kak Choky duduk dan bercengkrama dengan cik Amami juga si kembar.
"perkenalkan saya Amami ibunya si kembar Hiko dan Hiro"
"saya Choky Kaka nya Shiori"
"Bu, dia kepala desa tau di layoka"
"oh ya, masih muda sudah jadi kepala desa hebat kamu. sudah punya pendamping kah?
"eh belum cik" ujar nya
"hishh, sudah hebat karir nya ganteng pula mana sih perempuan yang bakal menolak nak choky ini"
"iya Cik, dari umur 25 saya fokus di desa. dan itu sudah menguras energi dan waktu saya"
"emang sekarang nak Choky usia nya berapa?"
"sudah 30 cik"
"kepala desa di layoka berlaku seumur hidup kah? tanya Amami
"peraturan awal memang seperti itu, sampai saya mempunyai keturunan laki-laki, dia yang akan menggantikan saya. sistem masih keturunan cenayang"
"kamu sendiri menikmati kah menjadi kepala desa di usia muda yang tentu sangat tidak mudah untuk dijalani"
"saya sudah disiapkan oleh baba sejak usia 15. sebenarnya sih saya pun ingin ke dunia luar, namun ini wasiat dari leluhur. pekan depan kamu pun akan diskusi untuk membahas apakah dengan hilangnya peraturan kuno itu maka kepala desa bisa dipegang oleh siapapun ya dengan seperti orang kota pemilihan nya misal atau dengan cara lain"
"dunia luar yang dimaksud kak Choky itu apakah dunia kota?" tanya Hiro
"ya, seumur hidup baru kali ini aku pun ke kota, sungguh indah ya kota ini rapi dan bersih, penduduk nya pun ramah dan kota yang penuh keramaian namun tertib"
"bukankah peraturan kuno itu bagi bayi sampai dengan 10 tahun harus tinggal di kota?" tanya Amami
"memang benar cik, namun itu tidak berlaku bagi keturunan cenayang. yang kaum lelaki disiapkan untuk menjadi pimpinan desa sedangkan perempuan menjadi penasehat. dari kecil kami selalu di desa dan kami belajar persiapan itu semua" ucap Choky
"ya, coba diskusikan kembali dengan para warga desa, jika memang desa sudah maju mungkin akan berubah sistem pemilihan pimpinan " ujar Amami
"iya Cik, oh ya cik terimakasih kue nya, kemarin yang dibawa Shiori memang enak juara nih cik Amami"
"syukurlah jika kalian suka, oh ya dua pekan lagi nih bisa datang ke kota, cik mau buka toko galeri kue"
"oh ya, cik Amami mengundang saya dan keluarga "
"tentu, apalagi cik ingin bertemu dengan bubu mu. nanti datang ya" ucap Amami
" siap cik nanti saya sampaikan ke bubu"
______
"ini shera kok belum datang sih" bisik shiori ke Bara
"bentar saya massage dia dulu" ucap bara
"sher, kau akan datang ke rumah hiko kan? ini shiori sudah mau berpamitan. kau sudah sampai mana" tulis massage bara ke shera
"gimana, sudah ada balasan?" tanya shiori ke Bara
"belum nih" ujar bara
"masa iya aku pergi tanpa bertemu langsung dengan shera" bisik shiori
"ada yang berbisik-bisik nih" ucap Amami
"eh cik, iya nih saya sedang menunggu shera, kok dia belum datang."
"ya tunggu sebentar lagi, mungkin dia sedang dijalan. Hiko coba bantu hubungi shera ya" ujar Amami
"iya Bu, saya bantu hubungi shera dulu" hiko keluar ke teras rumah
"saya senang sekali shiori mendapatkan kawan sesolid ini, bertemu dengan cik dan juga yang lain membuat saya semakin tenang terhadap Shiori, dia akan berkembang " ucap Choky
"tenang kak, Shiori jika salah sudah ada pawang nya tuh" Hiro tunjuk bara
bara pun hanya tersenyum
"eh bara kok kau diam saja, ngobrol tuh sama calon Kaka ipar"ucap Hiro
"Bara, grogi tuh" ucap Amami
"kak choky tadi mudahkah jalan ke rumah si kembar " tanya bara dengan kaku
Shiori hanya tersenyum melihat kekakuan bara.
choky pun ingin mencairkan suasana, ditepuk lah bahu bara.
"iya agak susah sih, saya kesasar sedikit tadi terus sudah sampaikan intinya " ujar choky
"Kak, nanti hati-hati ya bawa mobilnya " ucap bara yang terlihat sekali grogi
"iya Bara, akan ku jaga kekasih ku dengan baik, next aku ingin ke rumah mu lho bar, jangan ditolak "
"tentu, saya dengan keluarga akan senang hati jika kalian berkunjung ke rumah" ucap bara
"siip.. Shiori ayo kita balik" ucap Choky
"sebentar kak, nunggu shera"
"sudah lah nanti bisa kamu pamitan di massage"
shiori pun melihat jam
" memang waktu sudah makin gelap, pasti nanti akan kemalaman sampai rumah " ucap dalam batin
"tunggu 10 menit lagi ya kak" ucap shiori
shiori tidak ingin pergi begitu saja, dilihat pun belum ada tanda shera tiba di rumah, massage bara pun belum di baca, ada apakah dengan shera.
shiori pun pergi ke teras disusul dengan Hiro, sedangkan Bara ditahan bercengkrama dengan cik Amami dan kak Choky.
bara sudah semakin cair berbicara dengan kak choky.
"gimana Hiko sudah bisa dihubungi kah si shera?!" tanya shiori
"belum bisa, aku pun sudah hubungi Bubu nya shera dia bilang shera sudah di jalan 30 menit yang lalu, ya mungkin sedang dijalan dan bentar lagi akan sampai " ucap hiko
hiko sebenarnya khawatir dengan shera, jarak rumah shera dengan hiko memang 25 menit dan harusnya shera sudah sampai saat ini juga.
"ya sudah, aku sudah minta kak Choky menunggu 10 menit lagi" ucap Shiori
detik waktu terus berjalan, sisa 2 menit lagi shiori akan pergi kembali ke desa. shiori tetap sabar menunggu hadirnya shera.
hingga terdengar lah suara teriakan Shera.
"shiori tunggu" shera berteriak
shiori menengok ke arah sumber teriakan itu, dan benar terlihat lah shera yang sedang menaiki berlari ke arah rumah hiko.
Shiori menghampiri shera dan saling berpelukan
"terimakasih sudah menungguku shera"
"kau dari mana saja"
"aku pakai bus umum dan mampir ke toko hiasan aku beli jepitan rambut ini untuk mu" ucap shera
shiori melihat jepitan rambutnya.
sini aku pasangkan ya, pasti kamu tambah cantik
Shiori mengangguk
"lihat, kamu makin cantik " ucap shera
"iya, terimakasih. kamu tak perlu mampir dan membelikan ku barang, cukup hadir mu shera" ucap shiori terharu
"apaan sih, toh aku ga terlalu lama kan sampai nya. jangan terlalu khawatir " ucap shera
sementara di dalam rumah, kak Choky mulai berdiri dan berpamitan
"cik, saya pamit dulu, saatnya kamu kembali didesa" ucap nya
"emangnya shera sudah sampai kah?" ucap Amami
"sudah cik," ucap bara yang melihat dari pintu shera dan shiori berpelukan
"saya antarkan ke depan " ucap Amami
" shiori sudah saatnya kita kembali, terimakasih semuanya kami pamit" ucap Choky
"shera, cik Amami hiko, Hiro,bara aku pamit ya"
"dua pekan lagi jangan lupa ya" ucap hiro
"siap"
kak choky dan shiori pun pergi, mobil itu melaju dengan kecepatan standar