"Caca ...!" seru Alby sembari menatap layar ponselnya.
Alby seakan enggan untuk menerima telepon dari Caca. Karena ia pikir, Caca hanya akan sekedar berbasa-basi dengan dirinya saja, karena saking kelamaan tidak diangkat-angkat, akhirnya telepon dari Caca pun terputus.
"Hufft! Andai saja yang nelepon itu kamu, Ran!"
Rasa berharap Alby masih melekat dalam qolbu nya. Ia tidak henti-hentinya memikirkan gadis yang benar-benar membuat dirinya kagum.
Ketika hari sudah hampir gelap, laki-laki yang bermata coklat itu beranjak dari lamunannya. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan meninggalkan tempat yang sunyi itu.
****
Sementara di tempat lain ...
Support your favorite authors and translators in webnovel.com