Hari ini Zhimin dan Jackson melakukan perjalanan ke Korea. Setelah berpamitan dengan kedua orang tua dan kakaknya, Zhimin langsung di antar oleh Yi feng dan Xiao zan ke bandara Shanghai Pudong internasional.
Saat ini Yi feng tengah memeluk Zhimin dengan erat. Meski dia jarang berinteraksi bahkan tampak tak begitu dekat dengan Zhimin, Yi feng sangat menyayangi adiknya.
"Jaga dirimu di sana. Jangan sampai identitas mu yang sebenarnya di ketahui oleh orang lain. Karena Gege tak ingin kau dalam bahaya di sana. Kau mengerti?!" Ucap Yi feng seraya melepaskan pelukannya.
"Shi Gege, aku akan menjaga diri di sana." Yi feng pun mengangguk dan tersenyum kemudian memberikan kecupan pada puncak kepala Zhimin.
"Hao ba, berhati-hati lah."
Kemudian Yi feng pun beralih pada Jackson kemudian memeluk temannya itu singkat. namun saat Yi feng memeluknya, membuat Jackson menelan ludahnya kasar.
"Jaga Zhimin dengan baik. Kalau kau sampai lalai saat menjaganya, ku pastikan pedang mama akan melakukan tugasnya padamu."
"H-hei jangan seperti itu." Ucap Jackson takut sambil melepas pelukan Yi feng.
"Asal kau menjaganya dengan baik."
"Oke! Oke! Aku akan menjaganya dengan baik."
"Feichang hao." Ucap Yifeng sambil tertawa dan menepuk bahu Jackson beberapa kali.
"Zanzan Gege, aku pergi dulu." Ucap Zhimin yang kini memeluk Xiao zan.
"Hum, jaga dirimu di sana didi. Jaga juga kesehatanmu jangan sampai sakit di sana."
"Hao, aku akan menjaga kesehatan ku
Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku." Pelukan mereka pun terlepas.
"Jimin khajja! Penerbangan kita sebentar lagi." Zhimin pun menoleh ke arah Jackson kemudian menganggukkan kepalanya.
"Shi Gege." Jimin pun menarik kopernya mendekat ke arah Jackson.
"Kami pergi Yi feng-ah, Xiao Zan-ah."
"Shi, Hati-hati!" Ucap Yo feng dan Xiao zan bersamaan. Kemudian Jackson dan Zhimin pun segera masuk ke dalam pesawat setelah chek-in terlebih dahulu.
Kini Zhimin dan Jackson pun sudah berada di dalam pesawat. Duduk di satu tempat dengan Zhimin di dekat jendela.
"Jimin-ah, ini identitas barumu setibanya di sana." Jackson menyerahkan sebuah map berwarna biru dengan amplop berwarna cokelat pada Zhimin.
"Eh? Untuk apa Gege?" Zhimin tampak bingung dan menerima map itu kemudian membukanya.
Di dalam map itu terdapat berkas yang menyatakan bahwa dirinya kini beridentitas sebagai warga Korea dengan nama Park Jimin.
𝗡𝗮𝗺𝗲 : 𝗣𝗮𝗿𝗸 𝗝𝗶𝗺𝗶𝗻
𝗗𝗮𝘁𝗲 : 𝟭𝟯 𝗢𝗰𝘁𝗼𝗯𝗲𝗿 𝟭𝟵𝟵𝟲
𝗔𝗱𝗱𝗿𝗲𝘀𝘀 : 𝗚𝘆𝗲𝗼𝗻𝗴𝗴𝗶-𝗱𝗼, 𝗗𝗼𝗻𝗴𝗱𝘂𝗰𝗵𝗲𝗼𝗻-𝘀𝗶, 𝗝𝗶𝗵𝗮𝗲𝗻𝗴-𝗱𝗼𝗻𝗴, 𝟳𝟭𝟳-𝟮.
"Jackson Gege, alamat rumah siapa ini?" Tunjuk Jimin pada sebuah alamat yang tertera di kertas itu.
"Itu alamat dari Park Seo joon. Dia salah satu anak buah dari Sekutu ayah mu, WILD TIGER. Mereka juga salah satu gangster terkuat di Korea dan kelompok mereka bekerja sama dengan Hong Long sebagai sekutu yang saling menguntungkan. Dan Park Seo joon adalah orang kepercayaan dari ketua Wild Tiger." Jelas Jackson pada Zhimin.
"Oh ya Zhimin apa kau bisa berbahasa Korea?"
"Bisa hyung, di kampus kami juga di ajarkan bahasa Korea."
"Kalau begitu mulai sekarang panggil aku hyung dan mulai sekarang ubah bahasa mu." Zhimin pun mengangguk.
"Ne hyung."
"Good, biasakanlah menggunakan bahasa itu." Ucap Jackson sambil mengusak rambut Zhimin gemas.
Zhimin pun kembali memperhatikan berkas yang ada di tangannya. Ia pun teringat dengan amplop cokelat yang belum ia sentuh sebelumnya. Kemudian Zhimin mengambilnya dan membukanya.
"Eh? Jackson Gege.. Ini apa?" Tunjuk Zhimin pada Jackson saat mendapat sebuah kartu dengan foto dirinya.
Jackson yang tadinya sibuk dengan sebuah majalah yang sudah tersedia di sana kini mengalihkan perhatian nya pada sesuatu yang Zhimin tunjukkan.
"Oh, ini kartu Identitas mu dan black card untukmu memenuhi kebutuhanmu di sana nanti. Semua sudah di siapkan oleh Yi Long samchon dan Yi Fei Imo." Zhimin pun mengangguk. Namun ada yang aneh dengan ini semua. Sebenarnya sedari tadi Zhimin memikirkan ini dan kini ia sudah tak tahan untuk tidak menanyakannya.
"Jackson Gege, boleh aku bertanya?" Ucap Zhimin yang kini menatap Jackson dengan penuh ke ingin tahuannya.
Jackson pun menaikkan alisnya saat melihat Zhimin menatapnya lamat. Jackson pun memutar tubuhnya ke kanan menghadap ke arah pemuda manis di sampingnya.
"Um, katakan."
"Em.. Sebenarnya ada apa? Jawablah dengan Jujur. Sebenarnya ada apa tiba-tiba papa meminta ku ikut denganmu? Selain untuk berlibur?" Setelah pertanyaan itu keluar, mendadak menjadi hening dan hanya terdengar sayup-sayup obrolan penumpang lain di dalam pesawat itu. Masih dengan Jackson dan Zhimin saling menatap, menyelami pikiran masing-masing. Setelah beberapa menit kemudian Jackson pun menghela nafasnya. Sebenarnya ia tak ingin mengatakannya namun melihat Zhimin yang seakan menuntut dan berharap mendapat jawaban akhirnya Jackson pun menyerah.
"Baiklah, aku akan mengatakan semuanya padamu." Zhimin pun menatap Jackson dengan senyum nya yang kini mengembang.
"Yi Long Samchon sebenarnya meminta bantuan padaku... Jangan menyela dulu. Aku tahu apa yang ingin kau tanyakan." Ucap Jackson saat melihat Zhimin membuka mulutnya untuk menyela ucapannya.
"Samchon meminta bantuan ku untuk melindungimu dari musuhnya yang satu minggu yang lalu hampir saja membunuhmu." Zhimin mengerutkan kedua alisnya.
"Membunuhku?"
"Hum, saat kau masih di rumah sakit dan belum sadar dari pingsan mu, salah satu anak buah dari musuh Yi Long samchon hampir saja membunuhmu jika saat itu Yi feng tak masuk ke ruangan rawat mu entah apa yang akan terjadi." Zhimin pun bungkam tak tahu lagi apa yang ingin ia katakan dan ia juga sebenarnya terkejut ternyata alasannya ia di kirim ke Korea adalah untuk melindungi keselamatannya. Sebenarnya Zhimin sadar jika sudah lama ia menjadi incaran musuh ayahnya. Berkali-kali ia mendapat ancaman dan tak segan melukainya. Zhimin ingat dua bulan yang lalu saat ia pulang dari kampusnya pelayan yang di tugaskan untuk mengantar jemputnya kuliah saat itu terlambat menjemputnya karena terjebak macet. Ia ingat kejadian waktu itu saat seseorang mencoba menculiknya dengan dirinya tengah menunggu di depan gerbang universitasnya sebuah mobil hitam berhenti di depannya dan dua orang keluar dari mobil itu kemudian mencoba menyeret Zhimin untuk mengikutinya ke mobil itu. Dan Zhimin sangat bersyukur saat itu karena dua orang datang mengaku sebagai anak buah dari Mafia lainnya yang juga menjalin kerja sama dengan ayahnya itu tak sengaja lewat di sana saat akan menjalankan tugas dari pimpinannya. Menolong Zhimin dan mengantarkannya pulang ke rumah dengan keadaan baik-baik saja.
Zhimin pun menghela nafasnya kemudian menyamankan duduknya.
"Hao ba, aku mengerti. Aku ingin tidur sebentar. Bangunkan aku jika sudah sampai." Ucap Zhimin yang sudah memejamkan matanya. Jackson pun tersenyum kemudian mengusap lembut rambut pemuda manis yang kini yang sudah masuk ke alam mimpinya.
"Um.. Tidurlah."
***
Setelah 3 jam lamanya perjalanan dari Cina ke Korea, pesawat yang di tumpangi Zhimin dan Jackson akhir nya berhasil landing di Bandara Incheon. Jackson di Jimin pun turun dari pesawat kemudian keduanya berjalan ke dalam bandara.
"Jimin-ah jangan lupa gunakan bahasa Korea mu dan mulai biasakan dirimu dengan nama Park Jimin, oke?"
"Ne hyung." Jackson pun tersenyum. kemudian mereka pun bergegas menuju pintu keluar karena mereka sudah ada yang menunggu di sana.
Sampai di pintu keluar Jackson dapat melihat seseorang yang ia kenal sebagai Park Seo joon telah menunggu di sana kemudian ia menoleh ke arah Zhimin yang berada di sampingnya.
"Jimin-ah Seo joon samchon sudah menunggu kita." Ucap Jackson sambil menunggu ke beradaan Seo joon yang tersenyum di depan sana. Kemudian keduanya pun melangkah mendekat ke arah Seo joon yang kini membungkuk pada keduanya setelah berada di depannya.
"Selamat datang tuan muda jimin dan tuan Jackson. Saya menjemput anda atas perintah tuan Dongwook dan saya juga sudah di beritahukan semuanya saat tuan muda berada di sini."
"Apa kau juga tahu kalau Jimin akan tinggal dengan mu?"
"Ne tuan, saya sudah tahu."
"Baiklah ajak Jimin pulang karena aku juga akan pulang dulu ke rumahku. Jimin-ah hyung pulang dulu ne, nanti aku akan mengunjungi mu di rumah Seo joon samchon."
"Ne hyung."
"Baiklah aku pergi. Samchon tolong jaga Jimin."
"Nde tuan Jackson tenang saja, saya pasti menjaganya."
Setelah itu mereka pun pergi dari bandara dengan Seo joon membawa Zhimin pulang bersamanya.
Setelah 30 menit perjalan, Zhimin dan Seo joon pun sampai di sebuah rumah besar minimalis bernuansa asri di halamannya. Banyak tumbuhan dan bunga yang di tanam di sana.
Kini Zhimin tampak memandangi bunga-bunga yang tumbuh segar di sana dengan Seo joon yang mengikutinya dari belakang.
"Apa tuan muda suka dengan bunga-bunga itu?"
"Ne, saya sangat menyukainya paman." Ucap Zhimin sambil menyentuh kelopak bunga mawar berwarna merah di depannya.
"Eh? Ayah sudah pulang?" Terdengar suara seseorang menginterupsi kegiatan Zhimin yang mengagumi bunga di depannya kemudian Zhimin dengan cepat Zhimin menolehkan kepalanya ke arah sampingnya. Dapat ia lihat seorang pria tampan dengan setelan kemeja berwarna navy dengan celana bahan berwarna hitam berjalan mendekat ke arah Zhimin dan Seo joon.
"Hyun joong-ah? Kau tak ke klinik mu?" Tanya Seo joon pada pria yang bernama Hyun joong atau lebih tepatnya Park Hyu joong, putra semata mayang Seo joon.
"Tidak, aku sedang ingin menyambut adik angkat ku." Ucapnya sambil tersenyum dan menatap ke arah Zhimin.
Seo joon pun tertawa saat melihat putranya yang tampak senang dan tak sabar, meski putranya juga tahu jika semuanya bersifat sementara.
"Begitu? Baiklah. Tuan muda perkenalkan dia putra tinggal ku Park Hyung joong. Dia akan berperan sebagai hyung anda selama di sini." Zhimin pun tersenyum menatap ke arah Hyun Joong senang.
"Annyeong tuan muda."
"Annyeong Hyun joong hyung. Panggil aku Jimin saja hyung. Tolong kalian jangan berbicara formal padaku. Lakukan seperti biasa saja. Dan perlakukan aku sebagai keluarga bukan sebagai tuan kalian."
"Baiklah Jimin, sekarang istirahatlah. Hyun joong-ah bawa adikmu ini ke dalam tunjukkan kamarnya." Jimin pun tersenyum lebar saat mendapat perlakuan yang ia inginkan.
"Ne ayah. Kajja Jimin-ah!" Hyun joong pun menarik Zhimin ke dalam untuk menunjukkan kamar Zhimin agar segera beristirahat. Sedang Seo joon ia kembali ke markas untuk menemui Lee Dongwook pimpinannya.
𝙏𝙤 𝙗𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙....