"Kalian ini sama-sama suka curi-curi pandang ya." Cletuk Hyunkyo.
Jaerin menatap Hyunkyo yang baru keluar dari kelasnya.
"Kau tidak mengatakn perasaanmu kepadanya?" tanya Hyunkyo.
"Tidak~ hubunganku semakin buruk ketika ia putus. Ia jarang online." Ucap Jaerin.
"Kau kanpunya nomornya, kenapa tidak SMS?" sahut Hyunkyo.
"Tidak berani~ aku takut ia mengetahui bahwa aku menyukainya. Lagi pula di situs jejaringku aku menggunakan nama samaran." ucap Jaerin.
"Bukankah itu bagus? Tapi fotomu aslikan? Dia pasti mengenalimu." sahut Hyunkyo.
"Kau gila!!! Aku tidak ingin dia tahu." sentak Jaerin
"Jika dia tidak tahu, hubunganmu tidak ada perkembangan." Ucap Hyunkyo.
"Sudahlah dia tidak penting lagi." Ucap Jaerin.
"Kau menyerah?" sahut Hyunkyo.
Jaerin mengangguk.
"Kau tahu~ kalian itu berjodoh~ kenapa harus menutupi sich? Lagian jangan jaim jaim. Dia sudah tau kok kalu kamu suka sama dia." Cletuk Hyunkyo.
Jaerin menatap Hyunkyo dalam.
"Dari mana kau tahu?" tanya Jaerin
"Tidak penting dari mana aku tahu. aku sudah mengetahuniya sejak smp dulu bahawa ia dan teman-temanya mengetahui bahwa kau menyukainya. kau masih ingat kejadian saat kau jatuh karenanya?" ucap Hyunkyo.
Jaerin mengangguk.
"Temannya sengaja menggodanya. Mereka tahu kau menyukai Jonghyun. Ia mendorong Jonghyun kepadamu. Tapi Jonghyun tidak berani bicara kepadamukan? Mungkin saja karena ia tahu kau menyukainya. ia tidak tahu harus berkata apa." Ucap Hyunkyo.
Jaerin mengepalkan ke dua tangannya. Ia tidak percaya.
Seminggu kemudian…
"Hai~ itu dia." Ucap HYunkyo memandang seseorang.
Jaerin yang duduk di depannya hanya terdiam.
"Ada apa denganmu? Biasanya kau tidak ketinggalan sedetikpun untuk memandangnya." Ucap Hyunkyo.
Jaerin tidak menghiraukannya. Ia sibuk menikmati makananya.
"Apa ada masalah?" tanya Hyunkyo.
Jaerin meneguk air minumnya.
"Ya~" ucap Jaerin.
"Apa?" sahut Hyunkyo.
"Aku berusaha melupakannya." Ucap Jaerin.
"Waeyo?" sahut Hyunkyo.
"Karena dia Lucifer." Ucap Jaerin.
"Lucifer?" sahut Hyunkyo.
"Awalnya dia manis~ aku menyukainya~ tapi lama-lama ia menusuk dari belakang." Ucap Jaerin.
"Aku tidak mengerti." Ucap Hyunkyo.
"Dia sudah memuliki kekasih, tapi dia tetap berbagi rasa dengan yeoja lain. Perasaan yang tak seharusnya di bagi-bagi. Yeoja itu tahu dia memiliki kekasih, tapi yeoja itu tidak bisa lepas darinya. Dia memiliki bisikan maut yang membuat yeoja bertekuk lutut kepadanya. Ia mempunyai pandangan yang menakutkan. Karena pandangan itulah aku terjerat. Aku tidak bisa melupakannya. Dia sungguh kejam. Mencari korban dengan memberi kenikmatan. Pada akhirnya, ia menusuknya atu membuangnya." Ucap Jaerin emosi.
"Apa dia melakukan sesuatu yang buruk padamau?" ucap Hyunkyo khawatir.
"Bukan padaku, tapi pada yeoja lain~ aku memperhatikannya. Ada Lucifer di dalam dirinya. Untung saja agamaku kuat,. Jika tidak mungkin aku terperangkap dalam dunianya." Ucap Jaerin.
"Kau sungguh berlebihan Jaerin." Ucap Hyunkyo.
"Karena kau belum merasakannya." Sahut Jaerin
"Jadi dia melakukan sesuatu?" tanya Hyunkyo bingung.
Jaerin memejamkan matanya.
"Bisikannya, pandanganya, senyumnya itu memberkan cahaya kepadaku, membuatku bahagia~ tapi bisikannya, pandangnya, senyumnya juga membuatku terkekang. Semua ada di ingatanku dan tidak pernah lepas. Dia membuatku gila, tidakkah kau menyadarinya?" ucap Jaerin.
Hyunkyo menelan ludah.ia merasa ada benarnya. Sejak Jaerin menyukai Jonghyun, ia berubah. Jaerin menjadi orang lain tidak seperti Jaerin yang dulu.
"Jangan melihatnya." Cletuk Jaerin ketika Hyunkyo hendak mentap Jonghyun.
"Dia akan tahu jika kita membicarkannya jika kau melihatnya." Lanjut Jaerin.
"Dari mana kau tahu?" tanya Hyunkyo.
"Dari mana kau tahu dia tahu tentang perasaanku waktu itu~" ucap Jaerin lalu lanjut menyantab makanananya.
Hyunkyo terdiam ia mulai mengerti. Lalu ia mencoba berpikiran jernih. Lalu ia menyadari apa yang dikatakan Jaerin benar.
FLASH BACK
"Dia tahu jika di bicarakan. Waktu itu aku membicaraknnya. Jarakku dengannya kira-kira 2 kelaslah. Lalu aku memandangnya, dia tiba-tiba menatapku dan berkata 'Ada apa membicarakanku?' Aku terkejut mendengarnya." Ucap yeoja berambut pendek.
"Kau juga harus hati-hati dengannya. Ada sesuatu yang lain darinya. Semoga kau tidak terjerumus lebih dalam." Lanjutnya.
FLASH BACK END
"Jaerin~ aku percaya dia Lucifer. Tapi apakah tidak apa-apa kita memanggilnya Lucifer. Dia lebih baik dipanggil playboy." Ucap Hyunkyo.
"Tidak." Sahut Jaerin.
"Mengapa tidak? Bukankah dia mempermainkan yeoja?" tanya Hyunkyo.
"Dia lebih dari itu~ dia memiliki kekuatan yang kukatakan tadi. Dia bis menghipnotis~ dia Lucifer~" sahut Jaerin.
"Jika dia Lucifer, menghipnotismu~ bagaimana kau bisa sadar?" cletuk Hyunkyo.
"Kan sudah aku bilang agamaku kuat. Lagi pula aku sering mematahkan hipnotis. Bukankah aku pernah mencertakan padamu~ aku pernah keluar dari hipnotisan orang lain. Aku pernah hilang ingatan karena hipnotisku sendiri, dan aku bisa memecahkannya dan mengingat siapa diriku lagi." Ucap Jaerin.
"Kau sungguh yeoja yang hebat." Ucap Hyunkyo.
Jaerin hanya diam tidak berkomentar. Ia meneguk habis minumannya. Beberpa meter dari Jaerin dan Hyunkyo, Jonghyun duduk memperhatikan.
"Siapa mereka?" tanya namja yang duduk di sebelah Jonghyun.
"Teman satu sekolahku dulu." Jawab Jonghyun.
"Kau kenal baik dengannya?"
"Tidak. Aku tidak pernah bicara kepada mereka."
"Waeyo?"
"Salah satu dari mereka menyukaiku."
"Kau tidak suka kepadanya? Kau merasa terganggu?"
Jonghyun tersenyum.
"Tidak~ dia berbeda." Ucap Jonghyun.
"Berbeda? Yeoja yang menyukaimu yang mana?" tanya teman Jonghyun itu.
"Yang rambutnya panjang." Ucap Jonghyun.
"Apa yang beda?"
"Sesuatu yang belum aku lihat sebelumnya."
"Dari cara bicaramu sepertinya kau menyukainya."
Jonghyun tersenyum untuk kesekian kali.
"Meski aku menyukainya aku tidak dapat memilikinya. Aku tidak bisa dekat dengannya. Aku hanya dapat melihatnya dari jauh." Ucap Jonghyun.
"Dia sudah memiliki kekasih?"
Jonghyun menggeleng.
"Aku tidak pantas untuknya. Aku takut menyakitinya. Selama ini aku hanya berani memandangnya. Aku tidak bernani berbicara langsung kepadanya. Aku takut apa yang ku katakan padanya menyakitinya. Meski itu hanya kata maaf. Biarlah kami sama-sama menderita karena perasaan kami berdua. Karena ini demi kebaikan kami juga. Tidak sepantasnya kami bersama. Kami tidak di izinkan untuk bersama." Terang Jonghyun.
"Kata-katamu berat sekali. Apa tidak dapat di sederhanakan?"
"Kami tidak boleh bersama, kami tidak boleh mencintai, itu terlarang. Intinya cintaku dan darinya adalah cinta terlarang."
"Cinta terlarang? Bagaimana bisa?"
"Kau ingat tentang sejarah, cerita…"
"Stop~ aku tahu. pasti ada hubungannya dengan leluhurmu. Sebaiknya jangan cerita kepadaku. Aku tidak ingin terlibat terlalu dalam. Itu sebuah rahasia. Rahasiamu. Jangan libatkan aku, Jonghyun."
Jonghyun tersenyum melihat temannya ketakutan dan tidak mau mendengarkannya. Ia menatap kedua tangannya.
"Lucifer" gumamnya.
Cinta membuat orang bahagia
Cinta membuat orang terluka
Cinta membuatku untuk berbohong
Cinta membuatku menyakiti dia
Cinta membuatku menyakiti diriku
Cintaku membunuhku
Cintaku tidak boleh menguasaiku
Aku tidak ingin mati karena cinta
Tidak apa-apa aku terluka
Asalkan aku dapat hidup dan melihatnya
Aku ingin melihatnya di sini
Aku tidak ingin melihatnya di sana
Aku tidak ingin melihatnya dari tempat yang buruk itu
Karena dia tidak mungkin ada di sana
Cinta kau bukan cintaku
Cinta aku tidak memiliki hati
Cinta pergi dariku
Cinta biarkan hidup
Cinta ambil nafasku, jangan nyawaku
Cinta biarkan aku melihat cinta meski tidak dapat merasakannya
Terima kasih sudah membaca. Aku harap kalian dapat mendukungku ke depannya.
Kisah ini merupakan curhan hati. Cinta tak selamanya bisa bersama, bersatu atau memiliki.