webnovel

Bangkitnya Bos Dungeon Lantai 10 (part 2)

"Oh iya, aku cukup penasaran dengan percakapan kalian tadi tentang Loner King. Apakah kalian pernah bertemu dengannya?" tanya Satria saat mereka mulai melangkah di jalur gua nomor 2.

"Ah, kami hanya mendengar rumornya saja. Sangat jarang ada yang pernah bertemu dengan petualang hebat sepertinya, bahkan sebagian orang hanya menganggapnya mitos belaka," jawab Raven.

"Begitu rupanya. Memang tidak heran, terlebih sekarang aku dalam wujud asliku. Penampilan, wajahku dan postur tubuhku berbeda jauh dengan karakterku di dalam game. Meskipun ada yang mengingat wujud karakterku tapi mereka belum tentu akan mengenaliku," batin Satria.

"Oh iya Satria, sebenarnya kamu berasal dari kota mana? Rasanya baru kali ini aku melihatmu," tanya Zord.

"Aku tinggal di Kota Lunar. Tapi aku berasal dari tempat yang sangat jauh, di tempat kelahiranku aku benar-benar dituntut untuk bekerja keras jika ingin terus bertahan hidup," jawab Satria.

"Kota Lunar ya, cukup jauh ternyata," ucap Lea.

"Kelihatannya di tempat ini kita tidak bisa main-main lagi, yang kita hadapi pastinya adalah skeleton-skeleton raksasa. Jadi kita harus menghindarinya saja, terlebih nanti bos lantai 10 nya keburu bangkit," tukas Raven saat mendengar suara langkah monster di kejauhan.

"Ya, rencana kita adalah untuk melewati lantai 10 dungeon sebelum bos monsternya respawn lagi. Nanti kita akan keluar bersama dengan squad yang saat ini masih menjelajah dungeon," imbuh Vi.

"Bagaimana Sat? Apakah kamu mau ikut dengan rencana kami?" tanya Zord.

"Aku tidak keberatan," jawab Satria.

Saat mendengar perkataan Satria itu terlihat squad Raven tersenyum gembira. Sebenarnya Satria ingin mengalahkan banyak monster di dungeon ini untuk meningkatkan levelnya secepat mungkin. Tapi jika menunjukan kekuatan penuhnya di hadapan mereka mungkin akan repot nantinya. Sejak datang ke dunia ini dia hanya menunjukan kekuatan penuhnya kepada para petualang jahat, itupun mereka langsung dihabisi semuanya.

"Kedengarannya di depan ada enam atau lebih skeleton raksasa," ucap Lea.

"Kelihatannya kita memang tidak salah jalan," ujar Satria pelan.

"Fighter," ucap Satria pelan.

Benar saja, tak lama kemudian mereka bisa melihat ada 8 skeleton raksasa yang diiringi oleh skeleton skeleton kecil. Raven langsung menghunuskan pedangnya dan maju ke depan. Satria langsung melompat untuk mengalihkan perhatian meski tidak diminta oleh squad Raven, Satria langsung menghantamkan tombaknya ke permukaan gua.

'Breugh'

"Cepat larilah!" teriak Satria bersamaan dengan suara benturan yang keras saat tombaknya menghantam permukaan tanah. Bongkahan-bongkahan tanah langsung berhamburan bersama skeleton skeleton kecil.

"Fireball!" ucap Zord langsung melemparkan bola bola apinya sambil berlari bersama dengan Raven dan yang lainnya.

"Dia benar-benar gila," ucap Raven saat Satria tanpa gentar berdiri di tengah-tengah skeleton raksasa.

"Aku sebenarnya ingin menghancurkan kalian semua, tapi apa boleh buat. Lain kali saja kalian aku hancurkan lagi," ucap Satria yang langsung melompat ke tulang sat skeleton dan menjadikannya sebagai tumpuan untuk melompat menyusul Raven dan squadnya. Satria melompat tinggi dan melayang di udara menuju ke depan Raven.

"Priest macam apa itu," ujar Sil karena baru kali ini dia melihat ada priest yang bisa melompat sejauh itu.

"Apa dia tidak takut kakinya patah ya saat mendarat," imbuh Lea sembari menengadah ke atas.

"Mungkin karena seorang priest dia bisa menyembuhkan lukanya secara langsung," kata Zord sambil terus melemparkan bola api ke skeleton skeleton kecil yang mengejar mereka.

'Bregh'

Satria menapak tepat di depan Raven dan squadnya, tanah tempatnya berpijak langsung berhamburan ke udara saking kuatnya hentakan yang dibuat oleh Satria. Raven dan Zord benar-benar kagum dengan keterampilan Satria, mereka tidak menyangka jika ada seorang priest yang memiliki kekuatan dan ketahanan tubuh seperti itu.

"Sebaiknya kalian di depan," tutur Satria.

Tanpa banyak bicara, Raven dan squadnya langsung berlari kembali di depan Satria. Sedangkan Satria berjalan paling belakang sambil memperhatikan pergerakan skeleton yang mengejar mereka dari belakang. Beberapa skeleton seperti hewan langsung berlari lebih cepat dari yang lainnya, tapi Satria sudah siap dengan tombaknya.

'Beukh'

'Bregh'

'Gdakh'

Satria dengan lincah menghantam skeleton skeleton yang mendekat hingga hancur berkeping-keping. Percikan-percikan api langsung muncul bersamaan dengan asap akibat efek enchant elemen api yang ditambahkan kepada tombak Satria. Diakhir serangan Satria langsung menghantamkan tombaknya ke tanah hingga bongkahan tanah berhamburan menghambat pergerakan skeleton yang mendekat.

Mereka terus berlari hingga akhirnya menemukan tangga jalan menuju lantai 6. Kali ini mereka memutuskan untuk memilih jalur pertama, mereka kembali berlari menyusuri jalur pertama. Setelah berhasil melewati beberapa monster skeleton raksasa ternyata jalur yang mereka pilih adalah jalan buntu, mau tak mau mereka kembali lagi ke awal dan memilih jalur nomor lima.

Setelah berjalan cukup jauh mereka lagi-lagi harus dihadapkan dengan banyak monster skeleton raksasa yang menghadang. Sama seperti sebelumnya Satria langsung bergerak memancing mereka dan mengalihkan perhatian selagi Raven dan squadnya lewat dan berlari menjauh.

Karena gatal ingin mengalahkan monster, Satria langsung menghancurkan dua monster skeleton terlebih dahulu sebelum akhirnya ikut berlari mengikuti squad Raven. Beberapa kali Satria juga menghalau skeleton-skeleton lincah yang mendekat sampai akhirnya mereka sampai di tangga menuju lantai berikutnya.

Perjalanan mereka terus saja seperti itu, menyusuri jalur gua kalau buntu balik lagi. Menghadapi skeleton raksasa, Satria melakukan pengalihan dan begitu seterusnya hingga akhirnya mereka sampai di ujung lantai 9 dungeon. Selangkah lagi mereka hampir sampai di lantai 10 tapi sebelum menuruni tangga mereka memutuskan untuk istirahat sejenak.

"Rasanya hari ini monster skeletonnya ganas semua," tukas Raven seraya mengeluarkan air minum dari slot tas miliknya.

"Hah.. hah.. iya, kelihatannya hari ini tidak banyak petualang yang masuk ke dungeon," timpal Zord sambil terengah engah.

"Aku masih penasaran, kalian tadi bilang ingin melewati lantai 10 sebelum bos monsternya respawn lalu kembali bersama dengan squad lain yang sudah melewati lantai 10. Bagaimana kalian tahu ada squad lain di sana?" tanya Satria.

"Kami menanyakannya kepada petugas data di dekat pintu masuk Dungeon. Mereka bilang ada beberapa squad yang masuk hari ini untuk menaklukan lantai 30 tapi mereka masih belum juga kembali dar pagi tadi," jawab Raven.

"Begitu ya," ujar Satria sambil mengangguk. Dia pikir mungkin saja ada player sepertinya diantara squad yang hari ini berniat menaklukan lantai 30.

Setelah selesai rehat sejenak mereka langsung menuruni tangga. Satria langsung bersiap karena setahu dirinya di dalam game setiap lantai yang dihuni oleh bos lantai biasanya di pintunya dijaga oleh seekor monster yang berlevel sama dengan lantai tempat bos lantai berada. Monster yang menjaga pintu masuk lantai 10 adalah monster berlevel 10 dan begitu seterusnya hingga lantai 100 waktu respawnnya juga sama seperti bos lantai tersebut.

"Waspadalah, biasanya penjaga lantai sudah respawn lebih cepat dibandingkan bos lantainya," ucap Raven.

"Dia sudah respawn. Aku bisa mendengarnya," timpal Lea. Satria yang masih dalam job class fighter tidak mendengar apapun.

Setelah tangga berakhir terlihat seekor monster skeleton raksasa yang memakai zirah dan juga membawa pedang berdiri di depan mulut sebuah gua yang begitu besar. Monster itu terlihat langsung bergerak saat Raven dan Satria menapakan kakinya di tanah seusai tangga. Raven langsung menghunuskan pedangnya sementara Zord mengangkat tongkat sihirnya.

"Ingatlah, kita lewati saja dia. Pergerakannya sama lambatnya dengan skeleton raksasa lainnya," ucap Raven.

"Aku rasa dia lebih cepat," kata Satria sambil maju ke depan sembari memainkan tombaknya.

"Mereka kelihatannya memang belum tahu apa-apa tentang lantai 10 ini, monster skeleton ini jauh lebih cepat dari skeleton raksasa lainnya. Terlebih zirah yang dia pakai merupakan zirah yang sudah di enchant untuk meredam serangan sihir jarak jauh," batin Satria sambil tersenyum senang melihat monster di depannya.

Bersambung…