Jangan melihat matanya
Jangan melihat senyumnya
Jangan tersenyum kepadanya
Jangan dekat dengannya
Jangan menyukainya
Jangan jatuh cinta kepadanya
Seorang yeoja memandangi papan pengumuman daftar siswa baru. Kemudian seseorang menepuk pundaknya keras hingga ia tersentak kaget.
"Pasti kau mencari namanya." cletuk sesorang yang menepuk pundaknya.
Yeoja itu mengangguk. Ia mengelus-elus dadanya ia bisa merasakan jantungnya berdenyut kencang karena terkejut.
"Jaerin~ sampai kapan kau menyukainya? Sudah lupakan saja dia. Dia tidak sekolah di sini." cletuk orang berambut pendek itu menggibas-ngibaskan tangannya.
"Bagaimana bisa kau seyakin itu, Shin Hyunkyo?" cletuk yeoja berambut panjang.
"Yoon Chiyu." cletuk Hyunkyo.
Jaerin mendesah.
"Aku tidak percaya. Coba aku SMS Chiyu dulu."' ucap Jaerin mengambil HP dari sakunya dan mengetik sesuatu.
"Sudahlah Jaerin~ kenapa kau masih mengharapkannya~ bukankah di sekolah ini sudah ada namja yang kau taksir?" ujar Hyunkyo.
"Namja itu lebih dari masalaluku. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Aku sudah melupakannya. Kenapa kau mengingatkanku lagi?" sahut Jaerin.
"Lalu dari mana kau tahu dia sekolah di sini?" lanjut Jaerin.
"Yoon Chiyu. Kau memutuskan masuk sini karena ada dia bukan? Meski sekolah ini jauh dari tempat tinggalmu." sahut Hyunkyo.
HP Jaerin bergetar. Ada sms masuk ia membacanya.
Iya aku melihatnya kemarin di depan papan pengumuman. Aku tidak tahu dia masuk kelas berapa.
Oh ya kau sekelas dengan Hyunkyo?
Jaerin membalas.
Jadi dia sekolah di sana? =(
Tidak aku tidak sekelas dengannya. Aku masuk kelas khusus, tidakkah kau ingat?
Jika ada kabar darinya tolong kabari aku, temanku tersayang ^^
"Bagaimana benar bukan?" cletuk Hyunkyo.
"Ye~ kau benar." sahut Jaerin.
"Chiyu jodoh dengannya ya." ucap Hyunkyo.
Jaerin menjadi lesu.
"Kauㅡ sudah jangan katakan itu lagi." ucap Jaerin.
"Kenapa kau tersenyum seperti
"Karena aku senang, setidaknya kau satu sekolah denganku." ucap Jaerin.
Hyunkyo hanya tersenyum.
Beberapa hari kemudian.
Jaerin melihat jam dinding kelasnya, beberapa menit lagi pulang. Jam pelajaran terakhir ia hanya mendapatkan tugas dari guru. Sang guru tidak dapat mengajar, ada urusan penting. Ia telah menyelesaikannya dan mengumpulkannya ke ketua kelas. Waktu luang yang ada ia gunakan mengingat masa itu. Masa saat bertemu dengan namja yang tidak lepas dari ingatannya.
FLASH BACK
Jaerin duduk di depan kelas sembari membaca buku. Buku yang ia baca bukan buku pelajaran, melainkan novel. Tidak ada pelajaran waktu itu. Awal-awal tahun ajaran baru memang begitu. Ia memandang ke depan, ke halaman tengah sekolah. Lomba masih berlangsung. Ia tidak tertarik menyaksikan. Tapi suara sorak sorai membuatnya penasaran. Ternyata ada kejadian yang tidak biasa baru saja terjadi. Matanya terdiam memandang seorang namja yang menggenakan jaket berwarna putih.
Namja itu tersenyum memandang ke tengah lapangan. Jaerin memperhatikan namja itu tanpa berkedip. Lalu namja itu menoleh ke arahnya. Jaerin langsung tertunduk menatap novel yang ada di pangkuannya. Sesekali ia menatap namja itu. Namja itu masih ada di tempat.
"Jaerin ayo ke kantin!" seru seseorang.
Jaerin mendongak ia melihat Hyunkyo, Chiyu,Hana,Sachi. Ia beranjak.
"Ayo~" cletuknya.
Sudah berhari-hari Jaerin mengamati namja itu. Ia ingin tahu siapa nama namja itu. Tapi tidak berhasil. Namja itu selalu menggenakan jaket. Ia tidak dapat melihat identitas/nama siswa.
"Ada yang aneh denganmu." cletuk Chiyu.
"Iya. Kau akhir-akhir ini menjadi diam." ucap Hana.
"Dan selalu bertengger di depan kelas." cletuk Sachi.
"Bertengger? Kau pikir aku burung?" sahut Jaerin.
Chiyu, Hana dan Sachi tertawa.
"Kau lihat namja di sana." ucap Jaerin memandang ke suatu arah.
"Yang mana?" cletuk Chiyu mencari namja yang di maksud Chiyu.
"Yang pakai jaket itu?" cletuk Hana.
"Kau menyukainya?" cletuk Sachi.
Jaerin mengangguk.
"Pantas saja kau betah duduk di sini." cletuk Chiyu.
"Hai cucuku, hai keponakanku~" seru Hyunkyo yang baru datang.
Tidak satupun menghiraukannya.
"Aish~ kalian mengacuhkanku. Apa sich yang kalian lihat?" ucap Hyunkyu lalu menatap ke suatu arah.
"Oh~ ternyata kalian sedang membicarakan anak baru itu~" cletuk Hyunkyo.
Jaerin, Chiyu, Hana dan Sachi langsung menatap Hyunkyo.
FLASH BACK END
"Jaerin kau tidak pulang?" cletuk seseorang.
Jaerin tersadar. Ia melihat sekeliling, anak-anak meninggalkan kelas.
"Oh ya, aku akan pulang." ucap Jaerin.
Orang itu meninggalkan Jaerin. Ia hanya menyadarkan Jaerin dari lamunannya.
Jaerin keluar kelas. Ia mencoba tersenyum. Lalu ia mengingat kejadian yang menyenangkan.
FLASH BACK
Jaerin berjalan ke kantin sendirian. Temannya sudah berangkat duluan.
Deg~
Denyut jantungnya berpacu dengan cepat. Ia melihat namja itu berjalan meninggalkan kantin. Jaerin berusaha tenang. Mereka berpapasan. Setelah itu Jaerin tersenyum.
"Jaerin tadi aku melihatnya melintas barusan. Kau melihatnya tadi?" cletuk Hana yang melihat Jaerin berjalan mendekat.
"Sepertinya dia melihatnya. Lihat saja, dia tersenyum bahagia seperti itu." sahut Chiyu.
Jaerin duduk di antara Hana dan Sachi, berhadapan hadapan dengan Chiyu.
"Kau seperti mendapatkan rejeki nomplok saja." cletuk Sachi.
"Jangan-jangan kau mendapatkannya." sahut Chiyu.
"Ya~ aku mendapatkannya~ akhirnya aku tahu siapa namanya." ucap Jaerin.
"Siapa?" sahut Hana, Chiyu, Sachi bersamaan.
"Kim Jonghyun." ucap Jaerin.
FLASH BACK END
"Hya~"
Jaerin tersentak kaget.
"Hyunkyo!!!" sentak Jaerin.
Hyunkyo tertawa.
"Salah sendiri melamun." cletuk Hyunkyo.
Jaerin cemberut.
"Pokoknya aku gak mau tau, kau harus membelikanku lolipop." ucap Jaerin cemberut.
"Iya iya~" ucap Hyunkyo lalu tertawa.
"Aduh aku lupa mau bilang apa~" lanjut Hyunkyo.
"Berkali-kali kita bertemu kau pasti bilang begitu." sahut Jaerin.
Hyunkyo berpikir keras, ia mencoba mengingat-ngingat.
Jaerin mendesah kemudian ia berhenti bernafas. Ia mencengkram tangan Hyunkyo yang ada di hadapannya.
Hai ini merupakan karya lamaku. Jika kalian pernah membaca ini sebelumnya di FB atau blog yah itu karyaku. Aku tidak merubah karakter dan penamaan. Hanya mengurangi beberapa kata dan kalimat. Jika kalian menemukan cerita yang sama dengan nama berbeda atau author berbeda itu pasti plagiat. Yah aku sering menemukan orang yang mencuri karyaku hingga aku memutuskan untuk berhenti menulis.
Ku harap bisa menyelesaikannya di sini.