Zahra saat selesai mengaduk adonan tadi mereka berdua bergantian dengan Lily.

Stela mengangguk dan menyiapkan cetakan untuk martabaknya.

"Ini tinggal kalian tuang aja ya kalau udah panas tempatnya, gua ambil coklat sama keju dulu" ujar Stela berjalan kearah kulkas untuk mengambilnya.

Lalu Stela menyiapkan topingnya di wadah dan juga memarut kejunya. Setelah cetakannya lumayan panas Lily menuangkan sedikit demi sedikit adonan yang tadi mereka buat.

Stela memberikan toping yang sudah dia siapkan tadi pada Zahra.

"Ra ini nanti buat yang di campur sama engga ya" ujar Stela.

Zahra mengangguk, "iya biar tau rasanya masing-masing gimana" jawabnya.

Stela duduk di bangku yang ada di dekat mereka, karena model dapur Zahra seperti di bar jadi ada tempat lagi di depannya.

"Eh tau gak sih kayaknya si Galang udah mulai capek nyamperin gua" ujar Stela.

"Tau darimana lo?" Tanya Lily.

"Buktinya tadi dia gak ada nyamperin gua lagi kan waktu jam istirahat" jawab Stela melirik Lily sambil memainkan ponselnya.

"Ciee berarti lo nyariin dia dong tadi" ujar Zahra menyikut tangan Stela karena memang jarak mereka tidak terlalu jauh.

Stela menatap Zahra dengan sinis, "apasih ya kagak lah orang gua cuman bilang, ya kali gua nyariin modelan kek dia ogah bener gua" jawabnya dengan wajah yang menunjukkan kalau dia itu jijik.

"Awas ntar beneran jadian loh mampus lo, kalau itu gua sama Zahra paling duluan ketawain lo" ucap Lily menatap Stela.

"Amit amit diem gak lo" ujar Stela menatap Lily dengan sinis.

Zahra dan Lily tertawa menatap Stela yang kelihatan sangat kesal.

"Lagian nih emang ada ceritanya kok sejarahnya dia benci sama cowok eh gak berapa lama benci jadi cinta" ujar Zahra.

"Engga lah, gua mau nyari tuh sifatnya gak jauh lah sama kayak gua biar bisa sefrekuensi gitu terus yang gak banyak omong, gak genit sama cewek lain pokoknya gitu lah" ujar Stela menatap Zahra.

"Bukan kayak dia" sambung Stela menatap Zahra dan Lily.

"Ya kan kita cuman ingetin tuh hati-hati aja" jawab Lily.

"Iya bener All" sambung Zahra.

"Apa sih kalian aneh banget pembahasannya, lagian gua gak mau sama dia" jawab Stela dengan kesal.

"Gak mau apa mau?" Tanya Lily menaik-turunkan alisnya meledek Stela.

"Diem atau gua marah sama kalian" ujar Stela mengancam.

"Lo marah palingan 1 hari" ujar Zahra.

Stela langsung membuang muka ke arah lain sambil memainkan ponselnya, entah ngapain saja yang penting dia tidak menatap Zahra dan Lily.

"Cielah sok sokan ngambek nih bocah" ujar Zahra menatap Stela.

"Bodoamat" jawab Stela yang tidak menatap sahabatnya sama sekali.

"Eh nanti malam lo jadi kan?" Tanya Lily.

Stela hanya mengangguk.

"Terus mobil lo gimana? Kan ribut tuh kalau keluar dari rumah lo" ujar Zahra.

"Udah selesai gua setting kemaren" jawab Stela.

Lily dan Zahra mengangguk sambil ber-oh ria.

"Berarti nanti malam jam 12 harus udah di area ya?" Tanya Lily.

Sebenarnya mereka menanyakan ini agar Stela tidak marah lagi dan melupakan rencananya untuk ngambek.

"Kita bareng aja perginya, nanti jam 12 kurang 15 udah harus sampai di depan kompleks Zahra" ujar Stela menatap Lily dan Zahra kembali.

Zahra mengangguk, "lo disini aja Li biar nanti gua gak ribet jemput lo ke rumah lo" jawab Zahra.

Lily menganggukkan kepalanya, "tapi baju gua gimana?" Tanya Lily.

"Kalian kok ribet amat sih, nanti Ly lo pulang dulu kan terus nanti malam sekitar jam 11 kesini lagi naik taksi kek ojek atau apalah itu, nah baru kita pergi bareng-bareng" jawab Stela.

"Yang ribet bukan gua noh si Zahra kan dia yang ngatur rencana tadi" jawab Lily menatap Zahra.

"Lah kok malah gua yang kena jadinya" ujar Zahra gak terima.

"Ya kan memang lu bambank" jawab Lily dengan geram.

"Udah-udah Ly lo ikut gua pulang nanti jam 7 an atau terserah lo lah jam berapa asal belum jam 12 kesini lagi" ucap Stela.

Lily pun meengangguk lalu mengambil tasnya dan langsung berdiri menyusul Zahra dan Stela yang berjalan kearah luar.

"Dahhh Zahra nanti aku balik lagi jangan rindu ya" ujar Lily.

Zahra melirik Lily dengan jijik, "udah deh lo sana najis banget sih" jawabnya dengan wajah yang masih menampilkan raut wajah yang jijik.

Lily pun tertawa dan langsung mengejar Stela yang sudah naik ke mobilnya.

"Nanti gua kesini sekitar jam 9 yaa" ucap Lily.

Zahra hanya mengangguk lagian dia malas meladeni Lily bisa panjang nanti urusannya kalau di perpanjang lagi.

"Eh Stel lo udah tau lawan lo siapa nanti malam?" Tanya Lily.

"Belum" jawabnya.

"Tumben biasanya lo cari tahu tuh" jawab Lily lagi.

"Nanti juga ketauan kali, lagian gua gak pernah kalah kalau masalah balapan jadi ya santai aja kali" jawab Stela melirik Lily sebentar lalu menatap kedepan lagi dan fokus untuk menyetir.

"Iya in aja deh emang lo gak pernah kalah" jawab Lily pasrah melihat sahabatnya yang satu ini.

"Kan itu hal yang biasa terjadi" ujar Stela mengedipkan sebelah matanya.

"Geli banget gua" jawab Lily melihat Stela yang seperti itu.

Stela hanya terkekeh dengan pelan sambil terus menatap kearah depan, melihat ke jalanan dan juga pengendara yang lain.

Karena memang sudah sore jadi jalanan sedikit macet akibat jam pulang kerja orang-orang, jadi Stela agak kesal kalau jalanan sudah mulai macet seperti ini akan lama dia sampai ke rumah nantinya.