webnovel

Episode 4

Kemudian Sandra keluar dari ruang UGD bersama suster-suster dan juga dokter membantu mendorong hospital bed menuju ruang operasi.

"Ayo kita bantu dorong Sandra ke ruang operasi" sahut Laras ikut membantu

"Ayo-ayo" sahut Novi dan bella. Sementara yang lainnya berjalan mengikuti di belakang

" Lakukan sebaik mungkin dok, selamatkan teman saya" sahut Novi sebelum dokter masuk ke ruang operasi

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin" ujar dokter berjalan masuk ke dalam ruang itu

"Gue takut banget, kalo Sandra…" sahut Bella

"Husstt…lo nggak boleh ngomong kayak gitu. Kita harus optimis dan berdo'a supaya operasinya berjalan lancar dan Sandra pasti sembuh" sahut Zira

"Gimana kondisi anak saya pak?" Tanya soebroto papanya Sandra, tiba-tiba datang dan bergabung dengan para guru

" Sandra baru menjalani operasi pak" ujar pak Agus

"Operasi?" Tanya soebroto binging

"Iya pak, operasi kanker darah. Sandra mengidap penyakit kanker darah stadium akhir" sahut bu Dayu

"…" soebroto bungkam srubu bahasa, ia tak percaya bahwa putrinya selama ini mengidap penyakit berbahaya. Dan selama ini yang ia lakukan hanya memarahinya dan membentaknya

"Gimana sus?" Tanya Novi cepat ketika melihat seorang suster keluar dari ruang operasi

"Kondisi pasien semakin memburuk dan pasien juga sempat kehilangan detak jantung beberapa detik" ujar suster

"Hahh?? Ini gimana dong Sandra hiks..hiks.." sahut Bella

"Lakukan apa aja sus, selamatkan Sandra saya mohon" tukas Soebroto mendekat

"Pasti pak, kami akan melakukan semampu kami saya permisi dulu" sahut suster kemudian pergi

"Sandra maafin papa nak" gerutu Soebroto mengingat kejahatan yang selalu ia lakukan pada putrinya. Ia sama sekali tidak memberikan kasih sayang dan selalu sibuk dengan kantornya,sama sekali tidak memperhatikan kondisi putrinya selama ini

"Sudah pak, kita do'akan saja semoga Sandra bisa melewati masa-masa kritisny" sahut pak Agus mendekat

Sudah dua jam operasi berjalan dengan sangat menegangkan dan hampir saja merengggut nyawa Sandra. Akhirnya lampu operasi sudah mati tanda operasi sudah selesai, semuanya tampak tegang dan menunggu doketr keluar dari ruang itu. Berharap memberikan kabar baik .

"Gimana dok anak saya gimana ? baik-baik saja kan?" Tanya soebroto langsung

"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar. Tapi kondisi Sandra belum optimal, dia masih di masa-masa kritis dan harus di larikan ke ruang ICU" jelas dokter

"Sa..saya boleh masuk dok?" Tanya soebroto

"Nanti kalau sudah di pindah ke ruang ICU ya pak. Saya permisi dulu" ujar dokter

"Baik dok" tukas soebroto

Setelah Sandra di pindah ke ruang ICU hanya satu sampai dua orang yang boleh masuk ke dalam ruangan serba putih itu. Dan itu harus bergantian demi keamanan dan kesehatan pasien.

"San, maafin papa nak. Papa minta maaf selama ini papa nggak merawat kamu dengan baik" ujar Soebroto menggenggam jemari putrinya

"Papa nggak salah kok" sahut Sandra

"Kamu sudah sadar? Papa panggilkan dokter dulu ya" sahut Soebroto

"Nggak perlu pa, Sandra sehat kok Sandra nggak papa" sahut Sandra

"Papa tahu kamu kuat, papa mohon jangan tinggalin papa ya" pinta Soebroto

"Sandra sayang papa" ujar Sandra meneteskan air matanya

"Papa juga sayang sekali sama kamu nak" sahut Soebroto

" Pa boleh tolong panggilkan Novi sama Bella" pinta Sandra

" Sebentar papa panggilkan" ujar Soebroto berjalan keluar

"Novi sama Bella di panggil Sandra, kalian cepetan masuk" ujar Soebroto

"I..iya om ayok Bell" sahut Novi

" San…" ujar Novi di balik pintu

"Lo yang sehat ya cepet sembuh" sahut Novi mendekat

"Gue nggak papa kok, gue sehat" ujar Sandra

"Nggak usah sok kuat deh lo. Gue tahu lo kesakitan,seharusnya kita peka sama lo maafin kita udah ngebiarin lo ikutan lomba dan capek-capek sampai pingsan kaya tadi" sahut Bella

"Kalian nggak salah kok, gue beruntung punya sahabat kaya kalian berdua. Makasih ya udah peduli sama gue" sahut Sandra

"Kita selalu sayang dan peduli sama lo" sahut Novi memeluk Sandra

"Lo kalau ngerasa sakit atau butuh apa lo jangan sungkan bilang ke kita, kita pasti bantu lo kok" ujar Bella ikutan memeluk

"Thanks banget, oh iya Lay mana?" Tanya Sandra melepas pelukannya

"Lo ngapain sih nyari cowok brengsek itu" ujar Novi

"Kan dia pacar gue,nggak papa dong" sahut Sandra

"Lo nggak usah nyembunyiin dari kita lagi deh san, kita udah tahu kalo lo selama ini sakit gara-gara dia" sahut Bella

"Lay udah nyakitin lo San, dia udah nyelingkuhin lo sama si nenek sihir itu. Lo masih baik aja sih sama dia heran" sahut Novi

"Bagaimana pun juga dia masih pacar gue Nov. tolong panggilin dia ya" pinta Sandra

"Taa..tapi kan__"

"Nov plis…" pinta Sandra lagi

"Oke-oke gue panggilin Lay. Kita keluar dulu ya" sahut Bella

"Lo di panggil tuh" sahut Novi judes

"Lay, Sandra manggil lo" ujar Bella

"Gu..gue?" Tanya Lay memastikan

"Yaiyalah lo, yang namanya Lay siapa lagi udah cepetan sana!" sembur Laras mendorng pundak Lay masuk

"Ok..oke oke" sahut Lay

"San.." ujar Lay di depan pintu

"Ha..hay" sahut Sandra

"Maafin gue, gue nggak bermaksud jahat sama lo. Gue sayang sama lo,gue udah nggak ada apa-apalagi sama Vita" jelas Lay memeluk Sandra

"I..iya gue tahu, lepasin dong gue nggak bisa nafas nih" ujar Sandra

"Sorry..sorry" tukas Lay melepas pelukannya

"Gue sayang sama lo, maafin gue selama ini lo sakit karena gue" ujar Lay lagi

"It's oke gue udah biasa kok di sakitin haha" ujar Sandra menyungging senyumnya

"Lo kok ngomong gitu sih" sahut Lay

"Canda..canda! gue maafin lo kok. Makasih ya udah ngasih gue kesempatan buat gue ada di kehidupan lo" sahut Sandra

" Gue sayang banget sama lo, plis jangan ninggalin gue" ujar Lay memeluk Sandra lagi

" Makasih selama ini lo udah sayang sama gue, gue juga sayang sama lo" sahut Sandra membalas pelukan Lay

" Berarti lo nggak marah kan sama gue? Syukur deh lo nggak marah sama gue" ujar Lay senang

"San?" panggil Lay masih memeluk Sandra

"Sandra!" teriak Lay gelagapan ketika ia baru sadar Sandra sudah pingsan dari tadi

"Dokter!" teriak Lay berlari keluar

"Sandra kenapa?" Tanya Luhan cepat

"Nggak tahu, tiba-tiba dia pingsan" sahut Lay

"Dokter suster!" panggil Soebroto berlari ke ruangan dokter

"Tolong putri saya dok" sahut Soebroto

"Iya pak, saya periksa dulu ya" sahut dokter langsung masuk ke ruangan

Semuanya tampak tegang dan memandangi Sandra yang terlelap di balik pembatas kaca. Mereka sangat menginginkan dan berharap Sandra masih di beri kesempatan untuk tetap hidup, terutama Soebroto yang sangat merasa bersalah dan terus merutuki apa yang ia lakukan selama ini pada putrinya. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan.

" Gimana dok?" Tanya Soebroto langsung

"Maafkan saya, saya sudah berusaha semaksimal mungkin" sahut dokter

"Apa maksut dokter, Sandra baik-baik saja kan dia masih bisa bertahan kan dok?" sahut Novi kalang kabut

"Maafkan saya, putri bapak tidak bisa di selamatkan. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Saya permisi" jelas dokter

"Hiks..hiks..hiks.. nggak mungkin Sandraaaaa!!!" jerit novi sudah terpuruk di lantai

"Sandra!" pekik Soebroto langsung masuk dan memeluk putrinya

"Hiks..hiks..hiks.." Laras dan Zira ikut menangis melihat Sandra di balik kaca

"Sabar bro" ujar Chan menepuk pundak Lay yang sudah meneteskan air mata

"Gue banyak salah sama dia" ujar Lay memeluk Chan

"Lo udah kasih yang terbaik, ikhlasin! Sandra sudah tenang di sana" sahut Luhan menepuk pundak Lay