Tan Bengbeng tidak mampu berkata-kata.
Ia tidak tahu apakah pria itu demam atau tidak, tapi ia bisa merasakan kalau kepalanya sendiri memanas.
Panas yang penuh dengan hawa membunuh.
Tan Bengbeng meliriknya dengan wajah tanpa ekspresi. Ia tidak tahu apakah pria itu sedang bersandiwara atau tidak. Tan Bengbeng lalu berseru tidak terkendali, "Kau tidak bilang kau akan datang ke Kota H bersamaku!"
Mendengarnya, Qi Yan mengulurkan tangannya untuk bertopang pada tatami dan duduk.
"Oh ya? Aku pasti lupa memberitahumu kalau begitu."
Pria itu melirik Tan Bengbeng yang terlihat kurang senang. Ia lalu mengecup pipi wanita itu secara mendadak.
Tan Bengbeng menoleh padanya.
Mata Qi Yan berkilau gembira saat ia berkomentar, "Aku suka melihat ekspresimu ketika kau terlihat begitu membenciku tapi tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu. Menarik sekali."
Tan Bengbeng benar-benar tidak mampu berkata-kata.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com