webnovel

Steal Everything I Want (indonesia)

Dewa dari segala dewa. Awal dari segala eksistensi. Dia adalah Sang Pencipta, Void God "Eros". Eros yang merupakan dewa dari segalanya mengalami kebosanan sejak pertama kali dia dilahirkan dari kekosongan. Selama ini dia hanya mengamati semua kehidupan yang diciptakannya dengan tidak sengaja. "Aku sudah cukup dengan keheningan ini, saatnya untuk bersenang senang"

Raihanchan · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
33 Chs

Side Story 1

Ketika Eros sedang melakukan urusannya di sebrang semesta, di sisi lain para putrinya telah berpencar ke berbagai belahan dunia/dimensi/dunia pararel/dll. Eros tentu mengetahui hal ini, dia sudah menugaskan beberapa battle maid untuk menjaga mereka plus juga beberapa ribu tentara bayangan yang mengawasi dari kegelapan.

Diantara para putri Eros. Ada putri Tertuanya yang tidak lain adalah Gabriellee putri dari wanita tercantik di surga DXD verse, salah satu Seraph surga, Gabriel.

"Hey Roberta, apa kau tahu kita berada di universe mana ?"

Gabrielle bertanya pada wali yang ditugaskan ayahnya. Dia adalah Roberta seorang battle maid yang diasuh langsung oleh Pleiades di Dunia Surgawi

"Universe ini tidak dalam list dari Tuan (A/N : yang dimaksud Eros), yang berarti dunia ini merupakan dunia tidak terdaftar. Tapi aku menemukan sesuatu yang menarik dari dunia ini"

Gabrielle yang sedari tadi hanya mendengarkan sambil mengunyah hamburgernya, kini mulai menunjukkan ketertarikannya dan mendengarkan dengan fokus.

"Hoh apa itu ?"

"Ternyata dunia ini ada beberapa orang yang memiliki kekuatan super. Mereka menyebutnya 'awakener'. Awakener adalah orang yang memiliki kemampuan khusus mulai dari telekinesis hingga kemampuan fisik. Sedikit yang diketahui tentang kapan kebangkitan pertama muncul atau bagaimana mereka muncul. Mereka umumnya rahasia dari populasi normal dan aktif di Dunia Awakener. Dan saat ini kita berada di wilayah Awakener Korea Selatan"

"Hmm cukup menarik, berarti secara teknis kita juga adalah seorang awakener ?"

Roberta yang mendengar pertanyaan dari nona mudanya, terdiam beberapa saat lalu menjawab dengan nada serius.

"Nona saya ingatkan kembali, salah satu dari kami yaitu battle maid akan cukup untuk membuat universe ini berjalan menuju kiamat. Mereka tidak pantas di sejajarkan dengan kami para battle maid, apalagi dengan anda Nona"

Gabrille yang mendengar pernyataan Roberta hanya tersenyum mengerti.

"Baik aku mengerti apa yang kau bicarakan, tapi meski begitu aku ingin mencoba menyatu dengan dunia ini. Aku akan mencoba memasuki dunia awakener ini dan menemukan beberapa orang menarik yang mungkin merupakan putra dunia. Apalagi dengan kekuatanku yang telah disegel ayah, aku tidak perlu khawatir akan menghancurkan dunia ini dengan tidak sengaja. Jadi untuk saat ini Roberta aku memerintahkanmu untuk membawa semua informasi terkait awakener ini. Sekian perintah dariku, pergi !!"

"Ha !"

Tepar ketika perintah Gabrielle terdengar, Roberta menjawab sembari menghilang dari lingkungan itu.

"Huh..aku harap dunia ini cukup menghibur. Ngomong-ngomong ayah sedang apa ya? Apa dia sedang menambah ibu dan saudara perempuan lagi ? Hahaha aku yakin itu benar jika ayah masih normal"

*huft*

Turun dari tempat dia duduk tadi, Gabrielle membawa bekas bungkus makanannya ke tempat sampah dan menjentikkan jarinya seketika penghalang dimensi di sekitar hancur. Ketika itu terjadi beberapa retakan muncul di langit seperti pecahan kaca dan dunia yang awalnya sepi kini menunjukkan keramaiannya.

Gabriel mulai berjalan ke arah hotel tempat dia bermalam sebelumnya.

...

..

.

Di suatu ruangan mewah yang terlihat seperti kantor seorang CEO dapat terlihat dua orang sedang berdiskusi. Satu adalah seorang wanita cantik dengan rambut hitan menggunakan jas abu sedang duduk di sofa sedangkan satu lagi adalah seorang pria berjas hijau berdiri seakan sedang melaporkan sesuatu. Bisa dilihat bahwa pria ini adalah bawahan dari wanita tadi.

"Tidak ada jejak apapun di lokasi, tapi kami yakin merasakan ada suatu penghalang di area tersebut pada waktu makan siang tadi. Bahkan union juga sudah bergerak, dipastikan bahwa itu kekuatan dari awakener kelas nasional"

"Kita harus tetap waspada, jangan sampai warga sipil terlibat dalam hal ini. Kita belum tahu niat mereka, terus selidikan daerah sekitarnya"

"Ya nona. Ohh mengenai si pelajar itu, apa yang harus kita lakukan padanya ?"

"..."

...

..

.

Satu bulan kemudian

"Roberta apakah hari ini kita akan mengunjungi wanita itu ?"

"Benar nona muda, sudah waktunya kita menampilkan diri secara resmi pada sisi dunia awakener" Roberta berbicara dengan nada hormat.

"Fufufu aku sudah tidak sabar. Jadi untuk kabar terakhir itu, apa benar kaiden ada disana ?"

"Setelah Kaiden yang dirumorkan sebagai maniak pertempuran itu menghilang, saya merasakan energi yang cukup kuat dekat hotel kita waktu itu. Setelah beberapa penyelidikan ternyata dia sekarang sedang tinggal bersama seorang anak SMA dan menyamar sebagai seekor kucing."

"Muhh, kucing ? Hmm lumayan, butuh tingkat force control yang tinggi untuk berubah menjadi seekor kucing"

Energi yang dipakai seorang awakener tidak se flexibel energi sihir, maka untuk berubah bentuk menjadi mahluk yang berbeda tentu butuh keterampilan yang sangat tinggi.

"Lalu Roberta buka portal menuju wanita itu"

"Baik nona muda" Roberta menunduk dan bersiap .

Beberapa saat kemudian sebuah portal muncul di depan mereka. Gabrielle melangkah dengan bahagia dan Roberta hanya mengikuti nona mudanya dalam diam.

-Beberapa menit sebelum kemunculan Gabrille dan Roberta-

Didalam gymnasium terlihat 2 orang anak muda sedang melakukan adu jotos . Dan ada dua orang yang mengamati mereka dari sisi lain lapangan. Keduanya melihat orang yang sedang adu jotos di lapangan dengan seksama. Sampai pada akhirnya anak muda dengan rambut putih melakukan langkah yang luar biasa dan mengalahkan lawannya.

Kedua orang yang mengamati tadi terkejut lalu mulai mulai bergerak untuk membantu kedua anak muda yang sudah mulai akan pingsan itu. Hanya beberapa saat mereka berhenti karena melihat portal hitam aneh terbuka di depan mereka.

Seekor kucing gemuk oren, merasakan insting bahayanya berbunyi menyuruhnya agar segera lari ketika dia melihat portal itu. Hanya untuk melihat dua orang lagi muncul dari balik portal itu. Satu adalah seorang gadis muda, mungkin usianya tidak jauh dari 10 tahun dan satu lagi adalah seorang wanita dewasa dengan pakaian maid ?

Keduanya melangkah keluar dan portal tertutup. Baru pada saat ini semua orang di gymnasium tadi mulai melakukan kuda-kuda bersiap jika terjadi bentrokan. Kucing oren tadi juga mengabaikan insting bahayanya dan berpikir untuk melepaskan kekuatannya dan kabur membawa anak muda dibelakangnya.

"Hoyaa sepertinya ada sesutu yang menarik terjadi disini ? Oh dan tenang nona dan paman-paman aku disini tidak ada maksud jahat. Apa aku terlihat seperti orang jahat disini ?"

Benar kedua orang yang melewati portal tadi adalah Gabrielle dan Roberta. Gabrielle yang sudah mulai melakukan percakan menunjukkan niat tidak bermusuhan pada orang orang disekitarnya, dengan menggunakan senjata terkuatnya. Tentu saja wajah manisnya yang tidak berdosa. Terimakasih kepada sang Seraph yang telah menurunkan gennya.

Melihat bahwa tidak ada niat bermusuhan dari kedua orang yang keluar dari portal, orang-orang di gymnasium mulai mengendorkan penjagaan mereka tapi jelas mereka tetap waspada.

"H-halo nona yang disana?"

Gabrielle menyadari ada yang memanggil dirinya, dan melihat itu adalah paman dengan jas hijau. Tapi dia tidak menanggapi panggilannya dan malah berbalik ke arah anak berambut putih dengan kucingnya.

Melihat bahwa nona muda itu berjalan ke arah kedua anak yang pingsan. Paman berjas hijau memutuskan untuk menyerah mereka.

Wanita cantik berambut hitam menyadari bahwa bawahanyannya akan menyerang kedua orang tadi.

"Tunggu jang-"

Menyadari bahwa dia telambat, bawahannya telah meluncur dengan sangat cepat namun hanya untuk disambut oleh seorang maid.

"Maaf tapi anda dilarang untuk mengganggu nona muda"

'Cepat' Kucing gemuk dan wanita berambut hitam tidak mau tidak berseru di dalam pikiran mereka.

Roberta lalu melakukan kuda kuda dan melakukan pukulan ringan ke arah pria berjas hijau, hanya untuk pria berjas hijau tadi terbang dan tertanam di dinding.

"Huaakk"

Melihat bahwa gangguan telah di bereskan, Roberta mulai bersikap kembali layaknya seorang maid.

Wanita cantik itu tidak mencoba menolong bawahannya, karena dia tahu bawahannya tidak terluka sama sekali. Dan malah menghadapi pembantu tadi.

"..."

"..."

Akhirnya wanita berambut hitam buka mulut.

"Perkenalkan aku adalah ketua dari Shinwa, Jiyoung Yoo. Maafkan bawahan ku tadi, tapi wajar bagi kami untuk waspada karena kalian hanya muncul dengan sangat mencolok"

"Namaku Roberta salah satu battle maid yang ditugaskan untuk mengawasi nona muda. Untuk yang barusan, aku tidak akan meminta maaf karena jelas dia akan menggangu nona muda."

Wanita berambut hitam yang mengenalkan dirinya sebagai Jiyoung Yoo mengamati posturnya dan menghela nafas. Namun beberapa saat kemudia sebuah cahaya emas menyelimuti kedua anak muda tadi.

"Jisuk !! Jiwo !!" Jiyoung akan berlari ke arah mereka hanya untuk di hadang oleh Roberta.

"Tenang, nona muda hanya membantu mereka untuk memullihkan diri"

Jiyoung tidak percaya dan bermaksud menggunakan kekerasan namun.

"Berhenti kakak !" Jisuk adik dari Jiyoung berteriak ke arah kakaknya.

Mendengar suara adik laki-lakinya Jiyoung mulai tenang. Melihat ke arah Jisuk di kaget hampir menghancurkan karakternya sebagai wanita dingin elegan.

Di depan matanya terlihat adiknya yang telah kembali normal bahkan tanpa satupun bekas luka.

"B-bagaima-"

Namun itu terpotong lagi oleh teriakan gadis.

"Wahhh aku laparrr...Roberta aku lapar!!"

"Baik nona muda lewat sini"

Tanpa berkata apapun Roberta dan Gabrielle berjalan keluar dari gymnasium.

Bawahan Jiyoung yang tertanam ditembok tadi mulai mendekat, dan menyadari bahwa Jisuk maupun anak berambut putih yaitu Jiwoo telah sembuh total.

Kucing gemuk orang di dekat Jiwoo meneteskan keringat dingin ketika melihat Jiwoo yang disembuhkan total seperti sedia kala. Jelas dia menyadari bahwa kekuatan penyembuhan Gabrielle tidak sederhana keliatannya.

Hanya terdapat satu pemikiran di kepala mereka mereka semua saat ini.

'Siapa mereka'