webnovel

Godaan

บรรณาธิการ: Wave Literature

Untungnya, Gu Xi Jiu datang ke sini hanya untuk mendapatkan pengetahuan.

Lagi pula, dia punya ingatan dari pemilik tubuh sebelumnya, tetapi dia jarang pergi ke luar. Dia justru lebih cenderung tinggal di dalam rumah saja. Dengan demikian, pengetahuannya sangat terbatas dan tidak memadai.

Buku belum populer di era ini. Terlebih lagi buku-buku yang dia temukan dengan susah payah ditulis dalam huruf tradisional secara vertikal, tanpa tanda baca, pula. Jadi, dia mulai merasa sedikit pusing hanya setelah membaca beberapa halaman ….

Mengalami banyak hal secara langsung seharusnya jauh lebih baik daripada hanya membaca. Karena itu, dia pikir akan lebih baik baginya jika dia menyaksikan dan mengalami hal-hal di dunia ini secara langsung.

"Adik, kamu benar-benar mau belajar. Ayo, silakan minum teh untuk melegakan tenggorokanmu." Rong Che menjentikkan jari-jarinya dan secangkir teh melayang menuju tangan Gu Xi Jiu ....

Gu Xi Jiu mengangkat tangannya dan cangkir teh itu beralih ke telapak tangannya. "Terima kasih untuk tehnya, Tuan," dan mengangkat cangkirnya untuk bersulang.

Mata Rong Che berkilat sedikit saat ia diam-diam menggunakan tiga puluh persen kekuatan batinnya. Tidak seorang pun seharusnya bisa menerima cangkir yang ia lontarkan tanpa memiliki kekuatan batin dengan tingkat yang sama. Yang membuatnya terkejut, bocah kecil hitam itu bisa menerima cangkir itu dengan begitu mudah.

Yang membingungkannya adalah dia sama sekali tidak bisa mengerti kekuatan batin apakah yang digunakan bocah itu untuk menerima cangkir.

Dia bukan usil atau orang yang akan membela melawan ketidakadilan.

Alasan mengapa Rong Che menurunkan martabatnya dan membawa masuk Gu Xi Jiu, adalah karena sepertinya ia pernah menyaksikan teknik yang baru saja digunakan bocah itu untuk melawan penjaga pintu, yang tampaknya seperti teknik serupa yang telah digunakan Gu Xi Jiu sebelumnya.

Rong Che pun merasa ragu, dan karenanya ia membawa bocah itu masuk.

Rong Che ingin menguji gerakan bocah itu dengan memegang tangannya tetapi ia tidak pernah mengira kalau bocah itu akan mengibaskan tangannya dan mencegahnya untuk mengujinya.

Gu Xi Jiu terlalu pandai menyamarkan dirinya, bahkan tanda lahirnya yang tampak jelas bisa disembunyikan dengan baik!

Bentuk tubuhnya juga telah berubah sama sekali.

Karena bocah itu terlihat sangat berbeda dari Gu Xi Jiu setelah menyamar, Rong Che bahkan tidak bisa mengenalinya setelah mengamati dengan cermat.

Apakah bocah itu seorang perempuan?

Rong Che menuangkan secangkir teh lagi dan menjentikkan cangkir teh dengan jarinya ke arah bocah itu sekali lagi, "Untuk teh sebagus ini, kamu harus minum perlahan untuk mencicipinya. Karena hanya dengan seteguk, kamu tidak akan bisa menikmati cita rasanya."

Cangkir teh hijau muda itu bergerak perlahan di udara, tetapi teh di dalamnya bahkan tidak beriak. Cangkir teh itu sepertinya dikelilingi oleh aura terang. Ini karena Rong Che menggunakan 50 persen dari kekuatan batinnya ....

Di Kerajaan Fei Xing, hampir tidak seorang pun bisa menerima apa pun yang dia kerahkan dengan lima puluh persen kekuatan batinnya, bahkan Rong Yan, bintang yang sedang naik daun itu pun, tidak sanggup menerimanya.

Gu Xi Jiu mengerutkan keningnya. Walaupun dia tidak terlalu menyadari gelombang cahaya yang dikerahkan dalam berbagai jenis tenaga dalam, dia tahu cangkir itu tidak mudah ditangkap menurut kecepatan dan posisinya.

Kemungkinan besar dia tidak akan bisa menangkapnya bahkan jika dia ingin.

Tiba-tiba, sebuah ide terbesit di benaknya. Kakinya bergerak dengan cepat dan ringan ke arah cangkir teh dari samping. Lalu, mulut mungilnya mendekati tepi cangkir dan menghirup teh itu terlebih dahulu, "Teh ini benar-benar enak!"

Dengan cepat dia berjalan lagi mengikuti arah gerak cangkir itu dan menyesap teh untuk kedua kalinya, "Aromanya manis sekali."

Kemudian Gu Xi Jiu menjentikkan jarinya dan menyeruput seteguk teh terakhir. Sementara itu, cangkir teh akhirnya mendekat, sehingga Gu Xi Jiu menjentikkan cangkir itu kembali dengan jarinya, "Terima kasih, Tuan."

Kedua mata Rong Che menyala, menangkap cangkir itu kembali. Sambil mengacungkan jempolnya, ia memuji, "Adik, kecepatanmu benar-benar tidak dapat ditebak. Aku terkesan!"

Gu Xi Jiu menyahut, "Terima kasih atas pujianmu, Tuan." Kecepatannya sebenarnya berasal dari kategori bela diri kuno dan dapat digunakan bahkan tanpa kekuatan batin. Karenanya, metode itu bagus jika digunakan untuk meloloskan diri.

"Adik kecil, kemampuan kung fu-mu benar-benar mencengangkan! Bolehkah aku tahu kamu berasal dari klan mana?" Rong Che menatapnya dengan sepasang matanya yang indah.

Rong Che sangat menguasai kung fu, dan maka dari itu ia ahli dalam mempraktikkan kung fu dari masing-masing klan.

Biasanya ia bisa dengan mudah mengenali klan lawannya segera setelah ia menggunakan kungfunya, tetapi ia belum pernah melihat versi kungfu yang baru saja digunakan bocah itu!