webnovel

7. Kamu yang selalu di hatiku

Aku mulai pesimis dan curhat ke Hary. Dan rasa optimis kembali muncul, setelah mendapat semangat darinya. Paling tidak aku dapat pilihan terakhir. Tapi… jika aku lulus di Unpad yang rasanya tak mungkin itu, kami sudah memiliki mimpi. Dia akan menemaniku mengelilingi Bandung, membayangkan itu semua membuatku merasa bahagia dengan khayalan yang tak akan mungkin tergapai.

Menunggu pengumuman hasil seleksi, yang terasa begitu lama. Aku mulai bosan berada di rumah, tapi aku tak punya tujuan yang jelas untuk keluyuran. Ya udah… aku ambil hape langsung kirim SMS ke Hary.

Aku: Hey… lagi ngapain nih?

aku boring banget di rumah yank…

pengumunannya masih lama…

Dia: Lagi dengerin dosen ni yank…

sabar ya… siapa sabar disayang tuhan… :-)

Aku: Oh… lagi kul ya?

Ya udah… aku nggak akan ganggu, met kul aja ya ^_^

Dia: Kamu nggak ganggu kok.

Kalau bosen, SMS aja… aku seneng nemenin kamu ;)

Kami pun SMS-an, dan kebosananku lenyap sudah. Hary… Hary… Hary… nama itu selalu berada di benakku. Dari nya aku mendapatkan sedikit bayangan tentang dia. Katanya, dia sudah berkacamata sejak SMA, Jujur, aku sangat seneng lihat cowok berkacamata minus. Menurutku tampak lebih cute dan cerdas.

Suatu hari, dia nanya-nanya sewa hotel di kota ini berapa per hari? Kenapa dia nanya itu? Jangan-jangan otaknya ngeres? Aku tanya kenapa dia nanya-nanya sewa hotel segala, dia bilang dia mau melancong ke sini, biar bisa bertemu.

Kecurigaan berubah jadi senang. Tapi… yang namanya nginep di hotel pasti sangat mahal, dan dia tidak memiliki keluarga di kota ini. Dengan terpaksa, ku larang dia datang ke sini.

Kami SMS-an sepanjang waktu. Dari pagi hingga ke malam, tanpa ada batasan waktu.

Akhirnya, hari penentuan datang juga. Tanganku gemetaran saat membuka laman pengumuman hasil seleksi di internet. Memasukkan nomor ujian dan ternya aku tak lolos.

Aku: Yank…

ternyata aku nggak lulus.

Jangankan di Unpad, pilihan terkhir saja aku ngga masuk?

Aku sediiiiiiiiiiih yank :-(

Dengan cepat kilat, Hary membalas pesanku

Aduh yank… aynk jangan terlalu sedih ya?

Persaingan SBM emang sulit.. jangan terlalu dipikirin ya…

Aku jadi lemes, dan pesannya tak ku balas. Aku terbenam dan terpuruk, ternyata begini rasanya gagal. Karena udah masuk hitungan jam SMS Hary tak ku balas, kembali dia kirim pesan

Dia: Ayank pasti sedih banget ya?

Di sini aku gak konsen dengan kuliah karna mikirin ayank.

Apa yang harus ku lakukan agar ayank nggak sedih lagi?

Aku: Yank… kamu kuliah aja!

Aku nggak apa-apa kok..

Aku mau coba ambil poltek aja.

Aku mau berangkat daftar nih

Dia: Wah… sykurlah yank.

Kamu memang ayankku yang kuat.

Aku akan doakan kamu sukses selalu ^_^

Aku: Makasi cinta, dukunganmu ankat aku dari jurang keterpurukan yang paling dalam.

I luv u so much

Dia: Luv u too… semangat ya ynk…

Aku langsung membeli formulir ujian masuk politeknik. Sorenya Hary kembali mengirim pesan

Dia: Gimana yank? Beneran nggak sedih lagi kan?

Aku: Udah aman nih :-) berkat kamu aku jadi tegar… yank…

tolongin aku pilih jurusan yang bagus donk?

Aku nggak tahu bagusnya ambil apa

Dia: Nah… gitu donk yank?

Luv U :-*

Semangat ya!!!

Oke… buat ayank, apa yang nggak?

Emang apa aja pilihannya?

Aku: Ada tek. Telkom, tek. Komputer, tek. Listrik, tek. Mesin, tek. Elektronika.

Tp aku ragu antara elektronika/ telkom?

Dia: Ynk… coba ambil poli Bandung gak?

Menurutku bagusan telkom

Aku: Oke ynk… aku ambil apa yang menurutmu yg terbaik.

Aku nggak ambil Bandung, sorry yank.

Doakan ya?

Dia: Aku akan doakan yg terbaik untuk mu yank!

Gakpapa kok.

Belajar yang semangat ya!

Aku nggak akan ganggu belajarmu

Aku: Cynk… kamu nggak pernah ganggu aku kok… makasi cayankku..

Begitulah… sudah seminggu Hary tidak pernah menghubungiku. Aku sedih, kesepian, betek, bingung, berprasangka, dalam pikiranku dia main di belakangku, dan aku begitu merindukannya. Jika aku chat, nanti dia akan mengira aku tak belajar. Aku terus memikirkan dia, Hary lagi ngapain ya? Kabarnya gimana? Masih ingat sama aku nggak ya? Dan akhirnya… SMS dari Hary datang juga…

Dia: Yank… gimana kabarnya nih?

pasti lagi belajar ya?

Semangat!!!

Miss U n Luv U so much…

Aku: Kamu jahat… udah lupa ma aku ya?

Aku terus mikirin kamu, aku merindukanmu ynk…

Dia: Kok bilang aku jahat sih?

Bukannya aku jahat…

aku nggak mau ganggu belajarmu

Tapi pesan nya tak ku balas.

Besoknya adalah hari ujian. Pagi-pagi aku sudah bangun, habis sholat subuh aku langsung belajar. Dan hapeku berdering, ternyata orang yang paling ku cinta menelpon menggunakan telpon rumahnya. Ini bukan untuk pertama kalinya dia menelpon menggunakan telpon rumahnya, tapi aku angkat dengan memelas

"Hallo…"

"ayang… udah bangun kan?"

"Ya udah lah?"

"Kamu marah ya?"

"Hmmmm"

"Aduh yang… kerasin suaranya yah.. nggak kedengaran atuh?"

Dari balik terdengar suara ibu-ibu yang logat Sunda juga, lumayan jelas

"Lagi nilpon nyak?"

"Iya…"

"Buruan atuh?"

"Iya…"

"Barusan mama nya ya?"

"Iya… Mama juga mau nelpon"

"Oh… ya udah… aku nggak marah… cuma kemarin lagi rindu aja, tapi nggak ada kabar dari kamu"

"Bukan gitu yank… aku Cuma nggak ingin ganggu kamu. Nanti ujian kan?"

"Aku tahu kok Ry.. iya… nanti ujiannya jam sepuluh. Doakan aku sukses ya?"

"Pasti boss.. nanti ati-ati ya?"

"Iya…"

"Dach sayang…"

"Daaah.."

Mendengar suaranya barusan, bagai endorphin yang memberi ketenangan. Dan semakin yakin bisa mengahadapi ujian kali ini. Dan dengan semangat aku melaksanakan ujian masuk politeknik.

Selesai ujian, aku pulang naik bus operasional kampus. Sepanjang perjalanan menjelang sampai Pasar Baru di perbehentian terakhir. Aku selalu terbayang akan Hary. Ada suatu keyakinan yang membuatku yakin dia menyayangiku walau tidak tahu wajahku, kami sama-sama sepakat untuk hal itu dan aku bener-bener menyayanginya walau aku tak tahu dia bagaimana.

Dulu di sosmednya, pernah kutanyakan tentang fotonya. Katanya dia tidak hobby berfoto sama sekali. Dia mengaku wajahnya tidak tampan, saat difoto malah jadi makin jelek. Dan satu hal yang sangat lucu buatku, dia memiliki name profile ~antipoligami~ pernah menanyakan mengapa dia beri nama itu

"Aku nggak suka prinsip poligami. Untukku hanya ada satu cinta, yaitu cinta untuk Ayank"

Aku tersentuh dengan kegombalannya, waktu itu yang aku rasa hanya sebuah ketulusan, namanya juga dimabuk cinta. Dan aku percaya dia memiliki aku dalam hatinya, dan sekarang, saatku buka facebooknya, ternyata sudah tidak aktif.

Kembali aku tersadar dari lamunanku, semua penumpang telah turun, kami telah sampai di perberhentian terakhir di Pasar Baru. Aku melanjutkan perjalanan menuju Andalas, karena Chesi sudah bekerja menjaga kios di Andalas dekat SMP 31 Padang. Di sana, sudah ada Feli dan Menik yang lagi ngumpul.

Feli akan melaksanakan ujian program mandiri, sedangkan Menik sudah lulus di Pendidikan Bahasa Inggris waktu seleksi kemarin. Dari temen-temen aku tahu waktu pendaftaran lalu, Menik cuma mengisi satu pilihan di formulir pendaftarannya yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan dia lulus. Menik adalah orang yang memiliki cita-cita sama denganku. Yaitu menjadi sutradara yang kerja sampingannya sebagai guru. Aku dan dia sama-sama suka menulis cerpen, aku sering baca karyanya, begitu juga sebaliknya dia suka baca karyaku.

Tapi sekarang aku dan Menik berbeda, dia hanya menempuh beberapa tahap lagi untuk menggapai cita-citanya. Sedangkan aku? Entah jadi orang apa nggak nantinya…

"Gimana ujiannya? Sukses?" tanya mereka serempak.

"Insya Allah" jawabku sumringah. "Fel… udah siap untuk besok? Mau ambil farmasi kan?"

"Iya… Insya Allah… doakan aku sukses ya?"

"Pasti.." jawab kami serempak.