Hari berganti hari, seakan waktu cepat membawa kita ke masa depan padahal masih menikmati nikmatnya masakini.
Waktu itu Hasan dan temannya berjalan-jalan ke pasar perkotaan, sambil melihat-lihat sesuatu yang ingin dibelinya tak disangka mereka melihat santri nakal itu kita sebut Kang Anas.
Mereka tidak mau kehilangan jejak lagi, dengan penuh hati-hati mereka mendekati Anas dengan merindik di pinggiran para penjual.
Terlihat Kang Anas duduk sendiri di warung dekat pasar, seperti menunggu seseorang.
Tak lama yang ditunggunya datang yaitu seorang gadis yang sangat cantik.
Dia duduk berdampingan layaknya seorang suami istri, bercanda tawa sesekali Kang Anas mencubit pipinya yang terlihat putih merona.
Hasan dan temannya sudah berada tidak jauh darinya, mereka mendengar apa yang mereka bicarakan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com