Seusai makan malam, Davis minta izin menyampaikan sesuatu.
"Rindi...kakek Panji...bu Sum...saya meminta izin mendekati Rindi!"
"Hah! Apa?!" Rindi terbelalak kaget.
Ibu Sum tertawa senang. Kakek Panji bertepuk tangan.
"Apa-apaan ini! Ibu...kakek!" Rindi berdiri dari kursinya.
"Ibu setuju!"
"Terima saja, kakek suka dengan orang yang tegas!"
"Kakek...ibu!" Rindi terduduk lemas.
"Tidak masalah, kalian kan ingin dekat saja kan, bukan pacaran atau ingin menikah!" Kata ibu Sum senang.
OMG! Ibu mengira aku dan Davis pacaran!_ Rindi tak bisa berkutik. Bagaimana caranya menjelaskan kepada kedua orang tua, keduanya susah menerima penjelasan.
Rindi berpaling ke Davis, kemudian cepat-cepat berpaling. Davis tersenyum lembut kepadanya.
Terus terang Rindi terpesona dengan senyumnya.
Davis sangat tampan. Ketampanannya tidak kalah dengan Johan Harold.
Astaga! Kenapa aku masih mengingatnya! Rindi mengeluh. Sulit membedakan jatuh cinta dengan terpesona.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com