webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
372 Chs

337. Did You Really Miss Me?

Nadia berusaha menempelkan ponsel di telinganya. Dari tadi, ia terus saja mencoba menghubungi Fauzan. Kemaren, memang rasanya kepalanya sangat penuh dengan kekacauan. Nadia salah bicara.

Nadia lalu menjauhkan ponsel dari telinganya. Ini sudah yang ke lima kalinya, mungkin. Ia menatap layar ponselnya yang kembali berwarna hitam karena padam.

Nadia menghela nafasnya. Merasa kesal dengan Fauzan. Padahal, sudah jelas kemarin Fauzan menilai jika Nadia yang berusaha untuk selalu menghindar ketika ada masalah. Tapi, kenyataannya Fauzan sendiri yang justru melakukan hal yang sama.

Nadia terdiam sesaat. Ia melihat ke arah jam dinding. Sama seperti yang tertera pada layar ponselnya. Pukul satu siang.

Setelah puas mengobrol dengan Mika tadi, Nadia merasa bahwa memang dirinya juga salah. Nadia seharusnya membela Fauzan di awal. Tidak seharusnya juga dia menolong Erick yang baru saja dipukul Fauzan.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com