webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
372 Chs

154. Nadia's House

Fauzan menghentikan mobilnya. Setelah memarkirkan mobilnya dsngan sesuai arahan dari Nadia. Setelah itu, Fauzan mematikan mesin mobilnya.

Setelah itu, Fauzan dan Nadia yang ada di dalam mobil, melepas sabuk pengaman yang melingkar di badan mereka.

Fauzan memperhatikan sekitar. Ia melihat sebuah bangunan yang cukup besar dengan halaman yang cukup luas. Di sanalah rumah Nadia. Perjalanan sekitar empat jam lebih, dari kos Nadia ke rumahnya.

"Kelihatannya sepi sekali?" tanya Fauzan pada Nadia. Nadia hanya tersenyum mendengarnya.

"Pasti ayah dan ibu masih belum pulang," kata Nadia.

"Loh, memangnya ayah dan ibumu bekerja?"

"Ibuku, guru di taman kanak-kanak, ayahku, budidaya ikan nila di rumah," jelas Nadia.

"Loh, kalau jam segini bukannya guru sudah pulang? Dan ayahmu seharusnya ada di rumah saja, kan?" tanya Fauzan. Ia berbicara sambil melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul hampir jam satu siang.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com