"Jangan seperti laki-laki tak bertanggung jawab yang menyebabkan semua itu," sambungnya lagi.
Aku lalu menatapnya.
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Aku hanya ingin menemanimu. Aku lahir dari rasa sedihmu. Maka, jadikanlah aku teman untuk menghapus semua duka laramu."
"Tapi, kau ular dan aku takut ular!"
"Kau boleh saja takut ular, tapi jangan takut dengan anakmu."
Aku tidak ingin berdebat lebih lama. Setelah meminta dia menunggu, aku mengambil handuk dan membawanya dengan detak jantung lebih kencang ke atas tempat tidur. Kini, ular putih itu berada di atas tempat tidur. Benarkah dia tampak menggemaskan?
Aku memilih duduk di kursi yang berada beberapa meter di tempat tidurku itu. Mencoba mencerna kejadian yang kualami hari ini. Aku masih belum sepenuhnya percaya bahwa ini nyata, tetapi semua ini benar-benar nyata terasa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com