Selain gelar 'istri Jenderal', Leng Xiang Yu tidak punya banyak hal yang dapat dia ditunjukkan.
Nama 'Luo Xing Lan' tidak boleh disebutkan di kediaman Jenderal Gu, maka dari itu tidak ada yang berani menyebutkan nama itu.
Namun, hari ini Leng Xiang Yu menggumamkan nama wanita itu.
Pelayannya, Bibi Lan Hong berkata, "Nyonya, Anda tidak perlu membandingkan diri dengan wanita itu, dia bukan siapa-siapa di hati Tuan."
Leng Xiang Yu pun tertawa dan berkata, "Memangnya apa yang sebenarnya kamu ketahui? Wanita itu beda dari yang lainnya. Apakah kamu bahkan menyadari bahwa semua istri simpanan yang sekarang dia miliki punya bentuk kemiripan dengan Luo Xing Lan? Beberapa dari mereka punya mata yang tampak seperti matanya, ada yang mulutnya terlihat sama seperti mulutnya dan yang sangat konyol, sampai-sampai salah satu dari mereka punya nama yang persis sama! Selain itu, Nyonya Zhou dimanjakan olehnya hanya karena mata dan lesung pipitnya terlihat mirip seperti wanita itu!"
Luo Xing Lan telah meninggal selama hampir 10 tahun. Para pelayan dan pembantu di kediaman itu sudah berganti beberapa kali dalam 10 tahun terakhir, sehingga tidak seorang pun tahu kebenarannya dan kebanyakan mereka bahkan tidak tahu tampang Luo Xing Lan seperti apa.
Meskipun Bibi Lan Hong adalah pelayan kesayangan Leng Xiang Yu, pelayan itu baru memulai bekerja di kediaman Jenderal Gu sejak lima sampai enam tahun yang lalu. Setelah mendengar apa yang dikatakan Leng Xiang Yu, dia tertegun karena tidak tahu seluruh kisah istri simpanan-istri simpanan itu.
Leng Xiang Yu menyadari bahwa dia terlalu banyak bicara sehingga dia menghela napas dan berhenti bicara. Dia mengalihkan topik pembicaraan dan bertanya, "Apakah kamu mendapat berita dari Tuan Muda Kedua?"
Bibi Lan Hong pun berkata, "Jangan khawatir, Nyonya. Saya baru saja menerima pesan bahwa Tuan Muda mungkin akan tiba dalam beberapa hari."
Leng Xiang Yu merasa lega dan berkata, "Tolong bersihkan halaman Tuan Muda. Dia suka kalau semuanya bersih. Ia tidak akan bisa tidur nyenyak bila berdebu."
"Jangan khawatir, Nyonya. Sudah disiapkan karena kita punya pelayan untuk membersihkannya setiap hari. Jadi semuanya dalam kondisi baik."
Leng Xiang Yu merasa lega dan berpikir betapa beruntungnya dia masih punya putra yang baik.
Putranya, yang merupakan satu-satunya tuan muda di keluarga itu, adalah pilar utama kekuatannya. Ini karena tidak ada yang bisa memengaruhi posisinya jika putranya masih ada. Sebaliknya, para istri simpanan lainnya hanya akan mendapatkan hak istimewa mereka selama beberapa tahun.
Leng Xiang Yu berhasil mengesampingkan perasaan depresinya ketika memikirkan putranya. Dia pun terus memerintahkan para pelayan untuk mempersiapkan kepulangan putranya yang satu itu.
….
Gu Xie Tian tidak menghabiskan malam di halaman Nyonya Zhou tetapi hanya makan malam dengannya. Dia tidak berfokus sepanjang makan malam dan hampir tidak mendengarkan apa yang dikatakan Nyonya Zhou.
Setelah makan malam, Gu Xie Tian pun pergi. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk mengikutinya ketika dia masuk tanpa tujuan ke sebuah halaman kecil.
Halaman itu relatif kecil dan jauh dari rumah utama. Ada gembok yang tergantung di rantai pintu yang sudah berkarat. Pintunya tertutup lapisan debu tebal karena sudah lama tidak ada yang pernah berkunjung ke sini.
Gu Xie Tian berhenti sebentar di depan pintu. Setelah beberapa waktu, dia mengertakkan gigi dan mematahkan gembok yang menghalanginya kemudian berjalan masuk ke halaman.
Suasana di halaman itu terasa agak sepi. Rerumputan tumbuh sangat liar hingga telah mencapai ketinggian manusia biasa. Pintu dan jendela di bangunan gedung itu pun juga rusak.
Gu Xie Tian berdiri di sana dan kemudian mendorong pintu untuk memasuki rumah.
Pajangan di rumah itu sangat sederhana, tetapi karena tidak ada yang membersihkan rumah, semua furnitur dan pajangan tertutup lapisan debu.
Di dalam kamar terdapat sebuah ranjang besar yang ditutupi selimut usang.
Gu Xie Tian tidak menghiraukan kotoran disekitarnya. Perlahan dia duduk di tepi ranjang dan menyentuh selimut usang itu. Saat jari-jarinya menelusuri permukaan selimut, lebih banyak debu beterbangan. Merasa sedikit tidak nyaman, akhirnya dia memeluk selimut di tangannya seolah sedang mencari bau wangi seseorang.
Namun, sekarang sudah 10 tahun berlalu. Meskipun wanita itu memiliki selimut ini dan menggunakannya setiap hari, dia tidak pernah bisa menemukan aromanya yang wangi lagi!
"Xing …." dia memeluk selimut itu dengan erat sampai kuku-kukunya memutih. "Aku di sini, dan aku di sini untuk mengunjungimu. Sudah bertahun-tahun berlalu, apakah ... kamu menyesal?"