Di Fu Yi perlahan-lahan mengamati pemuda itu dengan tatapan ingin tahu, "Jika kau tidak memiliki cukup uang perak, kau bisa menggadaikan batu giok di pinggangmu untuk membayar makanan ini."
Pria muda itu menjadi sangat pucat. Giok di pinggangnya adalah harta paling berharga yang dimilikinya. Giok itu adalah harta keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun dan bernilai ribuan keping emas. Ia tidak mengira anak itu memiliki mata yang tajam sehingga bisa mengenali nilai batu giok itu yang sebenarnya.
Sekali lagi, pemuda itu tersenyum dengan terpaksa, "Anak kecil, apakah kau mencoba mengolok-olok aku? Kau tidak akan bisa menghabiskan hidangan sebanyak itu. Makanan itu hanya akan terbuang sia-sia …."
Di Fu Yi menjawab dengan senyum manis, "Makanan ini tidak akan terbuang sia-sia karena hidangan ini bukan hanya untuk kami berdua. Hidangan itu untuk tunggangan kami yang sekarang menunggu di luar."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com