webnovel

Sleep with my lecturer

Bermula dari kencan buta bersama dosen ku ini hingga berakhir pada berbagai kesempatan emas yang ku dapatkan semenjak memiliki hubungan dengan dosen ini. Nilai A? Rekomendasi prestasi? Jaminan internship? Dan berbagai hal lainnya hanya dengan tidur dengannya.

Saltsievert · วัยรุ่น
Not enough ratings
8 Chs

1

Aku mendorong pelan laki-laki yang sedang memelukku ini. Aku mengerjapkan mata, melihat ruangan dimana aku berada.

Aku mengusap wajahku sembari mengingat apa yang terjadi, yang hanya kuingat aku tengah mabuk di pesta pernikahan mantan pacarku dan seseorang membawa ku pergi yakni laki-laki ini.

Aku membuka selimut yang menutup badanku dan melihat tubuhku yang sudah tak berbusana. Oh my god! Sepertinya aku sudah melakukan hubungan seksual dengan manusia ini! Akh! Kesalnya!!!

Aku memukul lengannya pelan hingga membuat dirinya terbangun. Ia terlihat terkejut dan langsung bangun dari posisinya menjadi duduk. Ia menatapku lekat.

"Lo siapa?"tanyaku

"Noval"jawabnya

"Apa tadi malam, gue yang minta berhubungan?"tanyaku yang tak dijawab olehnya. Ck! Apa aku di paksa olehnya semalam? Aku tak ingat karena semalam aku sangat mabuk karena tak ingin melihat wajah mantan pacarku itu.

"Jawab"ucapku pada laki-laki bernama noval ini

"Sorry"jawabnya

"Tadi malam, lo ngegodain gue. Jadi gamungkin gue nolak. Lagipula gue pake pengaman"sambungnya

"Harusnya lo nolak!"ucapku lalu bangkit dari tempat tidur masih tanpa busana dan mengambil bajuku lalu memasuki kamar mandi. Biarlah! Lagipula apa yang harus kututupi lagi.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kampus

"Arin!"panggil temanku pada ku, ia memintaku untuk duduk di kursi sebelahnya.

"Eh gimana? Beneran prof dian pensiun? Kalau iya semester ini kita aman dong?"tanyaku penasaran

"Iyaa dia pensiun! Hahahaha"ucap sasa padaku yang membuatku benar benar senang bukan main.

Akhirnya! Tak ada lagi dosen yang akan sering marah-marah di kelas.

"Siapa penggantinya??"tanyaku antusias

"Dosen ganteng hahaha, lo akan suka banget sih gue yakin"ucap sasa yang membuatku senang bukan main

"wahh! Sembari belajar bisa cuci mataa hahaha"ucapku senang

Bukan hanya diriku yang senang melainkan seluruh mahasiswi lainnya yang mendengar gosip jika dosen mata kuliah ini di ganti menjadi dosen tampan.

"Duh mana sih? Dia telat ya?"tanyaku melihat jam tangan yang sudah menunjukan berapa menit dosen tersebut telat

Hingga tak lama terdengarlah ketukan pintu dan muncullah dosen yang sudah di tunggu-tunggu oleh seluruh mahasiswi termasuk diriku.

Tapi...

Tunggu dulu!

Aku tarik ucapanku!

"Noval?"ucapku syok ketika melihat laki-laki yang katanya akan menjadi dosen pengganti prof dian

Ia tak kalah terkejut denganku ketika melihat keberadaanku di kelas.

"Lo kenal sama dia?"bisik sasa yang duduk di sebelahku. Aku menganggukan kepalaku

Laki-laki itu tak menghiraukan dan langsung saja berjalan menuju ke depan kelas sembari meletakan laptopnya.

Ew! sombongnya!

Ia memperkenalkan dirinya di depan kelas dengan namanya yakni noval yang sudah lebih dulu ku ketahui! Manusia yang menikmatiku ketika aku dalam kondisi tidak sadar! Dan bisa-bisanya ia menjadi seorang dosen??

Beberapa kali ia melirikku dan ketika ku tatap balik ia justru mengalihkan tatapannya. Ck! Aku harus berbicara dengannya setelah kelas ini.

Kelas terasa sangat lama ketika aku berharap untuk cepat selesai, hingga ketika jam mata kuliah ini sendiri aku langsung mengejarnya yang berjalan keluar kelas terlebih dahulu

"Noval!"panggilku padanya yang membuatnya berhenti dan menoleh padaku

"Apa?"tanyanya

"Sombongnya!"ucapku menyindir dirinya

"Ada apa arin?"tanyanya

"Jadi lo dosen gue?"tanyaku

"Iya"jawabnya singkat

"Wow! Dosen gue ternyata cowo nakal ya"ucapku yang membuatnya mengernyitkan dahi.

"Terus lo apa? Kalau bukan cewe nakal yang sering ngegoda cowo"ucapnya sembari memicingkan matanya padaku

"Gue ga pernah nge goda cowo selain pacar gue. Tadi malam gue lagi mabuk, dan gue punya alasan kenapa gue mabuk. Gue mabuk untuk menghilangkan rasa sakit hati gue melihat mantan pacar gue yang sialan itu nikah! Gue terlalu sedih sampai akhirnya entah kenapa gue nge godain lo!"ucapku

"Dan anehnya! Seorang akademisi yang ternyata dosen ini bukannya nolak tapi justru menikmati! Menikmati mahasiswinya sendiri tanpa sadar"sambungku yang membuatnya terlihat kesal

"Kalau gue tau, lo ini mahasiswi gue! Gak akan gue ngelakuin hal itu tadi malam"ucapnya tegas

"Gue gak pernah berhubungan sama siapapun selain daffa si mantan gue itu. Dan itupun cuma sekali dan sekarang! Gue harus merasakan itu lagi dengan cowo nakal"ucapku

"Bukan salah gue sepenuhnya! Makanya gausah mabuk! Gausah ngegodain orang!"ucap laki-laki tersebut

"Gimana ya kalau mahasiswa lain tau, perilaku dosennya kaya gini. Cowo cowo nakal yang sering berhubungan"ucapku

Ia menatapku tajam dan terasa sangat menakutkan

"Gue gatau lo siapa sebelumnya! Dan gue gak paham kenapa lo jadi bersikap seperti ini! Stop! Nilai lo satu semester ini ada di tangan gue, jangan macem-macem!"ancamnya padaku

"Gue kaya gini karena lo seenaknya ngelupain gitu aja!"ucapku

Ia memicingkang matanya

"Terus mau lo apa?"tanyanya

"Yaa ... hmmm gue gatau! Tapi gue gamau lo santai banget seakan-akan gak pernah terjadi sesuatu di antara kita"ucapku kebingungan

"Gue akan bertindak sesuatu kalau lo hamil anak gue, tapi tadi malam kita ngelakuin ini atas dasar kemauan kita masing-masing jadi gausah berharap apapun dari gue"ucap dosen tersebut lalu pergi meninggalkanku

Aku mendengus kesal mendengar perkataanya!

Tapi di satu sisi ia ada benarnya juga, kenapa aku harus bersikap seperti ini?

******

Aku tengah berada di sebuah coffeshop untuk mengerjakan tugas kuliahku, walaupun pikiranku masih berpikir mengenai noval. Akh! Kesal rasanya! Kenapa aku harus berhubungan dengan orang seperti dirinya!

"Clarin!"panggil seseorang yang membuatku menoleh

Itu daffa dan istrinya, ck! Malasnya bertemu dengan dua manusia ini.

Mereka berjalan ke arahku dimana aku dapat melihat raut wajah istrinya dengan senyum disana karena belum mengetahui siapa diriku sebenarnya. Daffa hanya memberi tau bahwa diriku ada sahabat baiknya.

"Hai clarin!"ucap nadia yang merupakan istri daffa. Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya

"Pengantin baru ngapain disini?"tanyaku mencoba ramah walaupun aku sedang kesal melihat kebersamaan mereka

"Aku mau minum kopi, kebetulan deket dari rumah. Ya kan mas?"ucap nadia pada daffa

"Iya"jawab daffa pelan, ia bahkan tidak melihat ku

"Daf! Gue mau nanya sesuatu"ucapku yang membuatnya menoleh padaku

Tiba-tiba entah kenapa suasana terasa tegang sekarang.

"Mmm aku mau langsung mesen kopi ya, kalian ngobrol aja dulu"ucap nadia lalu pergi meninggalkan kami

"Ada apa rin?"tanya daffa menatapku

"Enak ya? Tiba-tiba udah nikah?"tanyaku menatapnya lekat namun tersirat kekecewaanku padanya

"Ini semua permintaan orang tua aku"ucap daffa

"At least, seharusnya kamu ngomong ke aku daf. Bukan ninggalin gitu aja dan tiba-tiba datang ngasih undangan"ucapku

"Aku minta maaf"ucapnya

"Udahlah! Sebenarnya ada hal yang mau aku tanyain ke kamu"ucapku

"Apa?"tanyanya

"Kenal sama noval? Dia dateng ke pernikahan kamu"tanyaku

"Dia sepupu aku"jawabnya yang membuatku membulatkan mata. Terkejut bukan main

"Hah?!"ucapku syok

"Kenapa?"tanya daffa

"Dia udah punya pacar?"tanyaku

"Dia gak punya pacar"jawab daffa

"Kenapa? Kamu tertarik sama dia?"tanya daffa yang menatapku seperti sendu

"Nanya aja"jawabku

"Hai! Ngomongin apa kok serius banget?"ucap nadia yang tiba-tiba datang sembari membawa pesanannya

"Ehh ini dia nanya soal si noval"ucap daffa menjawab pertanyaan istrinya

"Oh iya? Kenapa? Suka ya? Dia emang ganteng sih"ucap nadia

"Kak noval bukannya akan dateng ke acara di rumah ya mas?"tanya nadia pada daffa

"Iya"jawab daffa

"Clarin ikut aja, biar bisa deket sama kak noval"ucap nadia menyarankan

"Gausah"ucap daffa tiba-tiba menolak yang membuatku mengernyitkan dahi

"Kenapa gausah?"tanyaku

"Lo kan juga harus kuliah"ucap daffa

"Acaranya kapan emang, nad?"tanyaku pada nadia

"Besok"jawab nadia

"Besok aku dateng ya, boleh kan?"tanyaku

"Boleh banget rin! Aku tunggu ya kedatangannya"ucap nadia

Aku tersenyum menanggapinya. Entah kenapa aku memang ingin datang ke acara ini, entah karena ada daffa atau ada noval.