Seorang namja asik bermain PSP. Di sebuah café. Beberap kali ia memandang keluar kaca jendela. Tujuannya cuma satu, mencari mangsa. Sehari biasanya ia mendapatkan 3 korban.
Sudah dua puluh lima menit ia duduk di café tapi ia tidak mendapatkan mangsa. Ia melihat arlojinya, sudah satu jam yang lalu anak sekolah pulang. Seharusnya ia mendapatkan korban. Dia tidak ambil pusing, ia sibuk bermain PSP.
Beberapa menit kemudian seorang yeoja duduk di depannya.
"Annyeong~" ucap yeoja itu.
Namja itu berhenti bermain PSP. Ia menatap yeoja yang ada di hadapannya. Ia tersenyum kepada yeoja itu.
"Annyeong~" ucapnya manis.
"Namaku Song Jihee." Ucap yeoja itu mengulurkan tangannya.
"Kim Kibum. Panggil saja Key." Ucap namja itu menjabat tangan yeoja bernama Jihee.
"Kau sendirian?" tanya Key.
"Ah aniyo~ aku bersama temanku." Ucap Jihee memandang teman-temannya yang duduk tak jauh darinya.
Key tersenyum. Ia mulai melanjutkan aksinya. Pertama-tama ia mengajak Jihee jalan berdua. Lalu ia membuat Jihee benar-benar jatuh cinta kepadanya. Kemudian ia melakukannya. Ia mengambil jiwa Jihee. Setelah selesai mengambil jiwa Jihee ia meninggalkan Jihee.
"Dasar wanita bodoh." Cletuk Key tersenyum ala devil sembari menatap tangan kanannya.
Ia memegang jiwa Jihee. Kemudian ia memasukkannya ke dalam liontin kalungnya yang berbentuk kunci.
Ia menyelusir jalanan mencari korban. Terkadang ia memberi senyuman kepada orang lain. Ia sekedar menyapa dengan senyuman. Orang itu sama dengannya. Seorang Lucifer.
*Di dunia yang berbeda*
"Berhantilah bermai-main dan seriuslah kepada pekerjaanmu!!!" sentak seorang ahjussi kepada Key.
Key tidak menghiraukan. Ia sibuk bermain PSP.
Ahjussi itu marah. Ia merampas PSP Key.
"Lihat hyungmu Jonghyun. Ia sudah mendapatkan banyak jiwa kenapa kau tidak seperti dia?" sentak ahjussi itu.
Key medesah.
"Aku tidak sepertinya appa~ Jika dia seorang cassanova aku hanya namja biasa." Cletuk Key.
"Kau itu seorang Lucifer, mana mungkin tidak dapat melakukannya. Apakah cahayamu sudah cukup kuat?" sahut appa Key.
Key menunjukkan cahayanya yang ada di tangannya. Appanya menepis tangannya.
"Kau tidak pernah berlatih? Bagaimana bisa cahayamu menjadi seperti itu? Jika begini terus kau tidak bisa menjadi Lucifer." Sentak appa Key.
"Aku tidak ingin menjadi Lucifer. Aku tidak berharap terlahir sebagai Lucifer. Aku ingin menjadi manusia biasa." Sahut Key.
"Baiklah jika kau ingin menjadi manusia biasa. Aku akan mengabulkannya." Ucap appa Key.
Key langsung girang. Ia memeluk appanya.
"Tapi dengan satu syarat." Ucap appa Key.
"Apa syaratnya?" tanya Key.
"Kau mendapatkan seratus jiwa dalam waktu tujuh hari." Ucap appa Key.
"Aish~ itu sangat berat." Sahut Key.
"Aku juga merasa berat jika melepaskanmu menjadi manusai biasa." Ucap appa Key.
*Di dunia manusia*
Key bermain game di game zone. Ia tampak frustasi dengan persyaratan appanya. Saat bermain game basket. Ia terlalu keras melemparkan bolanya hingga terpental dan mengenai orang.
"Aish! Siapa yang melakukannya." Ucap seorang yeoja yang memegangi dahinya.
Ia mencari-cari seseorang kemudian ia berjalan mendekati Key.
"Kau yang melakukannya!" sentak yeoja itu memelototi Key.
Key sedikit takut dengan yeoja itu.
"Ye~" ucap Key pasrah.
Yeoja itu menarik kaos Key dan menyeret Key ke suatu tempat. Tempat yang sepi.
"Kau tidak tahu siapa aku?" ucap yeoja itu menatap tajam ke Key.
"Siapa? Bukan artiskan? Karena artis tidak mungkin sepertimu." Sahut Key.
"Diam kau!" sentak yeoja itu.
"Kau pasti nenek sihir." Sahut Key.
"Ternyata kau berani juga yach." Ucap yeoja itu.
Yeoja itu menempelkan telapak tangan kirinya di dada Key. Key bisa melihat cahaya dari tangan yeoja itu. Dia meresakan kehangatan dari tangan yeoja itu.
"Kenapa tidak bisa?" cletuk yeoja itu memandangi tangannya.
Ia mengulangi lagi. Ia menempelkan telapak tangan kirinya di dada Key. Ia menekan Key.
"Apakah ini panas? Apaka ini sakit?" sentak yeoja itu.
Key tersenyum.
"Rasanya hangat seperti sinar matahari di musim panas." Sahut Key.
Yeoja itu mendorong Key.
"Sebenarnya siapa kau?" tanya yeoja itu memegangi tangan kirinya.
"Menurutmu aku siap?" sahut Key.
"Aku tidak bisa mengambil jiwamu. Ini aneh." Ucap yeoja itu.
Key mengangkat tangan kananya.
"Jelas kau tidak bisa mengambil jiwaku. Karena aku seorang Luicfer." Ucap Key menunjukkan cahayanya di tangan kanannya.
"Jadi kau seorang Lucifer?" ucap yeoja itu ketakutan.
Ia berjalan mundur dan berlari. Key langsung meraih tangan yeoja itu. Yeoja itu memberontak. Seseorang melihat mereka. Key langsung saja mencium yeoja itu. Dan orang itupun pergi. Orang itu mengira Key dan yeoja itu adalah sepasang kekasih maka dari itu orang itu pergi.
Key tanpa sengaja menyedot sesuatu dari mulut yeoja itu. Ia memuntahkannya. Sebuah bola berwarnah biru tua.
"Kenapa kau laukan itu? Kembalikan bolaku." Sentak yeoja itu lalu berusaha mengambil bola miliknya.
Key tidak memberikan bola itu kepada yeoja yang ada di hadapannya. ia mengangkatnya tinggi-tinggi dan berusaha membaca tulisan yang tertera di batu itu.
"Persefone?" cletuk Key.
"Kau tinggal di neraka?" tanya Key.
"Ne~ aku tinggal di neraka. Sekarang kembalikan bola milikku." Ucap yeoja itu berusa merebut bola yang ada di genggaman Key.
Key menggeleng lalu ia menelan bola itu.
"Kenapa kau menelannya? Appaku bisa membunuhku." Ucap yeoja itu.
"Siapa namamu?" tanya Key.
"Park Seoyoung." Jawab yeoja itu.
"Seoyoung~ appamu tidak akan membunuhmu. Lagi pula kau tinggal di neraka pasti kau tinggal jiwa dan terkurung dalam neraka." Cletuk Key.
"Aku tidak suka terkurung di nereka maka dari itu kembalikan bolaku." Sentak Seoyoung.
Key menggelng.
"Aku tidak akan memberikannya kepadamu." Ucap Key.
Seoyoung menarik kaos Key sehingga Key tertarik ke depan tepat di depan wajah Seoyoung.
"Kembalikan atau aku akan membunuhmu." Ancam Seoyoung.
"Mengambil jiwaku saja kau tidak bisa. Bagaimana kau akan membunuhku?" sahut Key.
Seoyeong melepaskan Key.
"Aku akan mengembalikannya jika kau mau membantuku." Ucap Key.
"Membantu apa?" sahut Seoyoung ketus.
"Membantuku mendapatkan seratus jiwa dalam waktu tujuh hari." Ucap Key.
"Seratus jiwa? Dalam waktu tujuh hari?" sahut Seoyoung.
Key mengannguk.
"Gampang. Sehari aku bisa menangkap dua puluh jiwa." Sahut Seoyoung.
"Menangkap?" sahut Key.
"Ne~ aku menangkap jiwa-jiwa yang melayang tanpa tujuan kemudian mengirimnya ke neraka." Terang Seoyoung.
"Kau tidak pernah mengambil jiwa sesorang?" tanya Key.
Seoyoung menggeleng.
"Aku tidak bisa dekat dengan namja manapun. Jadi aku hanya menangkapnya. Lagi pula Lucifer lebih hebat melakukan itu ketimbang diriku." Ucap Seoyoung.
"Aku hanya butuh jiwa-jiwa yeoja. Kau bisakan menangkapnya?" ujar Key.
Seoyoung berpikir.
"Ya~ lihat saja apakah ada jiwa-jiwa yeoja yang melayang." Ucap Seoyoung.