{Date : 26 September 3500}
Waktu telah menunjukkan pukul (3.00 PM), di-sebuah area lebih tepatnya pada teras rumah tertentu yang pastinya sudah tidak asing lagi teruntuk kita semua terdapat sesosok siluet seorang remaja.
Remaja tersebut tak lain merupakan Leo yang pada saat ini tengah menikmati teh sore serta hembusan angin senja yang terkenal dengan kesejukannya tersebut. "Huftt kedua anak ini, sudah jam segini masih juga belum siap" Leo yang tengah menyeruput secangkir teh memasang ekspresi muram saat ia melihat waktu yang tengah tertera pada smart-watch baru miliknya tersebut.
Walau pada nyata-nya ialah Leo justru di-paksa oleh kedua orang dewasa tertentu yang tak lain merupakan Gandu (Sang Ayah) serta Vina (Sang Ibu), untuk membeli sebuah smart-watch baru agar mereka berdua lebih mudah untuk menghubungi Leo mengingat smart-watch lama milik Leo telah berusia cukup tua juga serta merupakan smart-watch generasi lama sih?? Yang pastinya akan sedikit memiliki kendala dalam hal komunikasi, mengingat dunia [Soul Island] tidak memiliki jaringan komunikasi stabil layaknya bintang biru....
"Hahaha yang sabar Nak Leo, namanya juga anak perempuan pasti dandanan-nya paling lama"Ujar sesosok makhluk yang tak lain ialah Kakek Deon (Sang hantu tua berwujud kakek-kakek dengan sebuah gayung)
"Sigh.. tetap saja Kakek kalau Ella mungkin bisa diri-ku maklumi tapi kalau Seto??? Dia justru membuatku merasa curiga sekali sekarang"Ucap Leo sembari mendengus kasar tak senang, "Yang sabar ya, Nak Leo" Kakek Deon berkata sembari tersenyum kecil memaklumi tingkah laku Leo.
"Oh iya Nak Leo, kalau Kakek boleh tahu kira-kira siapa saja yang akan pergi menemani Nak Leo ke tempat itu ya??" Tanya Kakek Deon yang teringat kalau Leo (Sang anak indigo) akan memasuki [Soul Island] yang dimana mereka semua yakini kalau nantinya mereka semua (Para hantu) memiliki kesempatan yang cukup besar untuk menciptakan kembali tubuh jasmani mereka.
Leo terdiam sejenak dan mulai merenungkan hal tersebut sebab '[Soul Island] hanya mengijinkan pemula untuk membawa serta dua orang bersama dengan diri sendiri kan, jika daku menjalin hubungan bekerja sama dengan Irene maka itu artinya kami berdua punya 4 sosok yang bisa di ajak pergi bersama kami kan?? Tapi siapa juga yang harus-ku ajak untuk tahap awal ini??' Pikir Leo yang di satu sisi juga teringat kalau dirinya harus mencari Irene dalam rangka meminta izin mempergunakan salah satu slot milik Primandona kelas tersebut.
"Zing'er merupakan sebuah kepastian yang harus diriku ajak serta sedangkan dua sosok lagi, daku masih perlu memikirkannya mengingat daku tidak bisa bertindak rakus juga. Oleh karena itu, menjaga satu tempat untuk temanku itu juga diperlukan" Setelah berpikir untuk beberapa saat, Leo-pun berkata dengan nada pelan kepada kakek Deon tapi pemuda indigo itu cukup sadar kalau nyatanya ada banyak makhluk yang tengah menguping perbincangan mereka berdua...
Ya, makhluk-makhluk tersebut tak lain merupakan penghuni dari dimensi lain yang pada saat ini telah menjalin hubungan persahabatan dengan Leo serta menjadi penjaga sekaligus penghuni lain kediaman Erlangga tersebut... Lalu siapa sajakah sosok-sosok yang pada saat ini tengah tinggal di kediaman keluarga Erlangga tersebut??
.
.
.
Leo kembali melirik sekilas smart-watch yang berada di lengan kirinya tersebut berniat melihat sudah pukul berapa sekarang?? "Sial, mereka ini tengah mandi atau justru tidur di dalam sana sih??!!!" Leo sedikit mengumpati kedua adik-adiknya tersebut setelah mengetahui smart-watch miliknya menunjukkan pukul (3.15 PM)...
[Drap... Drap...]
"KAKAK!!! Hosh.. Hosh.. Maaf kak, d..aku ke-asyikan telepon-an dengan mama tadi" Setelah menunggu hampir lima belas menit lamanya, akhirnya Leo bisa melihat salah satu batang hidung dari adiknya tersebut. 'Adik sialan' Leo yang mendengarkan alasan dari sang adik perempuan-pun mengumpati adik manisnya itu secara diam-diam, sungguh andaikan saja Ella bukan adik kesayangannya mungkin Leo akan memberikan sebuah bogeman pada wajah sang adik sekarang??
"Hoammm, kita jadi berangkat kan Kakak Leo??" Tak jauh dari belakang sang adik perempuan, adik Leo satu lagi yakni Seto keluar dengan tatapan malas serta tatapan sayu khas miliknya itu.
Yang entah kenapa membuat Leo merasa kesal seketika itu juga, "Kamu bocah tukang tidur, sedari tadi daku menunggu kalian di teras rumah selama lima belas menit dan kalian malah sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing huh??!!" Pecah sudah amarah Leo yang sedari tadi dirinya tahan, sungguh Leo hanya ingin menikmati momen festival terakhirnya ini dengan kesenangan serta kenangan indah bukannya di awali dengan kemarahan kepada kedua sosok adiknya...
.
.
.
.
.
{Taman Kota}
Mungkin karena pada tahun ini ada cukup banyak generasi muda yang akan terjun ke dalam [Soul Island] makanya area taman kota tempat dimana Festival Kue Bulan tengah berlangsung-pun keliatan jauh lebih ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya...
Pada salah satu kios yang berada di taman kota tersebut yakni kios permen kapas gulali kita dapat melihat ketiga sosok yakni 2 remaja laki-laki serta 1 anak perempuan sedang duduk santai menikmati permen gulali itu.
Mereka tak lain dan tak bukan ialah 'Tiga serangkai Erlangga' yang tengah menikmati permen gulali kesukaan Sang Adik Bungsu, "Kak Leo, setelah ini bagaimana kalau kita ke kios bakso bakar di depan sana??" Seto berkata sambil menunjuk ke kios yang ia maksudkan tersebut, sedangkan Leo hanya mengangguk menyetujui saran dari Seto.
Mengingat untuk hari ini Leo-lah yang akan mengeluarkan uang saku-nya untuk membeli makanan serta minuman bagi ketiganya, tidak ada alasan khusus bagi untuk Leo melakukan hal tersebut sebab ia telah menyiapkan hampir seluruh barang buat [Soul Island] juga sih. Jadi tentunya tidak masalah untuk setidaknya membelanjakan kedua adiknya kali ini bukan??
Singkat katanya Leo berencana menghabiskan seluruh sisa tabungan-nya, karena ia tidak akan bisa kembali ke bintang biru dalam waktu dekat jadi apa salahnya mentraktir kedua adiknya itu kan??
"Bakso bakar pasti enak bukan?? Apalagi kalau bakso bakar yang di rekomendasikan oleh Kakak Seto" Ella yang tak sengaja mendengar perbincangan kedua kakaknya tersebut-pun terlihat bersemangat sekaligus penuh antusiasme seketika, "Tenang-lah Ella, santai saja kios bakso bakar itu tidak akan pergi kemana-mana kok" Seto berkata dengan nada santai, yang dimana hal tersebut merupakan tindakan yang cukup langka mengingat anak tengah dari 'Keluarga Erlangga' tersebut. Biasa-biasanya selalu bertindak heboh karena penyakit akut Siscon miliknya tersebut bukan??
"Yang dikatakan oleh Seto itu benar, Ella... Lebih baik nikmati saja dahulu gulali ini lalu kita akan ke sana menikmati bakso bakar kesukaannya itu"Timpal Leo yang sekarang telah menghabiskan gulali miliknya, "Seto jaga Ella sebentar, Kakak ingin membeli Boba di kios sebelah" Ucap Leo berjalan ke kios yang dia maksudkan tersebut dengan langkah santai-nya itu.
"Titip punya-ku dan Ella juga ya Kak" Ujar Seto mengingat-kan sang kakak sulung, karena bisa saja kan Leo justru hanya membeli satu dan tidak membelikan mereka juga??
Bisa-bisa malah mereka harus meneguk ludah menyaksikan sang kakak sulung menikmati minuman boba-nya sendirian bukan?? Sungguh tidak menyenangkan sama sekali hal tersebut !!!
"Okey santai saja" Nasib baik Leo baru saja melangkah sedikit sehingga ia masih bisa mendengarkan seruan sang adik, meski-pun Leo merasa kalau Seto tidak perlu sampai mengingatkan dirinya juga sih??
Lagipula Kakak seperti Leo, jika dia sampai tega melakukan hal tersebut kepada adik-adik kesayangannya tersebut kan?? Meski bisa dikatakan hubungan antara Leo beserta Seto tidak terlalu erat layaknya hubungan Leo-Ella, akan tetapi Leo tetap tidak akan bertindak cukup kejam kepada sang adik lelaki-nya juga kok...
.
.
.
.
TBC
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!